Bangunan Ponpes di Sidoarjo Ambruk

Aksi Heroik Rafi Selamatkan 2 Teman Tertimpa Reruntuhan Ponpes Al Khoziny tapi Dia yang Tak Selamat

Terungkap aksi heroik Rafi Catur Okta Mulya (17) korban tewas runtuhnya bangunan Ponpes Al-Khoziny, Buduran, Sidoarjo. 

Penulis: Imam Nahwawi | Editor: Musahadah
kolase surya/imam nawawi/ luhur pambudi
HEROIK - Rafi, korban tewas dari runtuhnya musala Ponpes Al Khoziny ternyata sempat menolong temannya. 

Terkadang, setiap Bulan Ramadhan, Rafi dan belasan orang teman sepermainan di permukiman tersebut, bakal bersepak bola di tengah jalan, sepulang Salat Tarawih hingga menunggu Sahur. 

"Dia hobinya main sepakbola. Kalau bulan puasa, dari malam menunggu sampai sahur, dia sepakbola jalanan di sini sama temannya yang lain," katanya. 

Sofyan tak menampik, keinginan kuat Rafi untuk melanjutkan pendidikan di pondok pesantren, adalah petanda atas firasat tersebut. 

"Firasatnya itu ya minta mondok itu," pungkasnya. 

Taufan Yakin Akan Selamat

KORBAN SELAMAT - Taufan Saputra Dewa, santri Pondok Pesantren Al Khoziny yang selamat dan kini dirawat di RSUD Notopuro Sidoarjo, Jawa Timur, Kamis (2/10/2025). Taufan dan sejumlah korban selamat lainnya dijenguk oleh Menko PMK, Pratikno.
KORBAN SELAMAT - Taufan Saputra Dewa, santri Pondok Pesantren Al Khoziny yang selamat dan kini dirawat di RSUD Notopuro Sidoarjo, Jawa Timur, Kamis (2/10/2025). Taufan dan sejumlah korban selamat lainnya dijenguk oleh Menko PMK, Pratikno. (SURYA.CO.ID/Yusron Naufal Putra)

Keyakinan untuk bertahan hidup terus dipegang kuat oleh Taufan Saputra Dewa selama berada dalam gelapnya puing reruntuhan bangunan Musala Pondok Pesantren Al-Khoziny Sidoarjo yang ambruk pada Senin (29/9/2025) lalu.

Sembari menunggu evakuasi dari petugas, remaja 13 tahun ini tak berhenti berdoa. 

"Saya yakin saya bisa hidup," kata Taufan saat menceritakan bagaimana ia terjebak dalam reruntuhan bangunan Musala itu, Kamis (2/10/2025). 

Taufan adalah satu diantara sekian santri yang berhasil dievakuasi petugas dalam keadaan selamat.

Saat ini, ia dirawat di RSUD Notopuro Sidoarjo sejak Rabu sore pasca ia dievakuasi.

Taufan yang merupakan warga Dupak Surabaya itu masih mengingat betul bagaimana ambruknya bangunan Musala tersebut. Saat itu, para santri tengah salat jamaah ashar. 

Taufan sebenarnya telat ikut jamaah, dan baru ikut di rakaat kedua.

Namun tak lama setelah itu, ia mendengar suara gemuruh dan sejurus kemudian bangunan rubuh.

Sedapat mungkin ia berusaha untuk keluar gedung.

Hanya saja ia tertimpa puing dan akhirnya terjebak. Posisinya telentang disela puing.

Halaman 3 dari 4
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved