Profil
Atindriya: Padat dan Macet bikin Kesasar Jalur Tol
Kondisi semakin parah menjelang satu kilometer (km) sebelum masuk pintu tol Dupak atau biasa disebut pintu tol Pasar Turi.
Penulis: Sri Handi Lestari | Editor: Parmin
SURYA.co.id | SURABAYA - Mengendarai mobil di tengah suasana banjir di Surabaya, Jumat pagi (15/4/2016), menjadi pengalaman tidak terlupakan bagi Atindriya.
Akibat suasana itu mahasiswi program Kenotariatan Universitas Airlangga ini sempat "kesasar" di pintu tol yang salah.
"Ceritanya sekitar pukul 07.00 WIB, saya berangkat dari daerah Kertajaya, akan ke arah Gresik. Saat itu hujan dan begitu masuk di daerah Jl Gentengkali, jalannya mulai banyak genangan," kata Atindriya.
Namun, arus lalu lintas masih belum padat. Antrian mulai terasa saat masuk Jl Raya Dupak, setelah Pasar Grosir Surabaya (PGS).
Kondisi semakin parah menjelang satu kilometer (km) sebelum masuk pintu tol Dupak atau biasa disebut pintu tol Pasar Turi.
"Antriannya panjang. Sekitar satu jam saya baru masuk tol. Kondisi arus lalu lintas sangat padat. Jalannya banjir," lanjut gadis yang besar di Semarang, Jawa Tengah itu.
Begitu masuk jalan tol, antrian kendaraan masih cukup padat. Hingga menjelang percabangan lajur menuju ke Gresik dan pintu tol Tandes, perempuan yang akrab disapa Diya ini ikut terdesak arus masuk ke lajur kiri hingga harus keluar di tol Tandes.
"Kebayang ya, di tengah hujan, antrian mobil, saya malah kesasar keluar tol Tandes Timur. Akhirnya turun ke Jl Margomulyo, putar balik, dan masuk tol lagi lewat pintu tol Tandes Barat. Itupun juga ada hujan, banjir, dan arus lalin yang merambat," lanjutnya.
Biasanya perjalanan dari daerah Kertajaya ke tol Romokalisari biasanya ditempuh dengan 1,5 jam. Tapi Jumat pagi, Diya harus merasakan perjalanan lebih dari tiga jam.
"Sangat luar biasanya perjalanan saya pagi tadi," pungkasnya.