Kumpulkan Sampah Setengah Truk dari Gunung Rinjani

Mereka pulang tidak hanya membawa cerita, tetapi juga membawa oleh-oleh berupa sampah yang jumlahnya mencapai setengah truk.

Penulis: Adrianus Adhi | Editor: Parmin
foto: komunitas gimbal
Komunitas Gimbal Alas dan sampah yang mereka kumpulkan sepanjang perjalan menuju Puncak Gunung Rinjani. 

SURYA Online, MALANG – Komunitas Gimbal Alas akhirnya menyelesaikan ekspedisi mereka berjalan mundur menuju puncak Gunung Rinjani. Mereka pulang tidak hanya membawa cerita, tetapi juga membawa oleh-oleh berupa sampah yang jumlahnya mencapai setengah truk banyaknya.

Sampah-sampah ini merupakan temuan 16 pendaki sejak berada di Pos 4, Plawangan Sembalun. Pos ini merupakan pintu masuk menuju Puncak Rincani. Tim tiba di sini pada Sabtu (9/8/2014) pagi, atau hari ketiga pendakian.

“Di titik ini Tarpin masih memulai langkah mundurnya hingga ke puncak,” kata Oberlin Pasaribu, salah satu anggota tim yang terlibat dalam ekspedisi tersebut, Minggu (10/08/2014).

Tarpin adalah nama alias dari Iswahyudi (46). Pria asal Kedung Kandang, Kabupaten Malang ini merupakan aktor utama dari ekspedisi jalan mundur ini. Ia yang bertugas berjalan mundur, sementara 15 tim lainnya, termasuk Oberlin, bertugas membantu Tarpin.

“Sampah-sampah ini kami kumpulkan dalam kantong plastic hitam ukuran besar,” lanjut Oberlin.

Selain bertugas berjalan mundur, Tarpin juga membawa dan memunguti sampah. 15 rekannya juga sama, mereka bertugas mengarahkan jalan Tarpin, sembari mengumpulkan sampah sepanjang perjalanan.

Nah, karena mereka sudah disibukkan dengan mengumpulkan sampah. Perjalanan mereka selanjutnya pun selalu terganggu dengan sampah. Mereka merasa tak nyaman dengan sampah-sampah yang berserakan di areal pendakian yang menuju ke puncak. Kata Oberlin, sampah temuan mereka semakin banyak saat menuju ke puncak. “Kami juga tidur pun bersama sampah-sampah ini,” kata Oberlin.

Oberlin mengatakan sampah yang mereka kumpulkan, kira-kira mencapai setengah truk. Sampah ini didominasi sampah plastic, yang mereka duga berasal dari aktivitas pendakian sebelumnya. Sampah ini selanjutnya mereka serahkan pada petugas Pos 1 Sembalun pada hari ke empat, yakni hari terakhir pendakian. Pos Sembalun ini merupakan titik keberangkatan awal mereka menuju puncak Rinjani.

“Sampah-sampah ini kami selanjutnya kami serahkan pada petugas agar menjadi bukti kalau alam Rinjani belum terawat betul,” katanya.

Tidak hanya itu, mereka juga member saran pada petugas Taman Nasional di sana untuk membentuk volunteer yang bertugas membersihkan sampah. Pembentukan tim seperti ini, kata Oberlin sudah pernah dilakukan di Gunung Semeru setahun lalu, dan efektif menjaga lingkungan Semeru.

Gimbal Alas memulai ekspedisi ke Gunung Rinjani pada Minggu (3/8/2014) dari Kota Malang. Mereka selanjutnya menempuh jalur laut menuju Lombok, Nusa Tenggara Barat. Selasa (5/8/2014), tim ini tiba di Lombok.

Setelah menginap satu malam, komunitas pecinta lingkungan ini lalu melanjutkan pendakiannya menuju Puncak Rinjani melalui Pos Sembalun. Pendakian dengan cara ‘Jalan Mundur’ ini memakan waktu empat hari lamanya.

Aksi ini merupakan salah satu bentuk protes terhadap buruknya kinerja taman nasional, dan penggiat alam bebas dalam menangani masalah sampah. Jalan mundur ini juga bukan kali pertama dilakukan Gimbal Alas. Pada 2013, mereka juga pernah melakukan aksi serupa di Semeru dengan pesan serupa.

Aksi tersebut saat itu membawa dampak positif terhadap penanganan sampah dan kelestarian lingkungan khususnya di Taman Nasional Bromo Tengger Semeru (TNBTS).

Karena itu mereka mengulangi aksi ini kembali di Gunung Rinjani. Oberlin menambahkan para pendaki sebaiknya berkaca dengan aksi protes mereka ini. “Kenapa orang yang jalan mundur ke puncak bisa membawa sampahnya turun sedangkan yang jalan maju masih enggan melakukan,” kata Oberlin.

Oberlin menambahkan komunitas yang berdiri sejak 1986, kini sudah berada di Lombok. Mereka rencananya tiba di Kota Malang Selasa (12/8/2014).

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved