Surabaya 7 Kali Raih KLA Kategori Utama, Pemkot Targetkan Predikat Paripurna

Pemerintah Kota Surabaya, Jatim, meraih penghargaan Kota Layak Anak (KLA) kategori Utama untuk ketujuh kalinya. 

Penulis: Bobby Constantine Koloway | Editor: Cak Sur
Istimewa
PEDULI ANAK - Wali Kota Surabaya Eri Cahyadi saat menghadiri peringatan Hari Anak Nasional di Surabaya pada Rabu (23/7/2025) silam. Terkait kepedulian terhadap anak, Pemerintah Kota Surabaya meraih penghargaan Kota Layak Anak (KLA) kategori Utama untuk ketujuh kalinya dalam Penganugerahan Kabupaten/Kota Layak Anak 2025, di Jakarta, Sabtu (8/8/2025) lalu. 

SURYA.CO.ID, SURABAYA - Pemerintah Kota (Pemkot) Surabaya, Jawa Timur (Jatim), meraih penghargaan Kota Layak Anak (KLA) kategori Utama untuk ketujuh kalinya. 

Sebelumnya, Pemkot Surabaya menargetkan KLA kategori Paripurna (nilai tertinggi).

Bagi Pemkot Surabaya, KLA Paripurna menjadi motivasi untuk terus berinovasi. 

Dinas Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak serta Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana (DP3APPKB) Kota Surabaya, memastikan akan terus ini mengintegrasikan prinsip hak anak di setiap kebijakan Pemkot Surabaya.

"Selama ini, Pemkot Surabaya selalu mengutamakan hak anak. Bahkan, usulan dari anak-anak langsung kami jadikan kegiatan," kata Kepala DP3APPKB, Ida Widyati ketika dikonfirmasi di Surabaya, Selasa (12/8/2025).

Sejak perencanaan program, anak-anak di Surabaya secara aktif dilibatkan dalam Musyawarah Perencanaan Pembangunan (Musrenbang). 

Untuk itu, Pemkot Surabaya menyediakan aplikasi khusus bernama Si Talas untuk menerima masukan dan saran, termasuk terkait kebijakan jam malam.

Hal tersebut, sebagai bentuk perlindungan kepada anak di Surabaya

"Ini menunjukkan bahwa anak-anak benar-benar terlibat dalam setiap proses di Pemkot Surabaya," tutur Ida.

Pemkot Surabaya memenuhi hak anak sejak lahir. Mulai dari administrasi kependudukan seperti akta kelahiran dan Kartu Identitas Anak (KIA), hingga hak pendidikan dan kesehatan.

"Sekolahnya juga gratis, bahkan anak dari keluarga kurang mampu mendapatkan seragam dan peralatan sekolah gratis. Hal-hal ini belum tentu ada di kota lain," paparnya.

Saat proses penilaian, Pemkot Surabaya menyampaikan data secara virtual. 

"Kondisi nyata di lapangan perlu menjadi pertimbangan utama. Oleh karena itu, kami akan terus memperkuat komunikasi dengan pihak Kementerian, agar mereka dapat melihat langsung progres dan fasilitas ramah anak yang telah kami siapkan," ujar Ida.

Selama ini, setiap Organisasi Perangkat Daerah (OPD) tidak bekerja sendiri. Masing-masing berkolaborasi sesuai dengan tugas pokok masing-masing.

"Kolaborasi ini juga melibatkan masyarakat, salah satunya melalui program Sekolah Orang Tua Hebat (SOTH) yang bertujuan meningkatkan kualitas pengasuhan anak," imbuhnya.

Halaman
12
Sumber: Surya
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved