Berita Viral

Inikah Penyebab Bos Bank Plat Merah Diculik dan Dibunuh? Eks Kabareskrim Yakin Bukan karena Utang

Misteri kematian Ilham Pradipta, seorang bos bank plat merah, terus menyita perhatian publik. Eks Kabareskim Susno Duadji ungkap motif pelaku.

Kolase Tribun Jakarta dan instagram Ilham Pradipta
MOTIF PEMBUNUHAN - Kolase foto Eks Kabareskrim Susno Duadji dan Ilham Pradipa, bos bank plat merah yang diculik dan dibunuh. 

SURYA.co.id - Misteri kematian Ilham Pradipta, seorang bos bank plat merah, terus menyita perhatian publik.

Mantan Kabareskrim Polri periode 2008–2009, Susno Duadji, menilai kasus ini tidak bisa dipandang sebatas persoalan utang.

Menurutnya, ada hal yang jauh lebih besar di balik peristiwa penculikan sekaligus pembunuhan tersebut.

Susno menegaskan, dugaan motif terkait utang dengan bank tidak logis.

"Masalah motifnya apa. Karena kalau motif utang ke bank, tidak pernah, jarang sekali terjadi, utang di bank kepala banknya dibunuh.

Kenapa? utang di bank dengan membunuh kepala bank, utangnya tidak habis, tetap tercatat," ujar Susno dalam wawancara di Kompas TV, dikutip pada Minggu (24/8/2025).

Baca juga: 3 Info Terbaru Soal Penculik Bos Bank Plat Merah Menurut Ketua RT, Ungkap Peran Sosok di Surabaya

Ia juga menepis kemungkinan adanya praktik penggelapan kredit fiktif yang melibatkan korban.

"Bagaimana mau gitu karena kan tidak bisa hilang, semuanya kan catatan elektronik, jadi tidak bisa dihilangkan. Kecuali kalau korban memainkan duit negara, tapi bukan caranya dengan menculik kayak gitu, itu tidak mungkin," jelasnya.

Isu yang berkembang bahwa Ilham menjadi korban debt collector pun dianggap tidak masuk akal.

"Apakah yang punya utang adalah korban? Kalau yang punya utang orang lain kepada bank, kan tidak bisa menghapus utangnya dengan membunuh korban, itu kan bodoh sekali," tegas Susno.

Empat pelaku penculikan sudah ditangkap. Namun, Susno meyakini mereka bukan otak di balik pembunuhan Ilham.

"Para penculik ini saya yakin, kecil sekali kemungkinan, bukan mereka dalangnya. Pasti ada dalangnya. Motivasinya apa sih? ini yang harus diungkap, jangan dibelokkan ke utang piutang, kecil kalau utang piutang," katanya.

Ada pula spekulasi yang mengaitkan korban dengan jaringan khusus. Namun Susno menolak anggapan itu.

"Jaringan khusus jaringan apa? yang harus diselidiki ungkap dulu motivasinya apa. Kecuali kalau korban punya jaringan kejahatan, tapi tidak mungkin, kalau dia punya jaringan kejahatan, tidak mungkin dia dapat posisi bagus di bank pemerintah. Jelas ini ada motif tertentu, yang mengakibatkan orang itu sakit sehingga dia harus dihilangkan nyawanya," tegas Susno.

Daripada mempercayai isu seputar utang, Susno lebih cenderung menilai pembunuhan ini terkait faktor emosional.

"Ada orang yang diculik, dibunuh, penyebabnya karena dendam pribadi, persaingan, sakit hati, ada juga masalah utang piutang bukan pada negara," ungkapnya.

Baca juga: Cerita Pilu Istri Penculik Bos Bank Plat Merah yang Tak Tahu Apa-Apa, Panik Soal Uang Rp 8 Juta

Dari analisis Susno Duadji, jelas bahwa motif keuangan bukanlah faktor utama.

