Dari Petani ke Eksportir Kopi (1)
Ingin Mencetak Santri Menjadi Pengusaha
Para santri yang kebanyakan masih kuliah di perguruan tinggi di Sidoarjo dan Surabaya itu diajari memproduksi kopi olahan hingga menjual ke pasar.
Penulis: Mustain | Editor: Tri Dayaning Reviati
Di sela kesibukannya sebagai eksportir kopi, KH Muhammad Zakki menjadi sosok kiai sekaligus tentor wirausaha bagi 112 santri di Pesantren Mukmin Mandiri dan Agrobisnis yang didirikan, 1 April 2006.
Usianya 43 tahun. Siapa sangka kiai yang disegani ini dulunya adalah seorang petani kopi. Bahkan ilmunya sudah 'tinggi' dalam soal kopi, karena Muhammad Zakki telah menjadi pengusaha di bidang itu.
“Selain belajar agama, santri belajar mengelola usaha,”cetusnya kepada Surya ditemui di pesantrennya, kawasan Perumahan Graha Tirta, Waru, Sidoarjo.
Para santri yang kebanyakan masih kuliah di perguruan tinggi di Sidoarjo dan Surabaya itu diajari memproduksi kopi olahan hingga menjualnya ke pasar.
Ratusan santri ini diajak terlibat langsung mengolah biji hingga menjadi produk berubah kopi goreng dan kopi bubuk.
Menurut Muhammad Zakki, mereka langsung praktik menjadi tenaga pemasaran produk itu ke sejumlah pasar tradisional di seluruh Jawa Timur. Dalam sebulan, ratusan santri ini mampu memproduksi kopi goreng sekitar 20-25 ton. Ada dua merek kopi yang diproduksi para santri ini.
“Merek Makhota Raja dan Pendowo Limo,”cetus alumnus IAIN Sunan Ampel tahun 1993 yang menjadi pengurus Kadin Jawa Timur sejak tahun 2009 ini.
Para santri ini belajar selama tiga tahun. Begitu mereka lulus, pesantren tidak langsung melepasnya begitu saja. Namun tetap berhubungan dengan mereka dan mendorong agar mempraktikkan keahlian membuat kopi.
Menurut suami Etty Sriwinarti ini, pihaknya menyuplai bahan baku untuk para santri dan mendorong mereka membuka usaha di tempat asal masing-masing.
Ide mendirikan pesantren yang mendidik santrinya bermental wirausaha ini terbersit sejak menggeluti usaha kopi selama 15 tahun silam. Namun niat itu baru tercetus ketika dirinya menunaikan ibadah haji pada 2004 lalu.
Muhammad Zakki berdoa di Tanah Suci Makkah agar niatnya mendirikan pesantren bisnis terwujud. “Saya ingin membantu. Mereka diantaranya berasal dari keluarga kurang beruntung,” jelasnya.
Begitu pulang dari ibadah haji itu, Muhammad Zakki sedikit demi sedikit mewujudkan niatnya. Pesantren Mukmin Mandiri dan Agrobisnis mulai dibangun 2006 dan menerima santri. Kini 112 santri telah bermukim di pesantren yang lokasinya di tengah perumahan ini. Tahun 2013, pesantren siap menerima santriwati.
Lalu apa latar belakang mendirikan pesantren entrepreneur ini? Muhammad Zakki melihat banyak potensi agrobisnis di Indonesia yang belum dikelola secara baik. Di sisi lain, ia melihat potensi santri sangatlah besar jika diberi bekal bisnis.
“Potensi santri kurang diberdayakan, karena itulah saya ingin mencetak santri menjadi pengusaha. Karena saya pengusaha kopi, ya saya ajari berdagang kopi,”tandasnya.