Hari Santri Nasional 2025

Cetuskan Ide Kementerian/Dirjen Pesantren, Gernas Ayo Mondok di Surabaya Sampaikan Risalah HSN 2025

Menurut Gus Hans, satu di antara indikatornya adalah kehadiran negara dalam mendukung pesantren sebagai salah satu pilar lembaga pendidikan.

dok/Gernas Ayo Mondok
PENGUATAN PESANTREN - Sekjen Gernas Ayo Mondok, HM Zahrul Azhar As’ad (Gus Hans) memberikan penjelasan beberapa waktu lalu. Menyambut Hari Santri Nasional (HSN) 2025, Gernas Ayo Mondok menyampaikan tujuh butir risalah. 

SURYA.CO.ID, KOTA SURABAYA - Menyambut Hari Santri Nasional (HSN) 2025, Gerakan Nasional (Gernas) Ayo Mondok menyampaikan tujuh butir risalah. 

Lewat tujuh butir risalah itu, Gernas Ayo Mondok mengajak kalangan pesantren untuk menjadikan momentum HSN dalam menjaga eksistensi pesantren.

"Risalah ini kami buat dalam rangka peringatan Hari Santri Nasional dan demi menjaga marwah pesantren dan kiai guna mewujudkan pesantren sebagai pengawal Indonesia merdeka, menuju peradaban dunia," ujar Sekretaris Jenderal Gernas Ayo Mondok, HM Zahrul Azhar As’ad (Gus Hans) ketika dihubungi di Surabaya, Selasa (21/10/2025).

Bagi Gernas Ayo Mondok, Hari Santri Nasional yang diperingati setiap 22 Oktober harus menjadi momentum dalam menjaga komunikasi antara pemerintah dan pesantren. 

Menurut Gus Hans, satu di antara indikatornya adalah kehadiran negara dalam mendukung pesantren sebagai salah satu pilar lembaga pendidikan.

Dalam satu di antara risalah tersebut, Gernas mengusulkan pembentukan Kementerian Pesantren atau Direktorat Pesantren dalam kabinet Prabowo - Gibran. 

Lembaga tersebut diharapkan dapat memperkuat pesantren dari yang sebelumnya berada di bawah Direktorat Pendidikan Islam (Pendis) Kementerian Agama.

"Kami mendorong pemerintah di bawah kepemimpinan Bapak Prabowo Subianto dan Gibran Rakabuming Raka untuk segera membentuk Kementerian Pesantren atau setidaknya Direktorat Jenderal Urusan Pesantren agar Undang-Undang Pesantren, serta Dana Abadi Pesantren bisa terealisasi secara optimal dan tepat sasaran," kata Gus Hans.

Di sisi lain, Menteri Agama (Menag), Nasaruddin Umar menjelaskan tahapan pembentukan Direktorat Jenderal (Ditjen) Pesantren. Setelah sejumlah persiapan tuntas, Ditjen baru dapat diresmikan bertepatan Hari Santri, Rabu (22/10/2025).

Nasaruddin menuturkan, persyaratan pembentukan Ditjen Pesantren sudah diserahkan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi (Menpan-RB), Rini Widyantini ke Presiden Prabowo Subianto. 

"Sekarang di Presiden, mudah-mudahan dalam waktu singkat, hadiah Bapak Presiden dalam rangka hari ulang tahun, hari santri besok," ucap Nasaruddin di Kantor Kementerian Agama, Jakarta Pusat, Selasa (21/10/2025) dikutip Kompas.com.

Dengan dibentuknya Ditjen Pesantren, maka posisi pesantren tersebut diperkuat. Sebab sebelumnya urusan pendidikan Diniyah dan Pondok Pesantren berada di bawah Direktorat Pendidikan Diniyah dan Pondok Pesantren yang masuk dalam Direktorat Pendis Kemenag.

Ditjen Pesantren ini juga akan menggantikan keberadaan Ditjen Haji dan Umrah yang kini statusnya telah dinaikkan menjadi kementerian tersendiri, yaitu Kementerian Haji dan Umrah RI. 

"Jadi In Syaa Allah kabar baik buat Pondok Pesantren, akan punya Dirjen tersendiri yang selama ini hanya diurus oleh sebuah direktur," ucapnya. ****

Tujuh risalah Gernas Ayo Mondok
1. Mengajak kepada seluruh Pengasuh Pesantren untuk bersama-sama dengan para santri memastikan bahwa gedung atau sarana yang ada di pesantren dipastikan aman dan bersih.
2. Mengajak kepada seluruh Pengasuh Pesantren untuk membangun komunikasi yang intens dengan pihak pemerintah setempat sebagai umara agar dapat saling mengetahui dan membantu sesuai dengan peran masing-masing sebagai wujud nyata dalam mengawal Indonesia Merdeka, Menuju Peradaban Dunia.
3. Mendorong pemerintah di bawah kepemimpinan Bapak Prabowo Subianto dan Gibran Rakabumingraka untuk segera membentuk Kementerian Pesantren atau setidaknya Direktorat Jenderal Urusan Pesantren agar Undang-Undang Pesantren serta Dana Abadi Pesantren bisa terealisasi secara optimal dan tepat sasaran.
4. Mengajak seluruh santri dan masyarakat untuk lebih bijak dan selektif dalam memilih tontonan, serta mengawal setiap isu yang menyangkut martabat Pesantren dan Ulama.
5. Menghimbau kepada semua pihak untuk tidak terpancing dengan provokasi dan tetap menjaga kedamaian, sambil terus menyuarakan kebenaran dengan cara yang santun dan beradab.
6. Menegaskan bahwa Pesantren dan Santri akan terus berperan aktif dalam mencerdaskan bangsa dan menjaga nilai-nilai luhur agama, serta tidak akan membiarkan martabatnya diinjak-injak oleh pihak mana pun.
7. Mengajak kepada para santri dan alumni santri mulai aktif, menguasai dan terjun dalam dunia media, baik media sosial maupun media mainstream , untuk menyiarkan syiar pesantren serta membendung informasi-informasi yang mendiskreditkan Pesantren, Santri, dan Kiai.

Sumber: Surya
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved