Berita Viral

Siapa Riza Chalid? Pengusaha, Dijuluki Raja Minyak Indonesia yang Namanya Mencuat saat Kerusuhan

Riza Chalid disebut-sebut sebagai dalang di balik kerusuhan yang terjadi saat gelombang demonstrasi di berbagai wilayah Indonesia. 

|
Penulis: Pipit Maulidiya | Editor: Musahadah
Tribunnews.com
Raja Minyak Riza Chalid yang ditetapkapkan tersangkan kasus korupsi di PT Pertamina oleh Kejaksaan Agung, diduga aktor di balik kerusuhan demonstran yang terjadi di Indonesia. Polisi sedang menyelidiki. 

Surya.co.id - Nama Mohammad Riza Chalid, pengusaha yang kerap dijuluki Raja Minyak Indonesia, kembali mencuat ke publik.

Riza Chalid dikaitkan dengan sejumlah kerusuhan yang terjadi saat gelombang demonstrasi di berbagai wilayah Indonesia. 

Isu ini mencuat saat sejumlah wartawan wawancara dengan Kapolri Jenderal Polisi Listyo Sigit Prabowo.

“Ya tentunya Polri akan bergerak sesuai dengan bukti-bukti di lapangan,” ujar Sigit, Senin (1/9/2025) dikutip dari Tribunnews.com

Lebih lanjut, Kapolri menegaskan bahwa penyelidikan akan terus dilakukan, termasuk menelusuri aktor intelektual hingga pendanaan di balik kerusuhan. 

“Kita akan menarik dari fakta yang kita dapat. Akan terus kita cari baik pelaku di lapangan, aktornya, siapa yang membiayai, semua akan kita cari,” tegasnya. 

Siapa Riza Chalid?

Nama Riza Chalid sendiri bukan sosok baru dalam dunia bisnis maupun isu politik di Indonesia. Ia dikenal sebagai pengusaha minyak dengan jaringan luas, sehingga dijuluki sebagai Raja Minyak Indonesia.

Baca juga: Usai Viral Terjadi Penjarahan di Rumah DPR dan Menteri, Polisi Gerak Cepat Tetapkan 9 Tersangka

Penyidik Kejaksaan Agung tengah mendalami peran Riza Chalid kaitannya dengan kasus korupsi tata kelola minyak mentah dan produksi kilang di PT Pertamina periode 2018-2023 yang diduga merugikan negara Rp 193,7 triliun. 

Kejagung telah menetapkan anak Riza Chalid, Muhammad Kerry Andrianto Riza, sebagai tersangka kasus ini.  

Dan Selasa (25/2/2025) kemarin, penyidik juga sudah menggeledah rumah Riza Chalid dan menyita uang senilai Rp 833 juta dan 1.500 dollar AS. 

Selain uang tunai, penyidik Kejagung juga menemukan barang bukti lainnya berupa puluhan dokumen yang diduga berkaitan dengan perkara tersebut. 

Kepala Pusat Penerangan Hukum (Kepuspenkum) Kejagung Harli Siregar mengatakan pendalaman peran Riza Chalid itu dilakukan usai pihaknya menggeledah rumahnya.  

"Itu yang akan didalami oleh penyidik keterkaitan Riza di kasus korupsi minyak mentah," kata Harli kepada wartawan Rabu, 26/2/2025. 

Selain itu, Harli juga menerangkan alasan penyidik turut menggeledah rumah milik Riza yang terletak di Jalan Jenggala Kebayoran Baru Jakarta Selatan. 

Harli menuturkan bahwa diduga kuat aktivitas korupsi tata kelola minyak mentah itu juga dilakukan di lokasi tersebut. 

Pasalnya, dalam perkara ini anak Riza, yakni Mohammad Kerry Andrianto, jadi salah satu orang yang ditetapkan tersangka oleh Kejagung. 

Tak hanya itu, dalam pendalaman itu juga diperkuat dengan ditemukannya sejumlah barang bukti dari rumah Riza. 

"Dalam konteks sekarang, penyidik menduga kuat bahwa aktivitas terkait dengan sangkaan dugaan tindak pidana korupsi itu dokumen dan ternyata ada di sana. Nah ini yang mau dipelajari, mau dikembangkan," jelasnya. 

"Kenapa ada di rumah yang bersangkutan, apakah bagaimana perannya, dan seterusnya, tentu akan dicari benang merahnya oleh penyidik," pungkasnya. 

Diberitakan sebelumnya, Kejagung telah menetapkan tujuh orang tersangka dalam kasus korupsi tata kelola minyak mentah dan produk kilang di PT Pertamina Persero Subholding dan Kontraktor Kontrak Kerja Sama (K3S) 2013-2018, Senin, 24/2/2025 malam. 

Direktur Penyidikan pada Jampidsus Kejagung RI Abdul Qohar mengatakan tujuh orang itu ditetapkan sebagai tersangka usai pihaknya melakukan ekspose atau gelar perkara di mana ditemukan adanya serangkaian tindak pidana korupsi. 

Hal itu didasari atas ditemukannya juga sejumlah alat bukti yang cukup baik dari keterangan sedikitnya 96 saksi dan keterangan ahli, maupun berdasarkan bukti dokumen elektronik yang kini telah disita. 

