17 Ribu Buta Aksara, Cuma 220 Orang Tersentuh Program
Anggaran pemberantasan buta huruf dari APBN untu sudah cair. Sayangnya, anggaran itu hanya untuk 220 orang.
Penulis: Siti Yuliana | Editor: Suyanto
Heri Wiyono, Kasi Pengembangan Pendidikan Nonformal Dinas Pendidikan Kota Malang, menjelaskan anggaran dari APBN itu telah disalurkan kepada 22 penyelenggaran pemberantasan buta huruf, dua minggu lalu. "Minggu ini, kegiatan belajar mengajar sudah dilaksanakan," kata Heri, Selasa (25/9/2012).
Dari 22 kelompok penyelenggara pemberantasan buta huruf tersebut, sebanyak 10 kelompok memperoleh dana pembelajaran Rp 3,6 juta untuk jenjang keaksaraan fungsional dasar. Sedangkan 12 kelompok lainnya memperolah anggaran Rp 4,6 juta untuk jenjang keaksaraan usaha mandiri.
Kelompok keaksaraan fungsional dasar yaitu kelompok yang mendapat pembinaan baca tulis dan berhitung. Sementara kelompok keaksaraan usaha mandiri mendapat binaan keterampilan usaha sesuai dengan potensi lokal daerah.
Waktu pembinaan kelompok keaksaraan fungsional dasar selama enam bulan atau 114 jam. Sedangkan kelompok keaksaraan usaha mandiri sebanyak 57 jam atau 57 jam. Setelah pembinaan selesai, maka Dinas Pendidikan akan melakukan evaluasi dan memberikan sertifikat bebas aksara.
Kuota anggaran yang hanya untuk 220 orang buta huruf terbilang kecil. Maklum data Badan Pusat Statistik (BPS) menyebutkan jumlah buta huruf di Kota Malang mencapai 17.000 orang lebih. "Karena jatahnya hanya itu, maka penurunan buta huruf masih sangat sedikit," ungkapnya.