Amalan Islam

3 Amalan untuk Orangtua yang Sudah Meninggal Menurut Ustadz Adi Hidayat

Ustadz Adi Hidayat menjelaskan amalan terbaik yang bisa dilakukan anak setelah orangtua meninggal dunia.

|
Penulis: Pipit Maulidiya | Editor: Musahadah
Tribunnews/JEPRIMA
Ilustrasi 3 Amalan untuk Orangtua yang Sudah Meninggal. 
Ringkasan Berita:
  • Ustadz Adi Hidayat menjelaskan tiga amalan utama yang bisa dilakukan anak untuk orangtua yang telah wafat.
  • Pertama, doa anak saleh. Doa menjadi amalan termudah dan paling utama karena tidak memerlukan biaya, cukup dilafalkan dengan tulus setiap selesai salat.
  • Kedua, sedekah jariyah untuk orangtua akan terus mengalir pahalanya.
  • Ketiga, ilmu yang bermanfaat. Setiap ajaran kebaikan orangtua akan menjadi pahala ketika diamalkan anak.

 

SURYA.CO.ID - Setiap anak tentu ingin terus berbakti kepada orangtuanya, meski mereka telah tiada. Namun amalan apa yang bisa dilakukan agar pahala tetap mengalir untuk ayah dan ibu di alam kubur?

Ustadz Adi Hidayat menjelaskan amalan terbaik yang bisa dilakukan anak setelah orangtua meninggal dunia.

“Setelah wafat, meninggal, maka selesaikan semua kewajiban beliau (orangtua). Kalau Anda bertanya, apa amalan yang terbaik? Ada tiga hal utama," jelas Ustadz Adi Hidayat dikutip dari akun YouTube Adi Hidayat Official, Kamis (13/11/2025)

Dalam penjelasannya, yang pertama itu adalah doa.

“Yang tidak ada biaya, gunakan lisan saja, yaitu doa. Satu apa? Doa,” ungkapnya.

Baca juga: Bacaan Tahlil untuk Ziarah Kubur Dilengkapi Doa untuk Orangtua yang Sudah Meninggal

Selanjutnya, amalan kedua adalah mengamalkan ilmu dan amanat orangtua.

"Praktikkan semua ilmu yang pernah diajarkan ayah dan amanat yang baik-baik.
Praktikkan," lanjut Ustadz Adi Hidayat.

Adapun yang ketiga adalah meneruskan amal baik orangtua.

“Jika ayah berwasiat amal-amal baik, lakukan. Jika tidak ada, Anda teruskan amalan baik yang pernah dikerjakan ayah, atau amal kebaikan yang ayah belum kerjakan tapi Anda niatkan untuk ayah Anda,” jelas Ustadz Adi Hidayat.

Menurut Ustadz Adi, tiga amalan di atas berakar dari satu hadis yang sangat populer dalam Shahih Muslim:

“Dari sahabat Abu Hurairah ra, Rasulullah saw bersabda, ‘Bila seseorang meninggal dunia, maka amalnya terputus kecuali berasal dari tiga hal, yaitu sedekah jariyah, ilmu yang bermanfaat, dan anak saleh yang mendoakannya,’” (HR Bukhari dan Muslim). 

Tiga hal yang tidak terputus itu di antaranya adalah:

1. Anak saleh yang mendoakannya

“Maka jadilah anak-anak yang saleh dan jangan putus doa.
Setiap selesai salat, minimal berdoa untuk orang tua,” jelas Ustadz Adi Hidayat.

2. Sedekah jariyah

“Amal baik yang mengalir pahalanya. Misalnya, ayah pernah ikut renovasi masjid.
Selama orang salat di situ, beliau akan terus mendapat pahalanya. Bila belum ada amal seperti itu, anak bisa meniatkan amal baru untuk ayahnya."

“Contohnya, beli mushaf, simpan di tempat penghafal Al-Qur’an, niatkan untuk ayah. Tidak harus diberi foto ayah di mushafnya, cukup niatkan saja. Dengan izin Allah, harapkan cahayanya dan pahalanya sampai kepada beliau.”

"Termasuk di dalamnya, umrah badal, haji badal, puasa, atau kurban yang diniatkan untuk ayah yang telah wafat," tambah Ustadz Adi Hidayat.

3. Ilmu yang bermanfaat.

Ustadz Adi menjelaskan bahwa ilmu tidak selalu berarti mengajar di kelas.

“Setiap ayah pasti punya ilmu untuk mengajarkan anaknya menjadi baik dalam hidup. Tangkap itu. Contohnya, ayah yang mengajarkan anaknya shalat, jujur, berbuat baik, atau tidak berkata kasar. Ketika Anda mempraktikkan itu dan diniatkan kepada Allah untuk ayah Anda, maka seketika pahala mengalir untuk ayah,” papar Ustadz Adi Hidayat.

Warisan Ilmu dan Cahaya Fatihah

Ustadz Adi HIdayat lantas mengingatkan pentingnya peran orangtua dalam mengenalkan anak kepada agama sejak dini.

Khususnya dalam mengajarkan doa Al Fatihah.

“Kalau bisa, anak-anak bapak-ibu, anak saya, anak kita semua, usahakan ngaji pertamanya dari orang tuanya. Minimal surat Al-Fatihahnya," ucap Ustadz Adi Hidayat.

Menurutnya, hal itu akan menjadi bekal yang abadi.

“Sehingga ketika orang tua meninggal, dan anak itu membaca Al-Fatihah dalam salatnya, setiap bacaannya menjadi cahaya di alam kubur untuk ayahnya.”

“Usahakan pernah di lisan kita membimbing anak. Itulah yang dimaksud ilmin yuntafa’u bih, ilmu yang bermanfaat,” jelasnya.

Mengobati Rindu dengan Al-Qur’an

Menutup penjelasannya, Ustadz Adi Hidayat menyampaikan pesan lembut bagi anak-anak yang telah kehilangan orangtua.

“Ingat, kalau sudah bisa baca Al-Qur’an, saya sering katakan kepada anak-anak di pesantren dan sekolah, terutama yang ayahnya sudah meninggal, kalau kangen, baca Al-Qur’an. Atau kalau sehari ada yang tidak salat, ingat, tidak jadi cahaya buat orang tua. Itu yang membuat kita semakin rajin dan termotivasi meningkatkan ibadah. InsyaAllah,” pesannya.

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved