Rumah Politik Jatim
Prabowo Dikritik Andi Arief, Pengamat Unair : Prabowo-Sandi Gunakan Strategi Dua Lapis
"Kalau saya melihat memang pertimbangannya jangka panjang, karena kampanye kita masih enam bulan lagi," kata Hari Fitrianto.
SURYA.co.id | SURABAYA - Wasekjen partai Demokrat, Andi Arief kerap melontarkan cuitannya di media sosial Twitter terkait Pilpres 2019.
Dalam cuitannya tersebut, kadang kala Andi Arief terang-terangan mengkritik Capres Prabowo Subianto.
Baca: Benih Cinta Alfianti Fauziah pada Persebaya Tumbuh karena Perjuangan Bonek
Satu di antara, ia mengkritikan Prabowo malas untuk turun ke bawah menyapa masyarakat.
Pengamat politik Universitas Airlangga (Uniar) Surabaya, Hari Fitrianto pun memberikan komentar terkait hal itu.
Hari Fitrianto melihat hal itu adalah strategi bagi pasangan calon nomor 02 di Pilpres 2019.
"Kalau saya melihat memang pertimbangannya jangka panjang, karena kampanye kita masih enam bulan lagi," kata Hari Fitrianto kepada TribunJatim.com (grup SURYA.co.id), Selasa (16/10/2018).
"Kalau dihabiskan di awal bisa terengah-engah di hari akhir," ujarnya.
Ia memperkirakan, pasangan Prabowo-Sandiaga menggunakan strategi dua lapis, yang mana partai akan bekerja terlebih dahulu, dan kandidat secara perlahan akan muncul di akhir.
Strategi dua lapis Prabowo-Sandi karena pertimbangan dari jangka waktu kampanye yang cukup panjang.
"Mungkin Prabowo menggunakan strategi dua lapis, yang pertama saat ini yg kampanye partainya dulu baru kandidatnya,"
Ia menjelaskan, saat ini elektoral dari pasangan Prabowo-Sandi hanya berkisar 30 persen, dan kemungkinan besar nilai elektoral itu datang dari Gerindra dan Sandiaga Uno.
"Ya belum melakukan apa-apa itu, hanya suara Gerindra. Saya curiga dari 30 persen sumbangan Sandi cukup banyak dengan elektoralnya, bisa jadi suara Sandi menyumbang angka 10 persen," bebernya. (Aqwamit Torik)