Berita Viral

Apa Dampak Redenominasi Rupiah Rencana Menkeu Purbaya? Danantara Yakin Tak Akan Ganggu Investasi

COO Danantara optimistis rencana redenominasi rupiah yang digagas Menteri Keuangan Purbaya Yudhi Sadewa tak akan mengganggu investasi.

istimewa/Serambinews
REDENOMINASI RUPIAH - Ilustrasi Redenominasi Rupiah Rencana Menkeu Purbaya. Danantara Yakin Tak Akan Ganggu Investasi. 

"Takut dia, karena dikira ini transaksi, uang apa ini? Uang haram, apa gua habis nodong, apa jual ganja kah?"

"Takut dia. Jadi lu bayangin orang di sana takut gua mau bayar 300 euro cash. Takut karena sudah mentalitasnya, tidak bisa cash," papar Benny.

Bahkan, di supermarket di sana, Benny mau membayar 50 euro sampai 100 euro ditolak.

"Enggak berani mereka. Mereka tanya apa ini? Lu mau cuci duit kah? Se-aware itu mereka. Nah di kita enggak ada, enggak ada ke sana. Kita aneh, konyol banget gitu," kata Benny.

Bahkan katanya di Indonesia untuk transaksi yang mencapai puluhan juta hingga ratusan juta dengan uang cash masih dianggap biasa, sehingga transaksinya tidak masuk ke sistem keuangan negara, sehingga tidak terkena pajak.

"Gua, di beberapa pasar di daerah NTT, orang beli sapi harga Rp 45 juta di pasar basah, pakai uang cash."

"Gila apaan ini gitu kan? Yang bener aja, pasti enggak bayar pajak ini orang. Yakin gua. Negara jadi rugi, karena enggak masuk sistem keuangan negara, enggak terdeteksi," tambah Benny.

Padahal, menurut Benny, mereka membawa sapi itu dengan truk melewati fasilitas negara berupa jalan yang bagus dan diaspal.

"Mereka pakai fasilitas negara. Menikmati aspal yang mulus itu. Menikmati pelabuhan kapal pelni yang harganya di diskon. Tapi dia enggak bayar pajak," kata Benny.

"Jadi banyak juragan-juragan sapi, dengan omzet miliaran rupiah, enggak ada bayar pajak sama sekali."

"Aneh ya? Enggak bisa terdeteksi, karena duitnya di luar sistem keuangan negara," kata Benny.

Dengan adanya rencana redenomisasi, maka sebagian pihak menilai akan banyak orang seperti juragan sapi menggunakan uangnya membeli emas atau menukarnya dengan mata uang asing untuk menghindari pajak.

Menurut Benny hal itu gampang dicegah dengan melakukan pembatasan pembelian.

"Satu bulan Antam tahan barang. Enggak ada masalah. Emas nilainya enggak busuk, enggak berkarat."

"Kita satu pintu nih emas kita di Antam, tutup keran enggak usah jual, tahan aja, ada masalah enggak? orang enggak makan emas juga, enggak bermasalah," katanya.

Hal yang sama kata Benny juga dilakukan di penukaran mata uang asing.

"Tahan itu 1 bulan, transaksi foreign currency dibatasi kecuali buat bisnis, PT, orang ekspor impor batu bara atau orang ekspor impor barang dan jasa jelas," katanya.

Sehingga menurut Benny semuanya bisa terdeteksi.

Apalagi katanya jika ada tiba-tiba orang yang tidak pernah transkasi ke Singapura, tiba-tiba mau kirim atau belanja duit, maka akan terdeteksi.

"By the way, waktu mau beli foreign currency lapor ke bank. Tiap minggu mereka kasih laporan jual dolar berapa."

"Jadi bisa dideteksi itu, enggak ada masalah. Itu super simpel lah. Langsung tutup keran selesai. Money changer langsung ditutup dulu, selesai," ujarnya.

Benny menilai, sangat penting agar redenomisasi rupiah ini benar-benar diterapkan sehingga transaksi pembayaran simpel dan akan lebih banyak menggunakan online yang dipastikan masuk dalam keuangan negara.

>>>Update berita terkini di Googlenews Surya.co.id

Sumber: Kompas.com
Halaman 4/4
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved