Berita Viral

Imbas Dwi Hartono Cs Bobol Rekening Dormant Rp 204 Miliar dalam 17 Menit, Pakar: Langkah Mitigasi

Kasus pembobolan rekening dorman senilai Rp 204 miliar dilakukan sindikat Dwi Hartono Cs, menuai sorotan tajam.

Penulis: Arum Puspita | Editor: Musahadah
kolase tribun jakarta/kompas.com
KEJAHATAN KERAH PUTIH - C alias Ken (kiri) dan Dwi Hartono (tengah) tak hanya terlibat penculikan dan pembunuhan bos bank plat merah Mohamad Ilham Pradipta. Keduanya juga terlibat pembobolan rekening dormant Rp 204 miliar. 

SURYA.CO.ID - Kasus pembobolan rekening dorman senilai Rp 204 miliar dilakukan sindikat Dwi Hartono Cs, menuai sorotan tajam. 

Apalagi, Dwi Hartono Cs melakukan pembobolan dalam waktu singkat, yakni 17 menit untuk memindahkan dana ke lima rekening penampung melalui 42 kali transaksi.

Sindikat Dwi Hartono beroperasi dengan menyaru sebagai "Satgas Perampasan Aset" dalam pertemuan dengan kepala cabang pembantu salah satu bank di Jawa Barat pada awal Juni 2025.

Dalam pertemuan itu, mereka merencanakan pemindahan dana pada rekening dorman.

Sindikat ini kemudian memaksa kepala cabang menyerahkan user ID aplikasi Core Banking System milik teller dan kepala cabang.

Dia bilang, ancaman keselamatan terhadap keluarga kepala cabang juga dilontarkan bila tidak menuruti permintaan.

Di akhir Juni 2025, sindikat bersama kepala cabang sepakat melakukan eksekusi pemindahan dana pada Jumat pukul 18.00, setelah jam operasional.

Waktu itu dipilih untuk menghindari sistem deteksi bank.

Para eksekutor, termasuk mantan teller bank, melakukan akses ilegal terhadap aplikasi Core Banking System.

Dana sebesar Rp 204 miliar dipindahkan ke lima rekening penampungan dalam 42 kali transaksi yang hanya berlangsung 17 menit.

Pihak bank mendeteksi adanya transaksi mencurigakan lalu melaporkannya ke Bareskrim Polri.

Kata Pengamat

Baca juga: Cerita Fahmi Bo Nekat Syuting Meski Harus Jalan Pakai Tongkat, Terpaksa Berhenti karena Kondisi Drop

Pengamat perbankan menilai kasus ini harus menjadi momentum bagi bank untuk memperkuat sistem keamanan, pengendalian internal, hingga manajemen risiko.

Senior Vice President Lembaga Pengembangan Perbankan Indonesia (LPPI), Trioksa Siahaan, menilai bahwa kasus ini harus menjadi titik balik perbankan untuk memperkuat sistem keamanan.

Sebab, penguatan pengendalian internal adalah kunci utama bagi bank.

Menurutnya, bank perlu melakukan pemisahan tugas (segregation of duties), pembatasan hak akses, dan memantau transaksi anomali secara real time.

"Yang perlu dilakukan bank antara lain manajemen rekening dorman yang aman, pemantauan rekening baru yang bernilai besar, dan lakukan investigasi cepat bila ada kejadian yang mencurigakan," ujarnya dikutip dari Kompas.com.

Sementara Pengamat Perbankan, Paul Sutaryono, juga menekankan pentingnya disiplin dan pengawasan terhadap akses data.

Untuk itu, perbankan dapat melakukan beberapa langkah mitigasi.

"Ada beberapa mitigasi risiko untuk mencegah kasus fraud di industri perbankan," ujarnya.

Salah satunya dengan secara rutin setiap dua tahun sekali merotasi pegawai yang memiliki akses data entry dan verifikasi.

Demikian juga dengan password yang harus diubah secara berkala dan tidak berkala.

"Atasan langsung harus mampu menjamin keamanan penggunaan password anak buahnya," tegasnya.

Selain itu, perbankan juga harus melakukan audit digital saat melakukan audit internal. Hal ini dapat dilakukan secara berkala maupun tidak berkala.

Kemudian, bank harus memiliki rencana keamanan (security plan) sebagai salah satu bentuk rencana cadangan (contingency plan) secara menyeluruh.

Curiga Bukan Cuma Sekali

Pakar tindak pidana pencucian uang, Yenti Ganarsih menyebut, jangan-jangan kejahatan ini sudah berlangsung lama, dan baru terungkap sekarang. 

Yenti Garnasih mengeluhkan lambatnya reaksi bank melihat kejahatan ini. 

"Nah, ini kan harusnya yang yang tahu bahwa ada rekening dorman, berapa jumlah orang yang punya dan berapa jumlah isi rekening itu harusnya kan hanya pihak bank saja gitu ya," kata Yenti dikutip dari tayangan Kompas TV pada Kamis (25/9/2025). 

Yenti mempertanyakan kenapa orang luar bisa tahu ada rekening dormant di bank yang menjadi incaran pelaku. 

Dengan diketahuinya rekening bank oleh pihak luar, menurut Yenti berarti ada kerjasama dengan orang dalam bank

"Rekening dorman itu kan kalau 3 bulan atau 90 hari tidak ada pendebitan dan kredit itu memang harus disampaikan, takutnya apakah ini yang memiliki sudah meninggal atau apa. Nah, ini kan yang mengawasi atau yang mengontrol tuh orang-orang tertentu dari bank. Kenapa bisa bobol? Jangan-jangan ini bukan baru sekali ini terjadi," seru Yenti. 

Yenti menegaskan, kejahatan perbankan tidak mungkin terjadi kalau tidak ada orang dalam.

"Itu tadi dikatakan bahwa ada access illegal core banking system. Itu pasti orang dalam," katanya. 

Menurut Yenti, sebenarnya sistem perbankan itu tidak rentan sepanjang integritasnya terjaga. 

Justru ketika ketahuan kalau ada masalah,  sistem yang ada itu akan membuka. 

Karena itu, Yenti merasa aneh, ketika kejahatan perbankan ini lambat sekali diketahui. 

Dalam kasus ini, menurut Yenti deteksinya sangat mudah, karena para pelaku menyiapkan rekening-rekening penampingan untuk memasukkan uang yang dibobol dari rekening dormant. 

"Seharusnya ketika ada rekening rekening baru menjadi menjadi ekecurigaan pihak bank, selain yang terlibat ini. Kenapa ada penampungan dan kemudian uang itu mengucur karena uang itu kemudian sudah pindah lagi ke money changer kan," katanya. 

"Kenapa kok tidak seketika ketahuan padahal ini sebetulnya mudah ketahuan. Harusnya kalau banking system controlnya itu bagus," sambungnya. 

Menurut Yenti, seharusnya kalau mengetahui adanya transaksi mencurigakan pihak bank langsung melaporkan ke PPATK. 

"Tetapi bank tidak melaporkan padahal itu adalah rekening yang mencurigakan seharusnya itu transaksi yang mencurigakan yang seharusnya pihak bank langsung lapor," katanya. 

Menuruy Yenti, dalam kasus ini, tidak hanya pihak-pihak yang terlibat yang harus diperiksa, tetapi juga pimpinan bank-nya. 

===

Kami mengajak Anda untuk bergabung dalam Whatsapp Channel Harian Surya. Melalui Channel Whatsapp ini, Harian Surya akan mengirimkan rekomendasi bacaan menarik Surabaya, Sidoarjo, Gresik, Persebaya dari seluruh daerah di Jawa Timur.  

Klik di sini untuk untuk bergabung 

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved