Pentas Wayang Thithi Tiap Hari Sampai 2 Bulan Lagi
Pada sesi sore, hadiahnya selalu 25 paket yang nilainya sekitar Rp 10.000 per paket
Penulis: Yuli | Editor: Satwika Rumeksa

SURYA Online, TULUNGAGUNG-Pentas wayang Potehi atau sering disebut juga wayang Thithi di Tulungagung sudah berjalan sebulan. Tiap hari dua sesi pementasan dan selalu ada hadiahnya bagi pentonton. Rencananya, dilanjutkan sampai 2 bulan lagi. Berapa banyak ongkosnya?
Hujan deras mengguyur Tulungagung, Senin (3/6/2013) mulai sekitar pukul 14.45 WIB. Padahal, seperempat jam lagi pentas wayang Thithi di Kelenteng Tri Dharma Tjoe Tik Kiong harus dimulai.
Belasan orang buru-buru masuk Kelenteng, bukannya pulang. Mereka setia menunggu pementasan wayang Thithi. Tetapi agaknya bukan jalannya cerita yang terutama mereka tunggu.
Bagi pentonton yang umumnya dari kalangan pas-pasan, sesi pengundian kupon berhadiah yang mungkin lebih penting.
Betul juga, selama 2 jam pementasan, mereka tak beranjak dari dalam Kelenteng sambil menonton wayang. Padahal, hingga pentas berakhir pukul 17.00, hujan belum reda.
"Bagi sebagian penonton, hadiah berupa minuman atau makanan ringan dan mie instan tentu berharga," kata Kuwato (sebelumnya tertulis Kuwat, atau Liem Giok Bing) kepada SURYA.co.id, usai pentas.
Kuwato adalah asisten dalang Sutarto dari Mojokerto. Ia juga perajin boneka untuk wayang Thithi. Kakak Kuwato, Santoso, adalah dalang untuk sesi malam hari, mulai pukul 19-21.
Menurut Kuwato, kakaknya-lah yang semula menjalin kerjasama dengan pengusaha bernama Yansen dari Mojokerto. "Pak Yansen ingin Potehi semakin dikenal masyarakat," ujarnya.
Santoso lalu mengajak timnya, termasuk Kuwato, untuk pentas setiap hari di Kelenteng. Sebelumnya, Santoso dan kelompoknya juga sering pentas di berbagai tempat, mulai Mojokerto sampai Sidoarjo. "Kalau di Kelenteng biasanya Rp 500.000 per 2 jam pentas," ujarnya.
Uang itu hanya untuk honor dalang dan 4 pemain alat musik seperti siter, kentongan dan lainnya. Besaran honor tidak dibagi rata. "Dalangnya tentu yang lebih besar," ujarnya.
Jika sehari dua kali pentas, selama 30 hari saja berarti butuh biaya untuk honor kira-kira Rp 30 juta. "Itu belum termasuk biaya untuk hadiah-hadiahnya," ujarnya.
Pada sesi sore, hadiahnya selalu 25 paket yang nilainya sekitar Rp 10.000 per paket. Jadi, selama 30 hari, kebutuhan hadiah untuk sesi sore saja sekitar Rp 7,5 juta.
Adapun hadiah untuk pentas sesi malam hari juga 25 kantong plastik, tetapi ditambah 1 lagi hadiah yang lebih mahal. "Biasanya rice cooker, handphone, kipas angin dan barang lain yang kira-kira harganya di kisaran Rp 200.000-Rp 300.000," ujar Kuwato.
Jika diambil rata-rata Rp 250.000, berarti kebutuhan hadiah untuk sesi malam sekitar Rp 500.000 (termasuk 25 paket hadiah kecil) atau Rp 15 juta per 30 hari.
Padahal, tiap malam Minggu, masih ditambah lagi hadiah utama berupa sepeda angin sampai sepeda motor. "Kalau malam Minggu selalu ramai," kata Kuwato.
Bulan-bulan ini tentu saja seperti bulan penuh berkah bagi Kuwato dan timnnya. Apalagi, Yensen menghendaki pementasan ini dilanjutkan sampai 25 Juli nanti. "Pak Yensen kadang-kadang juga ke sini untuk menonton dan memberi door prize tambahan," katanya.