Jatim Hasilkan 81.133 Ton Kopi Setahun, Tembus Pasar Dunia dengan Communal Branding

Penulis: Fatimatuz Zahro
Editor: Deddy Humana
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

PROVINSI KOPI - Gubernur Jawa Timur, Khofifah Indar Parawansa melakukan panen raya bersama masyarakat petani kopi Ijen di Kebun Kopi Kalisat Jampit, Kabupaten Bondowoso, Kamis (26/6/2025). Khofifah menjelaskan kekuatan produksi kopi di Jatim mencapai 81.133 ton sepanjang tahun 2024.

SURYA.CO.ID, KOTA SURABAYA - Gubernur Jawa Timur, Khofifah Indar Parawansa membeberkan kekuatan Jatim di sektor perkebunan khususnya untuk komoditas kopi. 

Khofifah menegaskan bahwa Jatim menjadi provinsi dengan produksi kopi tertinggi di pulau Jawa. Produksi kopi Jatim selama 2024 mencapai 81.1333 ton.

Pasar global yang begitu besar untuk kopi menjadi ladang yang tentunya sangat strategis untuk digarap. Namun Khofifah mengatakan bahwa jika mengandalkan produksi hanya satu wilayah, kerap kali tidak mampu memenuhi permintaan pasar.

Untuk itu, Khofifah menyampaikan strategi jitu yang bisa mengantarkan produk kopi unggulan Jatim menembus pasar global. Strategi yang dimaksud adalah communal branding.

“Jadi kami punya Communal Branding. Di sini brandnya sudah sama sehingga kalau kita ekspor ini relatif memenuhi permintaan pasar yang besar. Jadi kopinya dari banyak daerah (di Jatim) tetapi punya satu brand,” tegas Khofifah, Kamis (26/6/2025).

Satu brand yang dimaksud adalah Javeast Coffee. Itu merupakan merek dagang yang digunakan untuk memasarkan hasil kopi petani dari tiga kabupaten.

Yaitu Desa Sidomulyo, Kecamatan Silo, Kabupaten Jember, kemudian Desa Wonosalam, Kecamatan Wonosalam, Kabupaten Jombang, serta Desa Kare, Kecamatan Kare, Kabupaten Madiun. 

Dengan strategi ini, Khofifah optimistis kopi Jawa Timur bisa menguasai pasar dunia. Hal itu turut didukung fakta bahwa Jawa Timur merupakan provinsi penghasil kopi terbesar keempat nasional dan terbesar se-Jawa. 

“Berdasarkan data dari Ditjen Perkebunan Kementan RI, produksi kopi Jatim di tahun 2024 yaitu  81.133 ton,” tegas Khofifah. 

Ia melanjutkan, dengan potensi produksi serta permintaan pasar ekspor yang sangat besar dikatakannya jumlah permintaan pasar masih belum mampu tercukupi.

Karena selama ini pasar ekspor melalui Communal Branding Jatim sebagian besar berasal dari Kopi Kare Madiun, Kopi Wonosalam Jombang dan Kopi Silo Jember. 

Salah satu potensi produksi kopi Jatim yang diandalkan masuk Communal Branding adalah perkebunan kopi di Kabupaten Bondowoso yang terkenal sebagai Republik Kopi. 

Khofifah menyebut produksi kopi di Bondowoso tersebut diyakini dapat membantu memenuhi permintaan pasar ekspor. 

Tidak hanya itu, Gubernur Khofifah juga menyebut bahwa di wilayah Bondowoso telah banyak terdapat industri rumahan pengolahan kopi utamanya untuk processing. 

Seperti di Kampung Arab Bondowoso, di mana produk olahan kopinya sudah ditambahkan jahe dan  rempah-rempah lainnya, karena memang punya pasar tersendiri. 

“Di Bondowoso kita sudah banyak pilot project untuk processing. Karena itu, jika nanti ingin melakukan processing sendiri atau masalah pasar, Insya Allah Pemprov siap memfasilitasi,” tegas Khofifah. *****

Berita Terkini