Ia mendorong penyidik untuk lebih mendalami kemungkinan adanya dendam pribadi atau konflik tersembunyi yang membuat korban harus dihabisi.

Misteri siapa dalang pembunuhan Ilham masih menjadi pertanyaan besar yang menunggu jawaban.

Kelakuan Janggal Penculik

Teurngkap kelakuan janggal empat penculik Mohamad Ilham Pradita (37), bos bank plat merah di kawasan Cempaka Putih, Jakarta Pusat. 

Kejanggalan ini diungkap pengurus lingkungan tempat tinggal penculik berinisial AT, RS, RH dan RW, di Jalan Johar Baru III, Johar Baru, Jakarta Pusat.

Di lokasi itu pula ketiganya diringkus Subdit Resmob Direktorat Reserse Kriminal Umum Polda Metro Jaya, Kamis (21/8/2025). 

Sementara RW ditangkap saat tiba di bandara Nusa Tenggara Timur (NTT). Ia diduga sedang mencoba kabur.

Apa saja kejanggalan dari empat penculik Ilham?

Berikut kelakuan janggal mereka selama ini: 

  1. Kedatangan Diperintah Sosok di Surabaya

Ketua RT 05/RW 09 Johar Baru, Sella, menceritakan awal mula keempat pelaku datang dan tinggal di sebuah rumah yang berada tepat di samping rumahnya.

“(Mereka pertama kali datang itu) tanggal 20 Juni 2025, lapor ke rumah (saya),” katanya.

“Lapornya, ‘Bu, saya yang menempati rumah ini, disuruh sama bos saya. Bos saya lagi di Surabaya. Dia rumahnya banyak. Nah, di sini saya yang menempati’,” lanjut Sella, dikutip SURYA.CO.ID dari Kompas.com.

Sementara suami Sella, Rizal, yang merupakan Ketua RW 09 Johar Baru, justru memberikan pernyataan berbeda.

“Kalau izin ke saya itu, (diperintah) temannya, bukan si bos. Ada teman juga, ada di Surabaya,” tegas Rizal.

Dalam laporan awal, Sella hanya mengetahui ada tiga pria yang akan menempati rumah tersebut.

Namun, seiring waktu, jumlahnya bertambah menjadi lima orang.

“Dia selalu open kok. Pintu gerbang, pintu rumah selalu terbuka."

"Terlihat lima orang di sana. Memang dari awal saya sudah minta KTP sama KK."

"Yang bertanggung jawab di sini siapa? Terus dia bilang, ‘Nanti, Bu. Saya sibuk’,” ucap Sella.

Setelah penangkapan para penculik di rumah tersebut, Kamis (21/8/2025), Sella baru mengetahui keberadaan seorang perempuan berinisial M serta seorang bayi berusia dua bulan.

M disebut sebagai istri dari salah satu penghuni.

Di sisi lain, Sella mengungkapkan bahwa rumah itu bersengketa.

Sebab, ada sebuah spanduk yang sempat terpasang di rumah tersebut sebelum Berto dan kawan-kawan menempati bangunan satu lantai tersebut.

“Sebelumnya kosong hampir setahun. Dulunya warga saya di situ tinggal. Dia KTP dan KK warga saya. Asli Jakarta."

"Cuma tiba-tiba, ‘Bu, saya pamit, mau pindah'. Pas (spanduk sengketa) dicabut, dia (Berto) masuk,” jelas Sella.

Baca juga: Sosok Diduga Dalang Penculikan Bos Bank Plat Merah, Perintah 4 Penculik Tempati Rumah Sengketa

2. Tinggal di Rumah Sengketa

Para pelaku pembunuh Kepala Cabang Bank BUMN Cempaka Putih ternyata tinggal di rumah yang sama di Jalan Johar Baru III Nomor 42, Jakarta Pusat.

Menurut keterangan warga sekitar, para pelaku pembunuh Muhammad Ilham Pradita tinggal di rumah yang disebut tengah dalam proses sengketa.

Hal ini diungkapkan Ketua RW 09 Johar Baru, Rizal, para pelaku itu baru tinggal di wilayahnya sejak dua bulan terakhir.

Para pelaku juga telah melapor ke ketua RT setempat yang rumahnya kebetulan berada persis di sebelahnya.

"Mereka di sini kurang lebih baru dua bulan. Tinggal bareng-bareng. Mereka lapor ke kita. Ada ibu-ibu juga, istrinya salah satu pelaku," ujar Rizal saat ditemui, Jumat (22/8/2025).

3. Sopan ke Warga

Meski tinggal bersama dalam satu rumah, Rizal menyebut para pelaku selama ini tidak pernah membuat keributan.

Mereka dikenal cukup sopan terhadap warga sekitar.

"Secara umum mereka baik, kalau ketemu ya negur," kata Rizal.

Dikatakan Rizal, dirinya memang menekankan kepada seluruh warga di wilayahnya, termasuk para pelaku untuk tertib saat berada di lingkungan rumah.

"Saya juga sempat bilang saat mereka lapor, kalau tinggal di sini harus tertib, jangan sampai bikin keributan," imbuhnya.

Namun, kelakuan ini ternyata hanya kamuflase kelakuan mereka sebenarnya.  

Rizal mengaku terkejut saat diberitahu oleh polisi bahwa penghuni rumah tersebut terlibat dalam penculikan berujung pembunuhan kepada Kepala Cabang Bank BUMN yang juga viral di media sosial.

"Kaget juga pas dikasih tahu sama polisi kalau mereka ini pelaku. Kalau sudah menyangkut soal hukum ya kita gabisa halangin karena itu kan tugasnya kepolisian," kata Rizal.

4. Mobil Putih Terparkir Depan Rumah

Terkait mobil putih yang digunakan pelaku sewaktu menculik korban sebagaimana yang terekam di CCTV, Rizal mengaku memang kerap melihatnya terparkir di depan rumah pelaku.

"Saya juga gatau mereknya apa, cuma mobilnya yang di CCTV emang mirip suka parkir di depan rumahnya, mobilnya warnanya putih," kata Rizal.

5. Tak Melawan saat Ditangkap

Rizal, menceritakan penangkapan kepada tiga pelaku terjadi pada Kamis (21/8/2025) pagi sekira pukul 10.00 WIB secara senyap.

Sebab, dirinya selaku ketua wilayah di wilayah tersebut tak diberitahu oleh polisi. 

Rizal juga tidak mendengar adanya suara keributan dari tempat tinggal pelaku yang kebetulah berada persis di sebelah rumahnya.
 
“Penangkapan pertama itu jam 10 pagi. Kita juga nggak dikasih tahu, mungkin ini strategi dari polisi,” ujar Rizal saat ditemui TribunJakarta.com, Jumat (22/8/2025).

Barulah pada siang harinya sekira  pukul 14.00 WIB, polisi dari Polda Metro Jaya kembali datang ke rumah tersebut.

Kali ini, polisi datang dengan lebih terbuka dan meminta izin kepada Ketua RT sebelum masuk ke rumah terduga pelaku.

“Yang kedua siangan, jam 2-an. Polisi datang ke rumah, minta izin mau masuk ke rumah pelaku,” ujar dia.

Saat polisi datang kedua kali, Rizal memang sudah mengetahui kabar terkait kepala cabang BANK BUMN yang diculik dan dibunuh.

Namun ia tak menyangka ternyata pelaku penculik adalah orang yang tinggal di wilayahnya.

Warga kala itu juga banyak yang kaget dengan keberadaan polisi di wilayahnya. 

Sejumlah warga awalnya mengira penangkapan terkait kasus narkoba.

“Yang pertama dibawa tiga orang.  Kalau yang kedua nggak ada tersangka yang dibawa dan tersangkanya juga ga ikut, mungkin cuma barang bukti aja yang diambil,” kata dia.

>>>Update berita terkini di Googlenews Surya.co.id

Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved