‘Mayat’ Tergeletak di DPRD Kabupaten Pasuruan
Mayat yang diperankan oleh demonstran dari PMII Pasuruan ini adalah simbol bahwa wakil rakyat sudah mati
Penulis: Eko Darmoko | Editor: Rudy Hartono
Mayat yang diperankan oleh demonstran dari PMII Pasuruan ini adalah simbol bahwa wakil rakyat sudah mati, sebab tidak bisa menyejahterahkan rakyatnya.
Sekitar 50 demonstran PMII ini melakukan aksi di gedung dewan sebagai wujud keprihatinan karena APBD 2013 Kabupaten Pasuruan, hingga kini, belum disahkan.
“Seharusnya APBD ini sudah selesai di akhir 2012, tapi mengapa hingga kini belum selesai dan terkesan makin molor,” pekik Abdurrohman Amin, Pengurus Cabang PMII Pasuruan, Selasa (8/1/2013).
Demonstran menuding, kepemimpinan Bupati Dade Angga dan wakilnya Eddy Paripurna gagal menciptakan birokrasi yang sehat. Konsentrasi anggaran berbasis kinerja telah pudar, hal ini terbukti dengan seringkali terjadi mutasi jabatan. “Kepemimpinan Dade-Eddy hanya menjadi beban anggaran,” kata Amin.
Sementara itu, Sekretaris Komisi D DPRD Kabupaten Pasuruan, Siswanto, mengungkapkan, terkait kelambanan APBD 2013 dalam pengesahannya, itu bukan karena kesengajaan. Namun, karena hingga kini masih dilakukan pembahasan. “Membahas APBD bukanlah masalah sepele, kami masih harus membahasnya hingga matang sebelum mengesahkannya. Kami tidak ingin cepat-cepat menyelesaikannya, karena cepat bukan berarti tepat,” kata Siswanto ketika menemui demonstran di depan gedung dewan.
Dilanjutkan Siswanto, DPRD Kabupaten Pasuruan sangat menghargai kerja intelektual simpatisan PMII yang peduli dengan nasib rakyat. Namun, perlu disadari, sebaiknya jangan asal tuduh saja mengenai kelambanan pengesahan APBD 2013 karena anggota dewan yang malas-malasan.