Berita Viral
Imbas Oknum TNI Terlibat Penculikan dan Pembunuhan Bos Bank Plat Merah, Susno Duadji Yakinkan Ini
Susno Duadji meyakini oknum aparat yang terlibat penculikan dan pembunuhan bos bank plat merah, Mohamad Ilham Pradita, tidak akan dilindungi.
SURYA.co.id - Mantan Kabareskrim Polri Komjen (purn) Susno Duadji meyakini oknum aparat yang terlibat penculikan dan pembunuhan bos bank plat merah, Mohamad Ilham Pradita, tidak akan dilindungi.
Kabar keterlibatan oknum aparat ini sempat diungkap Adrianus Agal, pengacara tersangka penculik bos bank plat merah Eras beberapa waktu lalu.
Dan belakangan Komandan Polisi Militer Kodam Jaya Kolonel Corps Polisi Militer (Cpm) Donny Agus Priyanto mengakui bahwa oknum tersebut adalah anggota TNI.
“Betul,” kata Agus saat dikonfirmasi wartawan, Rabu (10/9/2025).
Agus menambahkan, pihaknya masih mendalami keterlibatan oknum TNI tersebut.
Baca juga: Ternyata Ada Oknum TNI di Penculikan dan Pembunuhan Bos Bank Plat Merah, Sempat Pesan Soal Titipan
Namun, sejauh ini belum diketahui berapa jumlah prajurit TNI yang terseret kasus ini.
“Saat ini sudah kami dalami terkait dugaan keterlibatannya,” ucap Agus.
Menurut Susno Duadji, publik tidak perlu khawatir dengan keterlibatan oknum dalam kasus ini.
"Karena aparat Polri/TNI, mereka sangat anti dengan perbuatan-perbuatan yang bersifat kriminal. Pasti tidak akan dilindungi. Pasti akan ditangkap, dan koordinasi antara Polri dan TNI sangat bagus," kata Susno Duadji dalam wawancara dengan Kompas.com pada Kamis (28/8/2025).
Menurut Susno, penculikan dan pembunuhan ini bersifat transaksional.
Penculik maupun eksekutor memiliki motif ekonomi atau semata-mata untuk mendapatkan uang.
Sementara motif dalang pembunuhan masih perlu diperdalam.
Susno menilai kalau motifnya hanya untuk penghapusan utang, tidak mungkin.
"Utang di bank tidak akan hapus dengan membunuh seseorang. Karena data utang itu ada di data elsktronik, hitam putih, dan tercatat sampai di kantor pusat. Kantor terbakar pun ada backup datanya," katanya.
Sementara untuk motif sakit misalnya tidak mendapat utang bank, masih dimungkinkan.
"Tapi apa iya, kalau gak diutangi aja sampai membunuh? Apalagi membunuhnya dengan cara melakukan penculikan, melalui kegiatan yang terorganisir. Ada yang berperan penculik, mengangkut ke lokasi eksekusi, ada eksekutor, ada untuk memata matai. Ini terlalu riskan kalau hanya masalah utang," ungkapnya.
Menurut Susno kalau hanya masalah utang sampai menculik dan membunuh, hal itu sangat bodoh.
"Saya menduga ada motivasi lain yang menyebabkan dia meakukan ini. Kalau orang dewasa, sampai membunuh orang, ada permasalahn yang sangat besar," tukasnya.
Peran Oknum TNI F
Sebelumnya, Beny Daga, kuasa hukum tiga penculik berinisial EWR, JRS dan AT di acara Apa Kabar Indonesia Malam TVOne pada Jumat (29/8/2025) mengungkap peran oknum F lebih detail.
Diawali pada 19 Agustus 2025, saat F menelpon tersangka penculik lain berinisial EW alias Eras.
Baca juga: Tabiat Rohmat alias RS, Ahli IT di Balik Kasus Penculikan Bos Bank Plat Merah, Pekerjaan Misterius
Saat pertemuan itu lah, F menawari EW untuk mengamankan seseorang.
Akhirnya EW mengajak bertemu klien Beny yakni EWR, JRS dan AT serta satu pelaku lain berinisial RS.
Lalu, sehari berikutnya, F kembali menelepon EW untuk negosiasi pembayaran.
"Kesepakatan awal pembayaran 50 juta ke EW," ungkap Beny.
Saat itu, empat teman EW datang ke lokasi.
F lalu berpesan ke EW kalau target (Ilham Pradita) jadi dijemput dia minta disampaikan pesan.
"Tolong sampaikan ke target, bahwa ini ada titipan dari institusi penegak hukum," ungkap Beny menirukan pesan F ke EW.
Karena mendengar ada kaliat institusi penegak hukum, akhirnya para penculik merasa keberatan kalau hanya diberi bayaran Rp 50 juta.
Mereka lalu meminta bayaran Rp 100 juta.
