Komunitas Sugar Glider Kampanyekan Hewan Asal Papua

Dengan sayap itu, hewan unik asal Papua itu pun bisa terbang selayaknya kelelawar.

Penulis: Siti Yuliana | Editor: Satwika Rumeksa
zoom-inlihat foto Komunitas Sugar Glider Kampanyekan Hewan Asal Papua
surya/siti yuliana
Nurul Ika, salah satu anggota komunitas Klub Pecinta Sugar Glider Indonesia (KPSGI) menunjukkan Sugar Glider dalam Pameran Satwa di MOG, Rabu (31/10/2012).
SURYA Online, MALANG- Klub Pecinta Sugar Glider Indonesia (KPSGI) Malang memamerkan puluhan Sugar Glider kepada pengunjung MOG, Rabu (31/10/2012).

KPSGI dibentuk oleh puluhan pecinta Sugar Glider pada 7 September 2012 lalu. Di samping sebagai forum, KPSGI juga bertugas mengenalkan Sugar Glider kepada khalayak.

Hewan lucu berjenis mamalia itu mampu menarik mata pengunjung. Sepintas, Sugar Glider mirip seekor tikus dewasa. Namun bila diamati, ternyata ada semacam sayap di bagian kiri dan kawan tubuhnya.  "Hewan ini golongannya Kanguru, hanya ada sayap seperti kelelawar," kata Diak Ashidqy, anggota KPSGI Malang.

Sayap pada Sugar Glider bukan hiasan semata. Dengan sayap itu, hewan unik asal Papua itu pun bisa terbang selayaknya kelelawar. "Tidurnya pun siang hari dan bangunnya malam hari. Kebiasaannya mirip dengan kelelawar," jelas mahasiswa Universitas Negeri Malang (UM) itu.

Diak baru mengenal Sugar Glider sejak enam bulan lalu. Sekarang dia memiliki sepasang Sugar Glider yang dinamai Pono (jantan) dan Noi (betina). Harga seekor Sugar Glider pun bervariasi tergantung jenis dan usianya, berkisar Rp 600.000 hingga Rp 17 juta. Beberapa jenis Sugar Glider seperti  black beauty, leucustict, cinnamon, dan  platinum. Harga termahal adalah jenis Leucustict yang mencapai Rp 17 juta per ekor.

"Kami juga mengkampanyekan kepada masyarakat bagaimana merawat Sugar Glider. Juga kami himbau agar masyarakat tidak berbuat semena-mena seperti mengecat bulunya," jelas mahasiswa semester 7 Jurusan Manajemen UM itu.

Diak menguraikan, cara merawat Sugar Glider sangat mudah, seperti merawat kucing. Yakni dimandikan dua kali seminggu dengan sampo bayi. Sementara untuk makanannya, Sugar Glider menyukai bubur SUN dan buah-buahan yang rasanya manis. "Karena itu namanya Sugar Glider, karena suka dengan makanan manis," tambah Diak.

Dalam KPSGI Malang terdiri sekitar 35 anggota. Setiap anggota, minimal memiliki sepasang Sugar Glider. Kebanyakan anggota KPSGI memilih hewan mungil itu karena lucu dan mudah dibawa kemana-mana.

Bahkan ke kampus pun, binatang itu kerap dibawa mereka. "Biasanya saya taruh kantong jaket atau tas khusus Sugar Glider, lucu dan bisa buat refreshing," tukasnya.

Pecinta Sugar Glider lainnya adalah Nurul Ika, mahasiswa kedokteran Hewan Universitas Brawijaya. Ika mengaku memiliki beberapa binatang peliharaan seperti kucing dan burung hantu. Namun, dari semua binatang peliharaanya itu, Sugar Glider-lah yang paling lucu. "Saat bosan, bisa terhibur dengan ulah Sugar Glider yang lucu itu. Bulunya juga halus sekali, sehingga enak dielus," ujar Ika.

Saking senangnya dengan Sugar Glider, Ika memiliki empat ekor jenis black beauty. Ke-empat Sugar Glider miliknya selalu dirawat dengan baik. Bahkan Ika juga memberikan vaksin agar tidak serserang virus.

Perilaku Sugar Glider membuat pengunjung tertarik. Puluhan pengunjung MOG terlihat mendatangi stand KPSGI Malang. Ada yang sekedar melihat atau bermain-main.

Tina, salah satu pengunjung asal Sawojajar Malang mengaku takjub dengan hewan satu ini. Selain gesit, mimik wajah Sugar Glider sangat lucu. "Biasanya saya lihatnya di TV, sekarang baru lihat nyatanya. Lucu dan menggemaskan," kata Tina. Meski tertarik, Tina tidak berniat memelihara Sugar Glider. Aktivitasnya yang padat menyebabkan dia ragu bisa merawat hewan mungil asal Papua itu

Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    Berita Populer

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved