Citizen Reporter
Maap Ini Yang Terjadi Jika Lansia Belajar Membaca
supersabar... itu yang harus dilakukan para tutor ini saat menghadapi para lansia yang tengah semangatnya belajar membaca...
Oleh : Sunandar
Mahasiswa Agroteknologi Universitas Muhammadiyah Malang
BELAJAR wajib bagi semua insan. Pun, bagi 100 warga binaan di Desa Gampingan, Pagak, Kabupaten Malang ini. Meski sudah tak lagi muda, warga binaan ini pantang menyerah belajar membaca, menulis, dan berhitung (calistung) dengan guru para mahasiswa Universitas Muhammadiyah Malang (UMM) yang tengah KKN di sana.
Pemandangan yang mengharukan di akhir Desember 2015 silam. Mereka berdatangan dengan membawa buku milik cucu mereka. Ada juga yang membelinya di pasar, atau membawa buku berbahasa Jawa.
“Mbah, ingin bisa membaca dan menulis agar tak merepotkan orang lain kalau mau minum obat. Kan, biasanya ada petunjuk di belakang bungkus,” jelas Paimun (65 tahun).
Terlepas dari beragam alasan warga binaan datang mengikuti kegiatan ini, kegigihan mereka menular kepada para tutor. Para mahasiswa tertantang bagaimana mengenalkan bentuk huruf dan bunyinya.
“Ini em (M) karena kakinya tiga, kalau ini en (N) karena kakinya dua,” ujar Saijan ketika masuk pada tahap latihan membaca.
Lebih menjadi tantangan lagi kalau warga binaan ini sudah terlalu medhok dalam mengucapkan sebuah kata.
“Ini ep (F) mas, bacanya maap,” jawab Painem, sembari tangannya menunjuk huruf F.
Namun harus diakui semangat belajar masyarakat Desa Gampingan, Kecamatan Pagak, Kabupaten Malang ini memang luar biasa. Meski ada kendala pada penglihatan karena memang sudah usia lanjut, namun mereka tetap berusaha keras untuk bisa membaca dan menulis. Alasan mereka sederhana, yaitu agar tidak merepotkan orang lain.
Untuk itu, para pengajar haruas benar-benar sabar. Mengingat mereka tidak bisa dipaksa untuk bisa membaca, namun juga tidak bisa dibiarkan tidak bisa membaca.
Cara unik mengajar mereka adalah dengan selalu mengaitkan huruf atau angka dengan semua yang ada di sekitar mereka.
“B untuk Belanda, S untuk Soekarno, O untuk Joko Widodo. Ngoten nggih bu?”
Seperti itulah yang dilakukan 18 mahasiswa UMM di kegiatan pemberantasan buta aksara. Kegiatan ini merupakan rangkaian kegiatan Kuliah Kerja Nyata UMM, 14 Desember 2015 sampai 14 Januari 2015 silam.