"Setelah dilakukan negosiasai, akhirnya sepakat 60 juta," katanya.
Lalu siapakah F?
Beny enggan mengungkapkan identitas lebih lanjut.
Hanya saja, diakui bahwa saat dia mendampingni kliennya waktu di-BAP, ada datang dari polisi militer (POM).
"Terakhir bahwa saat klien kita di BAP, yang datang BAP dari POM. Apakah F bagian dari POM, kita tidak bisa sebutkan itu karena belum dirilis Polda Metro," katanya.
Peran Masing-masing Pelaku

Sebelumnya, polisi telah menangkap 15 orang di kasus ini.
15 orang tersangka ini terbagi jadi 4 klaster dan punya tugas masing-masing untuk menghilangkan nyawa Ilham Pradipta.
Mulai dari otak atau dalang, tim pengintai yang proper dengan melibatkan teknologi, tim penculikan hingga yang bertugas membuang jasad Ilham Pradipta.
Berikut peran masing-masing pelaku:
Aktor Intelektual (Dalang Perencanaan)
DH (Dwi Hartono) – pengusaha bimbingan belajar online, ditangkap di Solo
YJ – rekan DH dalam perencanaan, ditangkap di Solo
AA – bagian dari tim perencana, ditangkap di Solo
C alias Ken – ditangkap di Pantai Indah Kapuk, Jakarta Utara
2. Klaster Pengintai
F – diduga oknum aparat, masih dalam pendalaman
RS (Rohmat Sukur) – bertugas membuntuti korban sebelum penculikan serta menyiapkan Tim IT.
3. Klaster Penculik
AT – pelaku lapangan, ditangkap di Johar Baru
EW alias Eras – pelaku penculikan, ditangkap di Labuan Bajo
RAH – turut serta dalam penjemputan paksa
RS – bagian dari tim penculik, ditangkap di Jakarta Timur
4. Klaster Eksekutor dan Pembuang Jasad
M – pelaku penganiayaan
T – eksekutor yang menyebabkan kematian korban
U – membantu membuang jasad ke Bekasi
Z – bagian dari tim eksekusi
N – pelaku yang ikut dalam pembuangan jasad
Diberitakan sebelumnya, Mohamad Ilham Pradita diculik pada Rabu (20/8/2025) di parkiran supermarket Pasar Rebo, Jakarta Timur.
Sehari kemudian, Kamis (21/8/2025), jasadnya ditemukan di persawahan Kampung Karangsambung, Desa Nagasari, Kecamatan Serang Baru, Kabupaten Bekasi.
Korban ditemukan dalam kondisi mengenaskan, dengan tangan dan kaki terikat serta mata dililit lakban.
Kepala RS Polri Kramat Jati Brigjen Prima Heru menyebutkan penyebab kematian korban adalah hantaman benda tumpul di bagian dada dan leher.
“Kemungkinan ada tekanan pada tulang leher dan dada yang menyebabkan dia kesulitan bernapas,” ujar Prima, Jumat (22/8/2025).
Selain itu, polisi juga masih melakukan pemeriksaan toksikologi untuk memastikan apakah terdapat racun dalam tubuh korban.
Mohamad Ilham Pradipta (IP) adalah Kepala Cabang Perwakilan (KCP) bank plat merah di kawasan Cempaka Putih, Jakarta Pusat.
Ilham berasal dari Bogor, Jawa Barat.
Ilham alumnus Fakultas Pertanian Jurusan Agribisnis Universitas Jenderal Soedirman, Purwokerto, Jawa Tengah angkatan 2006.
Ilham meninggalkan seorang istri bernama Puspita Aulia dan dua anak, perempuan dan laki-laki berusia 10 tahun dan delapan tahun.
Anak Ilham masih bersekolah di Kelas IV Sekolah Dasar (SD), dan kelas II SD.
Mohamad Ilham Pradita
bos bank plat merah
Penculikan Bos Bank Plat Merah
Oknum TNI di Penculikan Bos Bank Plat Merah
Susno Duadji
SURYA.co.id
surabaya.tribunnews.com
Oknum TNI Terlibat Penculikan dan Pembunuhan Bos Bank Plat Merah, Diduga Berperan Hilangkan Nyawa |
![]() |
---|
Rekam Jejak Rahayu Saraswati, Keponakan Prabowo Subianto yang Mundur dari DPR RI dan Minta Maaf |
![]() |
---|
Sosok Danpomdam Jaya yang Ungkap Adanya Oknum TNI di Penculikan dan Pembunuhan Bos Bank Plat Merah |
![]() |
---|
Rekam Jejak Bisnu Prasad Paudel, Menteri Keuangan Nepal yang Dikejar dan Ditendang Massa saat Demo |
![]() |
---|
Kelakuan Ahmad Husein Muncul Lagi Usai Dicap Pengkhianat, Nyaris Diamuk Warga Pati Gegara Ini |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.