"Berdasarkan alat bukti tersebut, tim penyidik pada malam hari ini menetapkan tujuh orang sebagai tersangka," kata Qohar dalam jumpa pers di Gedung Kejagung, Senin, 24/2/2025 malam. 

Adapun ketujuh orang tersangka itu yakni RS selaku Direktur Utama PT Pertamina Patra Niaga, SDS selaku Direktur Feedstock and Produk Optimization PT Pertamina Internasional, ZF selaku Direktur Utama PT Pertamina Internasional Civic. 

Kemudian AP selaku Vice President (VP) Feedstock, MKAN selaku Beneficial Owner PT Navigator Khatulistiwa, DW selaku Komisaris PT Navigator Khatulistiwa, dan DRJ selaku Komisaris PT Jenggala Maritim sekaligus Direktur Utama PT Orbit Terminal Merak. 

Akibat perbuatannya, para tersangka pun diduga melanggar Pasal 2 ayat 1 Juncto Pasal 3 Juncto Pasal 18 Undang-Undang (UU) Nomor 31 Tahun 1999 Juncto Pasal 55 ayat 1 ke-1 KUHP. 

Usai ditetapkan sebagai tersangka, mereka kini ditahan selama 20 hari ke depan. 

Rekam Jejak Bisnis Riza Chalid 

Riza Chalid menikah dengan Roestriana Adrianti yang kerap disapa dengan Uchu Riza pada tahun 1985 dan bercerai pada tahun 2012. 

Sebagian waktu Riza dan Uchu dihabiskan di Singapura. 

Uchu mendirikan Sekolah Al Jabr di Pondok Labu, Jakarta pada tahun 2004 dan menjadi kepala sekolahnya pada tahun 2010. 

Pada tahun 2010 sekolah Al Jabr di Pondok Labu, Jakarta, meresmikan label "internasional" dan menjadi Sekolah Islam Internasional dan diresmikan oleh Suryadharma Ali (saat itu Menteri Agama). 

Selain Al Jabr, Uchu dan Riza juga mendirikan Kidzania pada bulan November 2007 dengan nilai investasi 10 juta dolar AS. 

Reza Chalid diketahui memiliki sejumlah perusahaan seperti Supreme Energy, Paramount Petroleum, Straits Oil dan Cosmic Petroleum. 

Semua perusahaan Reza yang berbasis di Singapura didaftarkan di Kepulauan Virgin, sebuah wilayah yang dikenal di seluruh dunia sebagai surga pajak orang-orang kaya. 

DW.com media yang berbasis di Jerman menyebut selama bertahun-tahun Riza Chalid  mengendalikan Pertamina Energy Trading Ltd (PETRAL), anak usaha PT Pertamina. 

Selama puluhan tahun dia disebut 'mengendalikan' Pertamina Energy Trading Ltd (PETRAL), anak usaha PT Pertamina. 

Karena dia menjadi besar dan mendominasi bisnis itu, diapun disebut-sebut sebagai "penguasa abadi bisnis minyak" di Indonesia. 

Nama Riza Chalid diulas Goerge Junus Aditjondro dalam "Gurita Bisnis Cikeas". 

Nama besar Riza Chalid juga terdengar sampai ke luar negeri. 

Dia sangat disegani di Singapura, karena kehebatannya memenangkan tender-tender besar bisnis minyak lewat perusahaannya, Global Energy Resources. 

Global Energy Resources merupakan pemasok terbesar minyak mentah ke Pertamina Energy Services Ltd. 

Setelah ada aturan yang lebih ketat, Global Energy memang menghilang dari Pertamina, digantikan perusahaan lain, Gold Manor, yang juga dikuasai Riza Chalid

Pada pertengahan 2023 lalu, Riza Chalid  ramai diberitakan media-media Malaysia. 

Pasalnya dia bertemu dengan Perdana Menteri Malaysia, Anwar Ibrahim. 

Mengutip Free Malaysia Today, Rabu (9/8/2023), pertemuan Riza Chalid dengan orang nomor satu di Negeri Jiran itu dikaitkan dengan bisnis pertambangan tanah jarang alias rare earth mineral (REE) di Negara Bagian Kedah. 

Namun ditemui usia pertemuannya dengan Riza Chalid, Anwar Ibrahim beralasan perjumpaannya dengan pengusaha Indonesia itu karena diundang penguasa Kedah, Sultan Sallehuddin Badlishah. 

"Saya diundang oleh Sultan Sallehuddin, dan rekan saya (Riza Chalid) bersama saya saat pertemuan di Istana (Kedah)," kata Anwar Ibrahim. 

Anwar Ibrahim berujar, pihaknya sama sekali tidak membahas soal ajakan investasi penambangan REE kepada Riza Chalid

Namun ia mengakui, memang sempat ada pembahasan soal penambangan REE ilegal yang dilakukan sebuah perusahaan asal China.

Sebagian artikel ini telah tayang di Tribunnews.com dengan judul Kejagung Dalami Peran 'Raja Minyak' Riza Chalid Terkait Kasus Korupsi Minyak Mentah Rp 193 Triliun

Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved