Ingin Sukses? Merantaulah!
Menyimak perjalanan hidup Dahlan Iskan memang mengesankan. Andai dulu Dahlan tak merantau, ia mungkin hanya menjadi kepala desa!
Editor:
Tri Hatma Ningsih
Oleh: Muhammad Ali Murtadlo
Mahasiswa Hukum Keluarga Islam (Ahwalus Syakhsiyah) IAIN Sunan Ampel Surabaya
Rabu (7/11) saat Dahlan Iskan naik ke podium Annual International Conference on Islamic Study (AICIS) 2012 di Empire Palace Surabaya, sontak ruangan riuh dengan tepuk tangan. Menteri BUMN itu membuka seminar dengan kisah perjalanan masa kecilnya hingga menduduki posisi sebagai pembantu presiden.
Menyimak perjalanan hidup Dahlan Iskan setidaknya menginspirasi peserta yang hadir untuk menatap masa depan penuh optimistis. Dahlan berkisah, hidupnya berubah semenjak dia merantau ke Samarinda, selepas SMA. Merantau, tekan Dahlan, adalah kunci kesuksesannya. Merantau merupakan momentum besar untuk lepas dari belenggu masa lalu. Dengan merantau putuslah hubungan apapun, termasuk beban sosial. Dengan merantau akan lepas dari romantisme masa lalu, termasuk lepas dari cinta lama.
Andai dulu dirinya tak merantau paling-paling hanya menjadi kepala desa. Jabatan itu sudah termasuk wah untuk orang kampung. Andainya tak merantau mungkin saat ini dirinya sudah menjadi suami dari cewek kampung yang dulu dekat dengannya. Intinya, putus mantan Dirut PLN itu, merantau akan mendapat ganti yang lebih baik. Seperti apa yang dikatakan Imam Syafi’i, syaafir tajid iwadlon amman tufarikuhu. Merantaulah, niscaya akan mendapat ganti dari yang kau tinggalkan.
Mahasiswa Hukum Keluarga Islam (Ahwalus Syakhsiyah) IAIN Sunan Ampel Surabaya
Rabu (7/11) saat Dahlan Iskan naik ke podium Annual International Conference on Islamic Study (AICIS) 2012 di Empire Palace Surabaya, sontak ruangan riuh dengan tepuk tangan. Menteri BUMN itu membuka seminar dengan kisah perjalanan masa kecilnya hingga menduduki posisi sebagai pembantu presiden.
Menyimak perjalanan hidup Dahlan Iskan setidaknya menginspirasi peserta yang hadir untuk menatap masa depan penuh optimistis. Dahlan berkisah, hidupnya berubah semenjak dia merantau ke Samarinda, selepas SMA. Merantau, tekan Dahlan, adalah kunci kesuksesannya. Merantau merupakan momentum besar untuk lepas dari belenggu masa lalu. Dengan merantau putuslah hubungan apapun, termasuk beban sosial. Dengan merantau akan lepas dari romantisme masa lalu, termasuk lepas dari cinta lama.
Andai dulu dirinya tak merantau paling-paling hanya menjadi kepala desa. Jabatan itu sudah termasuk wah untuk orang kampung. Andainya tak merantau mungkin saat ini dirinya sudah menjadi suami dari cewek kampung yang dulu dekat dengannya. Intinya, putus mantan Dirut PLN itu, merantau akan mendapat ganti yang lebih baik. Seperti apa yang dikatakan Imam Syafi’i, syaafir tajid iwadlon amman tufarikuhu. Merantaulah, niscaya akan mendapat ganti dari yang kau tinggalkan.
Rekomendasi untuk Anda