Sambang Kampung
Ingin Belajar Bikin Kue Tradisional? Silakan Berkunjung ke Kampung Kue Kali Rungkut
Kampung Kue di Rungkut Lor Gang 2 merupakan salah satu ikon kampung di Surabaya.
Penulis: Sulvi Sofiana | Editor: Iksan Fauzi
SURYA.co.id | SURABAYA - Kampung Kue di Rungkut Lor Gang 2 merupakan salah satu ikon kampung di Surabaya.
Dengan dana mandiri dan sistem pemasaran tradisional, ibu-ibu di kawasan RT 4 RW 5 Kelurahan Kali Rungkut, Rungkut, Surabaya ini telah berhasil menjual ribuan kue tradisional tiap hari.
Aktivitas penjualan kue tradisional itu mulai dini hari hingga subuh terlihat di gang selebar tiga meter di gang 2.
Baca: Cerita Warga Wisma Kedung Asem Indah Tangkap Basah Tetangga yang Jadi Simpanan Kapolres
Baca: Geliat Warga Kedung Asem Bentuk Kampung Destinasi Wisata BUNAKEM. Ini Awal Mulanya
Karena telah terkenal sebagai pemasok aneka jajanan kue basah di Surabaya, para tamu telah berdatangan ke kampung ini.
Mulai dari sekedar melihat hingga ikut terjun membuat aneka produksi kue basah.
Melihat antusias warga dan para tamu, Ketua Kampung Kue, Choirul Mahpuduah mengatakan, Warga Kali Rungkut Ciptakan Kampung Edukasi Kue Basah sebagai bagian dari Kampung Kue.
"Karena setiap dapur produksi ibu-ibu ini bisa jadi area belajar jajanan tradisional yang tidak ada di pabrik-pabrik besar,"ungkapnya.
Untuk persiapan ini, para ibu-ibu di wilayah tersebut diedukasi untuk lebih terbuka dan belajar berbagai jenis jajanan kue basah.
Meskipun awalnya hanya menguasai pembuatan satu jenis kue.
"Jadi meskipun bisa semua jajan, nanti pelanggannya bisa tahu ingin lemper buatan siapa, kue lumpur buatan siapa," urai wanita yang pernah meraih predikat Pahlawan Ekonomi ini.
Meskipun dengan dapur sederhana, tapi kampung kue dapat memberikan wisata jajanan dan edukasi pembuatan jajanan lengkap.
Meskipun kerap berbeda dengan ekspektasi pengunjung, namun Bu Irul, sapaan akrabnya menekankan agar para ibu berbangga.
"Orang-orang ekspektasinya biasanya tinggi ada tempat produksi bersih dan luas,tetapi kami tetap bangga dengan kesederhanaan kami. Ya bikin kue ada yang di teras, ruang tamu ya disekitar are tinggalnya situ," ujarnya.
Bu Irul merasa kampung Kue cukup siap menjadi kampung wisata dan edukasi karena aktivitasnya yang terjadi setiap hari.
Meskipun ada tamu berkunjung secara mendadak, kampung ini sangat siap dengan produksinya.
Suparmiatun (53), warga kampung mengungkapkan sudah mulai terbiasa menerima kunjungan tamu.
Ia juga sudah mulai bisa mengajari para tamu yang ingin ikut membuat crispy almond.
"Sering mendampingi, karena tinggal nyetak jadi tinggal mengarahkan. Cuma kadang nggak bisa banyak orang karena tempatnya sempit," ungkapnya.