Berita Kesehatan
6 Gejala yang Menandakan Stroke Akan Menyerang, Salah Satunya Nyeri pada Bahu
Banyak orang tak menyadari sejumlah gejala stroke terkadang dirasakan oleh tubuh, hingga pada akhirnya stroke akan semakin parah
Penulis: Putra Dewangga Candra Seta | Editor: Adrianus Adhi
SURYA.co.id - Banyak orang tak menyadari sejumlah gejala stroke terkadang dirasakan oleh tubuh, hingga pada akhirnya stroke akan semakin parah
Stroke hampir sama dengan serangan jantung. Bedanya, stroke menyerang bagian otak
Stroke terjadi ketika beberapa bagian otak terganggu dan itu membuat tubuh kita tidak dapat berfungsi secara normal.
Gejala - gejala stroke biasanya berkembang dengan cepat, tetapi kadang-kadang bisa memakan waktu berjam-jam atau bahkan berhari-hari untuk menyadari bahwa ada sesuatu yang salah pada tubuh kita.
Jadi, jika Anda merasa mengalami salah satu di antara gejala berikut jangan mengabaikannya.
Dilansir dari laman Bright Side, inilah 6 gejala yang menandakan stroke mungkin akan menyerang.
1. Tekanan darah tinggi
Tekanan darah tinggi dapat menyebabkan masalah berat seperti stroke dengan merusak saraf otak atau melemahkan pembuluh darah dan menyebabkan kebocoran atau pecah.
Selain itu, tekanan darah tinggi adalah alasan pembentukan bekuan darah dalam aliran darah dan membawa mereka ke otak, menyebabkan stroke dalam proses.
2. Masalah penglihatan
Stroke dapat menyebabkan penglihatan ganda, kehilangan penglihatan pada satu mata, atau penglihatan kabur.
Ketika sekitar 1.300 orang yang pernah mengalami strok disurvei di Inggris, mereka semua ingat masalah penglihatan atau penglihatan yang kabur menjadi indikator kuat stroke menyerang.
3. Mati rasa pada satu sisi tubuh (wajah, tangan, atau kaki)
Mati rasa di wajah, tangan, atau kaki adalah gejala umum dari stroke.
Dalam beberapa kasus, ada juga yang mengalami kelumpuhan di sisi yang berlawanan di mana stroke terjadi di otak.
4. Pusing
Dalam sebuah penelitian, vertigo dan pusing juga merupakan gejala umum yang dirasakan orang yang mengalami stroke.
Kebingungan yang dirasakan oleh seseorang adalah hasil dari sisi otak yang terkena.
5. Migrain tiba-tiba
Selama stroke, aliran darah ke otak terhalang atau terputus karena gangguan yang disebabkan dalam aliran darah
Itu bisa membuat robekan atau kerusakan pembuluh darah yang menyebabkan migrain sangat mendadak atau sakit kepala parah.
6. Leher kaku dan nyeri bahu
Pembuluh darah yang pecah di otak dapat menyebabkan leher kaku atau nyeri bahu.
Jika Anda tidak dapat menyentuh dada dengan dagu padahal tidak mengalami obesitas atau kondisi lain, segera periksa ke dokter.
Menurut laporan NCBC, orang-orang dengan kondisi berikut lebih mungkin mengalami stroke.
- Orang dengan tekanan darah tinggi: Tekanan darah dianggap tinggi jika 140/90 mmHg atau lebih.
- Usia dan Jenis Kelamin:Pria yang lebih tua lebih cenderung berisiko stroke daripada orang muda atau wanita.
- Merokok: Merokok dapat mempengaruhi jumlah oksigen yang mencapai otak dan juga dapat menyebabkan banyak kerusakan pada pembuluh darah.
- Diabetes: Diabetes disebabkan oleh kekurangan insulin yang mengatur tingkat gula dalam tubuh. Ketika ada kekurangan insulin, gula tidak akan bisa mencapai ke bagian tubuh di mana energi dibutuhkan (Otak misalnya).
- Penyakit Jantung: Penyakit jantung dapat menyebabkan pembekuan darah, terkadang mengakibatkan gangguan aliran darah yang dapat menyebabkan stroke.
Lantas bagaimana cara mencegah stroke?
Aktivitas berjalan kaki ternyata bisa menurunkan risiko sejak dini.
Hal ini dijelaskan dalam hasil penelitian dari Universitas Gothenburg di Swedia, seperti dilansir dari laman Dailymail.
Katharina Sunnerhagen seorang profesor yang mengatakan bahwa ada banyak bukti yang menjelaskan bahwa aktivitas fisik mungkin memiliki perlindungan pada otak.
Profesor Sunnerhagen mengatakan bahwa olahraga bermanfaat bagi banyak hal.
Penelitian yang dilakukannya menunjukkan bahwa, olahraga tidak hanya berdampak positif pada fisik saja.
Olahraga yang teratur dalam satu minggu bisa mengurangi risiko stroke pada seseorang di masa tuanya nanti.
Sebuah penelitian lain di Inggris juga mengatakan hal yang sama.
Penelitian tersebut dilakukan pada 350.000 lebih orang.
Dari hasil penelitian di Inggris menemukan bahwa mereka yang sering berjalan atau bersepedah, mengurangi risiko kematian akibat stroke atau penyakit jantung hingga 30 persen.
Sekitar setengah dari peserta penelitian yang dilakukan profesor Sunnerhagen, mengungkapkan bahwa secara fisik mereka tidak aktif berolahraga sebelum terkena stroke.
Yang artinya mereka kurang berolahraga atau melakukan aktivitas fisik sebelum terkena sakit.
Dari 925 orang yang diteliti, 481 orang mengalami stroke.
Dari 481, 127nya menderita stroke sedang atau berat.
Sisanya, 384 orang yang rajin melakukan aktivitas atau olahraga ringan berhasil mengurangi risiko stroke.
Ternyata, untuk menghindari penyakit yang berbahaya sekalipun bisa diatasi dengan cara olahraga ringan seperti berjalan kaki asalkan dilakukan dengan teratur
Baca: Rafathar Mengaku Tak Mau Minum Susu Lagi Usai Syuting Iklan Produk Susu, Alasannya Cuma 3 Kata
Baca: Marion Jola Gandeng Mesra Seorang Cowok Saat Manggung, Sebut Dirinya Menang Banyak’
Baca: Soimah Ungkap Perjuangan Masa Kecilnya Saat Buang Air Besar, Harus Jalan Kaki Dulu Sampai 50 Meter