Kecelakaan Bus Di Sukapura Probolinggo
Wasiat Hendra Minta Dimakamkan di Panti Jember, Sang Ayah Menangis Saat Ingat Cucunya Video Call
Namun dia akhirnya kembali teringat pada mimpinya, Kamis (11/9/2025) malam. Ia bermimpi menemukan kancing hitam.
Penulis: Sri Wahyunik | Editor: Deddy Humana
SURYA.CO.ID, JEMBER - Kepergian satu keluarga dalam kecelakaan bus wisata Bromo di Probolinggo, Minggu (14/9/2025), menyisakan sakit pada kerabat di Jember.
Apalagi korban bernama Hendra Pratama (37), diketahui sempat meninggalkan pesan sebelum kecelakaan terjadi.
Seperti firasat, Hendra diketahui berpesan kepada adik perempuannya, Ririn sebelum berangkat ke acara wisata ke Gunung Bromo bersama pegawai RS Bina Sehat, Jember, Sabtu (13/9/2025).
Pesan itu adalah jika meninggal, Hendra ingin dikuburkan di Kecamatan Panti, Kabupaten Jember. Hal itu diungkapkan Abdul Wahab, ayah kandung Hendra Pratama kepada SURYA, Minggu (14/9/2025).
"Sebelum berangkat kemarin, ia berpesan kepada adiknya, Ririn. Hendra pesan 'lek aku mati, kuburno ng Panti yo, aku kan pengurus masjid'. Ternyata benar, ada kejadian," kata Wahab.
Hendra Pratama menjadi korban meninggal dalam kecelakaan maut di Desa Boto, Kecamatan Lumbang, Kabupaten Probolinggo, Jawa Timur, Minggu (14/9/2025) siang. Ia meninggal bersama istrinya Wardah (36), dan anak bungsunya, Aizah Fahroni Agustin (7).
Menurut Wahab, ketiganya nanti akan dikuburkan di pemakaman keluarga di Desa Serut, Kecamatan Panti. "Nanti dimakamkan di sana, itu juga permintaan keluarga istri Hendra. Selain juga ada pesan begitu ke adiknya," imbuh Wahab.
Hendra merupakan pegawai di bagian cleaning service yang dikenal sebagai sosok baik dan ramah. Hendra bertanggungjawab di area HCU RS Bina Sehat. "Pegawai dari lantai satu sampai lantai tiga, kenal sama anak saya," imbuhnya.
Meski bersedih, Wahab selalu menguatkan dirinya dan keluarganya. Meski begitu, Wahab tetap tidak bisa menahan tangis sesekali terutama saat teringat cucunya, Aizah.
Sesekali ia menyeka air mata yang mengalir di pipi tuanya. "Saya teringat cucu saya. Wong tadi pagi masih video call," ujar Wahab.
Wahab juga mengatakan, Minggu pukul 05.15 WIB merupakan perbincangan terakhir dengan anak cucunya via telepon.
"Cucu saya bilang 'Kung, saya lagi ada di Bromo'. Ya cerita-cerita. Dan dari video call itu, saya baru tahu kalau anak, menantu dan cucu saya ke Bromo," ujar Wahab.
Namun sampai siang, sang anak tidak memberi kabar lebih lanjut. Hal itu yang membuatnya khawatir.
Hingga akhirnya sekitar pukul 13.30 WIB, salah satu anaknya memintanya menghubungi nomor telepon sang kakak. "Sudah tidak bisa dihubungi semuanya," imbuhnya.
Hingga akhirnya, Wahab dan keluarganya mendapatkan kepastian tentang kabar sang anak, menantu, dan cucu. Wahab tidak menyangka terjadi kecelakaan yang merenggut nyawa anak sulung, menantu, dan cucunya.
Namun dia akhirnya kembali teringat pada mimpinya, Kamis (11/9/2025) malam. Ia bermimpi menemukan kancing hitam. Dan ketika bangun tidur, dia kehilangan kancing bajunya yang berwarna putih.
"Padahal sebelum tidur, kancing ada. Mungkin itu pertanda. Meski awalnya ya nggak mikir apapun tentang mimpi itu," ujarnya.
Diberitakan, sejumlah pegawai RS Bina Sehat dan keluarganya mengikuti wisata ke Gunung Bromo.
Rombongan naik bus wisata Ind's 88 dan berangkat dari RS Bina Sehat, Sabtu (13/9/2025) pukul 22.00 Wib.
Minggu (14/9/2025) Pukul 05.00 WIB, rombongan menikmati sunrise Bromo. Dan sesuai jadwal, pukul 12.00 WIB, rombongan dalam perjalanan pulang ke Jember. Namun pada pukul 12.14 WIB, bus mengalami Kecelakaan di Jalan Raya Sukapura, Desa Boto, Kecamatan Lumbang, Kabupaten Probolinggo.
Rombongan terdiri 52 orang penumpang. Dari jumlah itu, delapan orang meninggal dunia dan 44 orang terluka. *****
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.