Berita Malang Raya

Fakta Mengejutkan Air Terjun Kedung Malang, Lokasi Tewasnya Mahasiswa Unair Asal Sumenep

Yudi Kurniawan Prasetyo Bukan Korban Pertama yang Tewas di Air Terjun KEdung, Bantur, Malang. Ada Apa dengan Lokasi ini?

Penulis: Ahmad Amru Muiz | Editor: Musahadah
surabaya.tribunnews.com/Ahmad Amru Muiz
Warga dan petugas mengevakuasi jenazah mahasiswa dari Sumenep Madura yang tewas diduga karena terpeleset di air terjun Kedung, Kecamatan Bantur, Kabupaten Malang, Selasa (29/8/2017). 

SURYA.co.id | MALANG - Tewasnya Yudi Kurniawan Prasetyo (21) seorang mahasiswa asal jalan Raya Gapura, Sumenep, Madura, di bawah air terjun Kedung, desa Bantur, kecamatan Bantur, kabupaten Malang, Selasa (29/8/2017) menguak fakta mengejutkan.

Ternyata, Yudi bukan korban pertama di air terjun tersebut. 

Sebelumnya, ada satu korban yang juga tewas di air terjun Kedung. 

Sedangkan yang terjatuh terpeleset dan mengalami luka ringan hingga berat tidak terhitung.

Hal ini diakui Kapolsek Bantur, AKP Yatmo saat dikonfirmasi Surya, Selasa (30/8/2017).

Menurutnya, kecelakaan yang berujung maut itu disebabkan  lokasi air terjun Kedung selain curam juga batunya berlumut sehingga licin.

Demikian juga dengan air sungai yang tiba-tiba keruh campur lumpur cukup membahayakan bagi pengunjung yang terjatuh.

Karena itu, menurut Yatmo, pihaknya bersama desa setempat telah menutup lokasi wisata itu sejak setahun lalu.

Apalagi, lokasi tersebut cukup sepi dan jauh dari pemukiman warga.

"Makanya, tadi teriakan minta tolong dari teman korban tidak didengar oleh warga dengan cepat. Baru beberapa saat kemudian ada dua warga yang mendengar dan bermaksud memberi pertolongan tapi korban sudah meninggal," kata Yatmo, Selasa (29/8/2017) malam.

Memang, diakui Yatmo, tanda larangan bagi kunjungan wisatawan hanya kayu, namun sebelumnya sempat ada papan pengumuman larangan bagi pengunjung ke air terjun. Tapi papan tersebut hilang dan tinggal kayu penutup jalan yang mudah dilalui.

"Itulah mengapa kami bersama pak Kades dan pak Camat sepakat menutup lokasi tersebut. Besok rencananya kami akan memberi tanda larangan berkunjung kembali yang lebih besar dan kuat sehingga tidak mudah dirusak," tutur Yatmo.

Diberitakan sebelumnya, air terjun ini kembali menjadi perbincangan setelah memakan korban Yudi Kurniawan Prasetyo, Selasa (29/8/2017) kemarin.`

Diduga, korban meninggal dunia setelah terpeleset dari batu besar yang ada di tebing air terjun yang dipanjatnya untuk mengambil foto selfie.

Kasubag Humas Polres Malang, Ipda Ahmad Taufik menjelaskan, dari keterangan teman korban, Alfan Anas (21) Mahasiswa UMM asal desa Pakamban Laok, kecamatan Peragaan, kabupaten Sumenep, Madura, terungkap bahwa keduanya tiba di air terjun sekitar pukul 10.00 WIB.

"Di lokasi, keduanya berfoto-foto sambil nyantai di air terjun Kedung," kata Ahmad Taufik, Selasa (29/8).

Keduanya, lanjut Taufik, mandi di sungai bawah air terjun.

Hanya saja, Alfan yang bisa berenang mandi hingga ke tengah sungai. Sedangkan korban mandi di tepian sungai.

Selesai mandi, keduanya berkemas dan bersiap untuk berangkat pulang meninggalkan lokasi air terjun sekitar pukul 11.00 WIB.

Namun tanpa bicara, korban berjalan menuju ke arah tebing sebelah barat sampai di batu besar. Ketika dipanggil-panggil tidak ada jawaban dari korban. Selanjutnya Alfan berusaha mencari dan menjumpai sandal korban terapung di pinggir sungai.

"Saat itu juga, Alfan menyelam ke dalam sungai mencari korban dan berhasil menarik tubuh korban ke tepi sungai, namun korban sudah meninggal dunia," ucap Taufik.

Kejadian itupun, menurut Taufik, diberitahukan Alfan ke warga yang kebetulan ada di dekat lokasi air terjun Kedung yang meneruskan laporan ke perangkat Desa dan ke Polsek Bantur.

Petugas kepolisian yang datang ke lokasi, ungkap Taufik, langsung melakukan pemeriksaan luar terhadap tubuh korban. Dan tidak ditemukan adanya luka mencurigakan pada tubuh korban.

"Hanya saja, pihak keluarga menolak dilakukan otopsi terhadap tubuh korban dengan membuat surat pernyataan. Dan jenazah diserahkan kepada keluarga untuk dimakamkan," tandas Taufik.

Informasi yang dihimpun Surya, korban adalah mahasiswa dari Universitas Airlangga. Bahkan, mendiang seharusnya akan diwisuda pada pertengahan September 2017 mendatang.

Hal ini terungkap dari komentar seorang netizen yang ternyata masih merupakan kolega orangtua korban.

Dalam kolom komentar Facebook yang memberitakan tentang insiden ini, netizen tersebut mengatakan bahwa korban bakal diwisuda pekan depan.

"Iya anaknya bu ida yg kul di Unair.. Mau wisuda tggl 10 sptember besok ini....Td aq dri sna,,ksian bu ida..." tulis netizen tersebut.

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved