Amalan Islam
Cara Doa yang Benar Menurut Penjelasan Ustadz Abdul Somad, Agar Cepat Terkabul
Ustadz Abdul Somad (UAS), menegaskan bahwa doa yang sesuai tuntunan Rasulullah SAW akan lebih berpeluang dikabulkan.
Penulis: Pipit Maulidiya | Editor: Musahadah
Surya.co.id - Setiap doa adalah permohonan, harapan, sekaligus bentuk tawakal kepada Sang Pencipta.
Namun, tidak semua doa langsung terkabul. Ada adab dan tata cara yang perlu diperhatikan agar doa lebih mudah diterima Allah SWT.
Pendakwah Ustadz Abdul Somad (UAS), menegaskan bahwa doa yang sesuai tuntunan Rasulullah SAW akan lebih berpeluang dikabulkan.
Beliau mengingatkan, doa bukan sekadar ucapan permintaan, melainkan ibadah yang harus dilakukan dengan adab yang benar.
Seperti disebutkan dalam hadits riwayat Bukhari-Muslim, Rasulullah SAW selalu berdzikir dan berdoa setelah sholat, sebagaimana disampaikan Ibnu Abbas RA.
"Dari Ibnu Abbas ra ia berkata: ‘bahwa mengeraskan suara dalam berdzikir ketika orang-orang selesai sholat maktubah sudah ada pada masa Nabi Saw” (H.R Bukhari-Muslim).
Berikut penjelasan Ustadz Abdul Somad tentang cara berdoa yang benar agar cepat terkabul.

1. Berdoa dengan Suara Lembut
Menurut UAS, doa harus dipanjatkan dengan penuh kelembutan.
Tidak boleh membentak, apalagi berteriak-teriak.
"Maka doa bacakan dengan suara pelan dan lembut, merayu Allah. Tidak boleh berdoa dengan kalimat keras dan membentak dan berapi-api," tegasnya.
Beliau mengibaratkan seperti seseorang meminta bantuan kepada pemimpin. Jika disampaikan dengan lembut, maka akan lebih dipertimbangkan.
"Bayangkan saja saya ketua masjid meminta bantuan membangun masjid kepada bupati. 'Pak Bupati saya minta semen, batu bata, pasir, dengan suara lembut, memelas dan teratur, tentu pak Bupati akan mempertimbangkan dan membantu'. Tapi kalau datang membentak-bentak dan teriak-tariak dengan keras, bisa jadi pak Bupati bingung, dan panggil Pol PP, 'Pol PP amankan ni orang, Gila'," ujar UAS dengan gaya bercanda.
2. Mengucapkan Aamiin
Ketika berdoa secara berjamaah, UAS menekankan pentingnya mengaminkan doa imam.
Doa akan lebih kuat jika banyak yang mengaminkan.
"Tetap merayu kepada Allah dan mengaminkan doa Imam," kata UAS.
Namun, jika berdoa sendiri, cukup dengan suara pelan.
"Kalau kuat nanti ketahuan orang sebelah," tambahnya sambil berkelakar.
3. Jangan Terlalu Detail, Jangan Terlalu Umum
Doa sebaiknya tidak terlalu spesifik, tetapi juga tidak terlalu global.
UAS menyarankan untuk menyebutkan permohonan secara jelas, namun tetap ringkas.
"Lalu, kalau doa jangan terlalu detail tetapi jangan terlalu umum, artinya tetap sebutkan permohonan agar mendapatkan berkah kepada Allah," jelasnya.
4. Boleh dengan Bahasa Sendiri
Tidak semua orang fasih berbahasa Arab.
Karena itu, UAS menegaskan boleh menggunakan bahasa Indonesia atau bahkan bahasa daerah.
"Tetapi tetap baca pembuka menggunakan Arab, Taawuz, Basmallah, dan hamdalah dan Sholawat," ujar UAS. Berikut contohnya:
اَللَّهُمَّ صَلِّ عَلىَ مُحَمَّدٍ وَعَلىَ آلِ مُحَمَّدٍ (Allahumma sholli ‘ala Muhammad wa ‘ala ali Muhammad)
أَعُوذُ بِاللَّهِ مِنَ الشَّيْطَانِ الرَّجِيمِ (A'uudzu billaahi minasy-syaithoonir)
بِسْمِ اللَّهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيم (Bismillahirrahmanirrahim)
اَلْحَمْدُلِلَّهِ (Alhamdulillah)
Kemudian mengucapkan doa yang diharapkan.
"Silakan gunakan bahasa daerah jika tidak atau kurang nyaman bahasa Indonesia," tambahnya.
5. Doa Jamaah Tidak Perlu Panjang
UAS juga mengingatkan bahwa doa berjamaah cukup singkat, namun menyentuh kebutuhan utama umat.
"Ada beberapa titik doa yang punya kesamaan, doa untuk kedua orang tua, doa 10 keselamatan, doa selamat dunia akhirat dan doa memohon ampunan," jelasnya.
Dengan begitu, doa lebih ringkas, tetapi tetap sarat makna.
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.