Pilpres 2019

Cawapres Sandiaga Uno Kenalkan Cucu Pendiri NU sebagai Juru Bicara Prabowo-Sandi

KH Irfan Yusuf ikut menjadi tim pemenangan pasangan Prabowo-Sandi di Pilpres 2019.

Editor: Iksan Fauzi
tribun jatim/aqwamit thoriq
sandiaga uno serukan resolusi jihad ekonomi 

SURYA.co.id | JAKARTA - KH Irfan Yusuf ikut menjadi tim pemenangan pasangan Prabowo-Sandi di Pilpres 2019.

KH Irfan Yusuf atau arkab dipanggil Gus Irfan ini adalah cucu pendiri Nahdlatul Ulama (NU), KH Hasyim Asyari.

Di tim pemenangan Prabowo-Sandi, Gus Irfan akan menjadi juru bicara.

Baca: Hari Ini, Prabowo Sapa Warga Ponorogo dan Menikmati Kuliner Sate Ayam Lego

Baca: Besok, GNPF Aksi Bela Tauhid 211 di Tengah Duka Pesawat Lion Air Jatuh. Ini Kata Wakapolri

Baca: Prabowo Berziarah ke Makam Tokoh Agama di Jember

Kamis, (1/11/2018) di Posko Pemenangan, Jalan Sriwijaya, Kebayoran Baru, Jakarta Selatan, Cawapres Sandiaga Uno memperkenalkan Gus Irfan kepada publik. 

"Saya perkenalkan Gus Irfan, beliau merupakan tokoh NU, dan mengenal topografi pesantren," ujar Sandiaga Uno yang juga Cawapres nomor urut 02 itu.

Lebih detail, siapakah Gus Irfan ini? 

Kordinator Juru Bicara Prabowo-Sandi, Dahnil Anzar Simanjuntak mengungkapkan, Gus Irfan merupakan anak ketiga dari Yusuf Hasyim.

Baca: Aksi Bela Tauhid 211 Jumat 2 November Dianggap Kurang Relevan. Ini Penjelasan Menko Polhukam Wiranto

Baca: Jangan Terprovokasi HTI, Imbau Wiranto kepada Massa Bela Tauhid 211 Besok

Gus Irfan merupakan pengasuh pondok pesantren di Tebuireng, Jombang, Jawa Timur.

"Beliau garis keturunan pendiri NU. Beliau paham betul kegiatan pesantren. Beliau cukup banyak membantu menjelaskan kepada publik kegiatan pesantren, terkait gerakan ekonomi pesantren," kata Dahnil Anzar.

Dahnil Anzar mengatakan nantinya Gus Irfan akan membantu komunikasi Prabowo-Sandi ke akar rumput, terutama mengenai program pesantren dan ekonomi pesantren.

Di tempat yang sama, Gus Irfan mengatakan terpanggil bergabung ke dalam Badan Pemenangan Nasional ( BPN) Prabowo-Sandi.

Gus Irfan sebenarnya nyaman di dunia pesantren. Namun, kondisi bangsa empat tahun terakhir membuat dirinya gamang dan memutuskan bergabung dengan Prabowo-Sandi untuk mengikhtiarkan perubahan.

"Saya sebetulnya nyaman di pesantren, namun melihat situasi 4 tahun ini, masa saya harus egois mengutamakan kenikmatan saya di sana (pesantren)" pungkasnya.

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved