Monumen Jayandaru

Kisah Patung Jayandaru di Sidoarjo dan Tudingan Berhala

#SIDOARJO - Kalangan dari ormas keagamaan ini menuduh, patung-patung itu simbol berhala.

Penulis: Miftah Faridl | Editor: Yuli
Harian SURYA
TINGGAL KENANGAN - Patung Jayandaru di Alun-alun Sidoarjo. 

SURYA.co.id | SIDOARJO - Polemik Monumen Jayandaru di Sidoarjo menuai reaksi dari berbagai kalangan.

Mereka yang tidak setuju ada patung mengitari bangunan tugu, menuntut agar Pemkab Sidoarjo segera menurunkan patung itu.

Kalangan dari ormas keagamaan ini menuduh, patung-patung itu simbol berhala.

Bentuk monumen yang saat ini sebenarnya hanya berupa bangunan berupa tugu.

Sedangkan sembilan patung berbentuk manusia dibongkar.

Patung-patung itu sejatinya menggambarkan aktifitas perekonomian masyarakat Sidoarjo terutama disektor UKM. Misalnya, nelayan, pembuat krupuk dan petani.

Namun, patung-patung itu dianggap berhala oleh sejumlah organisasi masyarakat (ormas).

Akhirnya, pada 25 Februari lalu patung-patung tersebut diturunkan dan dipindahkan ke lapangan golf di Pasuruan.

Alhasil, monumen karya dari seniman I Wayan Winten hanya menyisahkan tugunya saja.

Begitu patung diturunkan, pondasi tempat patung itu diganti pot berisi kembang.

Beberapa kali Surya meminta komentar Kepala Dinas Kebersihan Kabupaten Sidoarjo, Bahrul Amiq. Namun, lulusan Amiq enggan memberikan jawaban yang panjang.

“Kami hanya ikuti perintah. Namun, sebenarnya semangat monumen ini adalah menjadi ikon Sidoarjo,” ujar Amiq.

Dia mengaku tidak memiliki kewenangan apapun termasuk masalah keberadaan patung itu.

Amiq hanya berharap, Sidoarjo kondusif. Sedangkan monumen ini menjadi bagian dari ciri khas Sidoarjo yang ikonik.

“Sidoarjo memang harus punya simbol kuat yang membuat masyarakat mengenal kota ini,” katanya. 

Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved