Genjot Infrastruktur Tangani Banjir, Wakil Ketua DPRD Surabaya Ingatkan Partisipasi Warga

Pemkot Surabaya terus membangun infrastruktur pengendalian banjir secara masif. Anggaran sekitar Rp 1,1 triliun disiapkan di 2026.

Penulis: Nuraini Faiq | Editor: Titis Jati Permata
SURYA.co.id/Nuraini Faiq
BANJIR SURABAYA - Wakil Ketua DPRD Surabaya Arif Fathoni ikut berkomentar tentang banjir di Surabaya. Ia mengingatkan bahwa pembangunan proyek penanggulangan banjir itu harus diikuti partisipasi warga. Kesadaran warga tidak membuang sampah di saluran dan menjaga Infrastruktur yang sudah dibangun. 

Ringkasan Berita:
  • Pembangunan infrastruktur untuk mengatasi banjir terus digenjot Pemkot Surabaya. Anggaran sebanyak Rp 1,1 triliun disiapkan di tahun 2026 untuk mewujudkan hal tersebut.
  • Wakil Ketua DPRD Surabaya Arif Fathoni mengingatkan pembangunan proyek penanggulangan banjir itu harus diikuti partisipasi warga. Tak buang sampah di saluran air hingga menjaga infrastruktur yang ada
  • Toni mengusulkan konsep crowd monitoring, melibatkan masyarakat untuk mengirimkan dokumentasi warga  yang buang sampah sembarangan

 

SURYA.CO.ID, SURABAYA - Pemkot Surabaya terus membangun infrastruktur pengendalian banjir secara masif.

Anggaran sekitar Rp 1,1 triliun disiapkan di 2026. Termasuk di dalamnya menggenjot infrastruktur saluran dalam skala luas, rumah pompa, hingga bozem.

Namun Wakil Ketua DPRD Surabaya Arif Fathoni mengingatkan bahwa pembangunan proyek penanggulangan banjir itu harus diikuti partisipasi warga.

Butuh Kesadaran Warga Tak Buang Sampah Sembarangan

Kesadaran warga tidak membuang sampah di saluran dan menjaga Infrastruktur yang sudah dibangun.

Baca juga: DPRD Surabaya Siapkan Perda Pengembang Wajib Bikin Bozem sebelum Bangun Perumahan untuk Cegah Banjir

“Kalau kesadaran kolektif sudah terbangun, masyarakat bisa menjadi pagar ayu kebijakan Pemkot menanggulangi banjir. Sudahi buang sampah, perabotan sampai spring bed di saluran," kata Arif Fathoni, Jumat (14/11/2025).

Secara geografis Surabaya yang berada di daerah cekungan menjadi tantangan tersendiri. Air dari kawasan dataran tinggi seperti Malang serta aliran Sungai Brantas dan Bengawan Solo bermuara ke Surabaya.

Banjir di Surabaya Mulai Berkurang

Sementara itu, peringatan BMKG tentang potensi pasang air laut turut memperbesar risiko luapan air. Apa pun, semua harus dicarikan jalan keluar.

Saat ini banjir Surabaya sudah berkurang.  Beberapa tempat yang dulu langganan banjir itu kemarin sudah tidak ada. Artinya program pengendalian banjir yang dikebut selama ini sudah efektif.

Termasuk untuk penunjang penanggulangan banjir, DPRD bersama Pemkot Surabaya telah merumuskan skema pembiayaan alternatif agar proyek infrastruktur tidak terhenti di tengah jalan akibat keterbatasan anggaran.

Baca juga: Doa Agar Hujan Berhenti dan Tidak Menyebabkan Banjir Lengkap Arab, Latin, dan Artinya

Namun masalah klasik yang hingga kini belum terselesaikan yakni terkait rendahnya kesadaran warga untuk tidak membuang sampah ke sungai.

“Padahal perdanya sudah ada, dendanya Rp 50.000, tapi tetap tidak efektif. Kalau pemerintah kota yang ngomong itu dianggap angin lalu,” ingat Toni, sapaan Arif Fathoni.

Konsep Crowd Monitoring

Sampah berupa kasur dan perabotan tidak hanya menyumpal saluran, tapi juga  menghambat kinerja rumah pompa sehingga memperparah genangan.

Karena itu, DPRD mendorong Pemkot melibatkan influencer dan pegiat media sosial untuk membangun “kesadaran kolektif”.

Menurut Fathoni, strategi komunikasi lama sudah tidak efektif. Kini, eranya dikendalikan algoritma, sehingga pihak yang paling berpengaruh adalah mereka yang menguasai ekosistem media sosial.

Halaman 1/2
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved