Berita Viral

Kronologi Edi, Petugas Pemadam Kebakaran Surabaya yang Gugur Demi Padamkan Api di Jalan Sememi

Edi (50), petugas pemadam kebakaran Kota Surabaya, meninggal dunia saat memadamkan api di Jalan Sememi Jaya, Kecamatan Benowo.

Penulis: Pipit Maulidiya | Editor: Musahadah
Dok. Pribadi thread @ericahyadi_
GUGUR SAAT BERTUGAS - Edi (50) Petugas Damkar Surabaya yang meninggal dunia saat memadamkan api di Jalan Sememi Jawa, Kecamatan Benowo. 

Surya.co.id - Edi (50), petugas pemadam kebakaran (Damkar) Kota Surabaya, meninggal dunia saat memadamkan api di Jalan Sememi Jaya, Kecamatan Benowo.

Kabar duka ini disampaikan langsung Wali Kota Surabaya, Eri Cahyadi, melalui akun Instagram pribadinya, Sabtu (6/9/2025). 

“Innalillahi Wa Innaillaihi Roji’un. Semalam Surabaya kehilangan seorang pahlawan. Bapak Edi, Komandan Regu Pos Damkar Kandangan gugur saat bertugas memadamkan kebakaran di Sememi Jaya, Benowo. Beliau adalah sosok penuh dedikasi. 17 tahun mengabdi, berjibaku melawan api tanpa pamrih. Insya Allah almarhum husnul khotimah, gugur di tengah tugas mulianya. Terima kasih atas seluruh pengorbanan dan perjuangan panjenengan. Selamat jalan Pak Edi. Al Fatihah,” tulis Eri.

Kepergian Edi menyisahkan duka tidak hanya bagi keluarga, tapi rekan kerja yang mengenalnya sebagai sosok cekatan dan humoris.

Baca juga: Sosok Edi, Petugas Damkar Surabaya Yang Gugur di Lokasi Kebakaran, Humoris dan Suka Bantu Teman

Kronologi 

Mulanya, terjadi kebakaran rumah terjadi di Jalan Sememi Jaya VIII, Kecamatan Benowo, pada Jumat (5/9/2025) dini hari. 

Edi yang menjabat Komandan Regu Pemadam Kebakaran Pos Kandangan ikut terjun langsung memimpin pemadaman. 

Lima truk damkar dikerahkan hingga api berhasil dipadamkan. Seperti biasa, setelah kobaran api padam, petugas melakukan penyisiran untuk memastikan tidak ada bara yang tersisa. 

Di tengah proses itulah, tubuh Edi tiba-tiba ambruk dan tidak sadarkan diri. 

“Jadi bukan saat menyemprot. Tetapi setelah padam, Pak Edi melakukan penyisiran. Biasanya kita memastikan sampai ke dalam, penguraian pembasahan. Nah pada proses itu, ia kesetrumnya,” kata Kabid Pemadaman DPKP Surabaya, Wasis Sutikno, saat dihubungi SURYA. 

Rekan-rekan segera mengevakuasi Edi keluar bangunan. Pertolongan pertama dilakukan dengan Resusitasi Jantung Paru (RJP). 

“Tubuh Edi sempat memberikan respons sesaat, namun masih lemah. Tim medis menganggap kondisi tersebut peluang singkat agar korban segera memperoleh penanganan medis secara maksimal di rumah sakit,” ujar Wasis. 

Edi kemudian dilarikan ke RSUD Bhakti Dharma Husada (BDH) Surabaya. Namun di perjalanan, nyawanya tak tertolong. 

“Informasinya, saat perjalanan beliau enggak ada (meninggal dunia). Cuma kami enggak berani memastikan. Ketika sampai di RS baru dianalisa, memang sudah enggak ada,” tambahnya.

Dugaan Kesetrum 

Wasis menjelaskan, seluruh personel damkar sudah dilengkapi alat pelindung diri (APD) sesuai standar. 

Mulai helm berkaca, pakaian tahan panas yang menutup seluruh tubuh, hingga sepatu beralas tebal. 

“Kalau APD, kami pakai lengkap, baju, celana, helm, pakain semua. Cuma karena basah tadi, sehingga kontak karena ada kabel listrik menempel,” jelasnya. 

Ia menduga masih ada aliran listrik yang tersisa di area kebakaran, sehingga mudah menyambar tubuh korban meski area sudah disemprot air. 

Jenazah Edi langsung dipulangkan ke rumah duka di Kecamatan Benjeng, Kabupaten Gresik. Ia dimakamkan di TPU setempat pada Jumat pagi sekitar pukul 08.00 WIB. 

Di DPKP Surabaya, Edi telah mengabdi hampir 18 tahun. Ia mulai bertugas sebagai ASN pada 1 Januari 2008, dengan jabatan terakhir sebagai Komandan Regu II Pos Pembantu Kandangan sejak 2017. 

Sebelumnya, ia pernah dipercaya sebagai juru mudi truk damkar. 

Sosok Edi di Mata Rekan 

Rekan-rekannya mengenal Edi dengan sapaan “Edi Doank”. Ia humoris, sigap membantu, dan selalu jadi penghibur di tengah kesibukan kerja. 

“Orangnya gercep, suka menghibur rekan-rekan lainnya, humoris, gak suka difoto, ringan bantu kerjaan. Ia selalu disayang keluarga dan rekannya. Anak pertamanya baru nikah 2 bulan lalu,” kenang Wasis. 

Bapak dua anak itu baru saja menggelar hajatan pernikahan putra sulungnya. Kini, ia pergi meninggalkan duka mendalam bagi keluarga dan rekan seprofesi. (Pipit Maulidiya/Luhur Pambudi)

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved