Hikmah Idul Adha

Khutbah Wada’, “Nasehat Langit” Dari Rasulullah SAW

Editor: Adrianus Adhi
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

GUBERNUR JATIM - Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa dalam satu kesempatan.

Oleh: Khofifah Indar Parawansa

Sebagaimana diketahui khutbah Wada adalah pesan sangat penting dan “nasehat langit” yang disampaikan Rasulullah, sekaligus pesan terakhir beliau sebelum wafat.

Khutbah Wada’ ini sangat monumental dan kini banhyak dibahas menjadi pedoman hidup bagi ummat Islam bila ingin selamat dan mendapat jaminan kehidupan dunia akhirat yang baik.

Relevan dengan kehidupan sekarang, khutbah Wada’ mengingatkan manusia untuk saling menghormati antar suku, antar bangsa tanpa memandang perbedaan ras, warna kulit untuk dunia yang damai.

Khutbah Wada’ sang Rasul Khotamul Anbiya’ wal mursalin ini juga berpesan tentang pentingnya menjauhkan riba, mencegah diri dari berlaku aniaya terhadap orang lain. Pesan ini adalah pesan tentang keadilan dan kesamarataan antar manusia.

Rasulullah Melarang Kedholiman 

Dalam khutbah Wada’ yang menyentuh sanubari itu, Rasulullah SAW juga berpesan tentang larangan melakukan kedholiman kepada orang lain, bila dirinya tak ingin didholimi. 

Sang Uswatun Hasanah tentang hak hak dasar yang oleh ulama disimpulkan sebagai hak asasi manusia atau maqasidus syariah.

Haji Wada atau yang juga dikenal sebagai Hujjat al-wada, merujuk pada haji perpisahan yang dilakukan oleh Nabi Muhammad SAW pada tahun 632 M. Ibadah haji ini merupakan haji terakhir dan satu-satunya yang beliau lakukan dan dianggap sebagai momen penting dalam sejarah Islam.

“Wahai manusia, sesungguhnya darahmu (jiwamu), harta bendamu dan kehormatanmu adalah suci dan haram (dilarang diganggu), sebagaimana suci dan haramnya bulan ini (bulan haji), sampai kamu kelak menghadap Tuhan”.

“Sungguh kamu pasti akan menemui (menghadap) Tuhan, di mana Ia pasti akan menanyakan tentang segala amal perbuatanmu”

Pesan Untuk Memegang Amanah

Beliau juga menekankan pentingnya tanggung jawab dan kehati hatian dalam hidup karena semua ada pertanggungjawabannya sendiri sendiri.

“Maka barangsiapa ada amanat di tangannya, hendaklah disampaikannya kepada orang yang memberikan amanat itu kepadanya”.

Dalam jaman modern ini kata kata amanah, diberlakukan bagi semua profesi dan jabatan. Komitmen, integritas, kejujuran kleihlasan dan tanggung jawab adalah pengejawantahan dari Amanah seperti yang dipesankan Rasulullah SAW. 

Keadilan, kesejahteraan dan keseimbangan hidup akan tejamin dalam masyarakat yang memegang amanah, atau bila dipimpin oleh pemimpin yang amanah penuh tanggung jawab.

Rasulullah SAW Sang Khotamul Anbiya’ Wal Mursalin juga berpesan agar kita tidak memakan uang riba. “Sesungguhnya riba sudah dihapuskan. Tapi kamu akan memperoleh modal saham kamu. Maka janganlah kamu berlaku zalim agar kamu pun tidak dizalimi orang”.

Tak lupa Rasulullah Sang Kekasih Allah yang kita tauladani dan kita anut titahnya ini juga mengkhutbahkan tauhid. Menurut beliau yang paling baik diantara manusia itu akhlaknya, bukan asal usulnya.

“Wahai segenap manusia, sesungguhnya Tuhanmu adalah Esa, dan nenek moyangmu adalah satu. Semua kamu berasal dari Adam, dan Adam berasal dari tanah”.

“Tidak ada keutamaan bagi orang Arab atas orang yang bukan Arab melainkan dengan takwa itulah. Dan jika seorang budak hitam Abyssinia sekalipun menjadi pemimpinmu, dengarkanlah dia dan patuhlah padanya selama ia tetap menegakkan Kitabullah”.

“Wahai manusia, takutlah kepada Allah. Kerjakanlah shalat yang lima waktu, lakukanlah puasa, berhajilah ke Baitullah dan tunaikanlah zakat hartamu dengan sukarela serta patuhlah atas apa yang aku perintahkan. Kamu pasti kelak akan bertemu dengan Tuhanmu”.

Menjunjung Tinggi Harkat Perempuan 

Dalam momentum yang langka dan tidak terulang tersebut Rasulullah SAW juga berpesan untuk menghormati harkat dan martabat perempuan terutama istri dan Ibu.

Saat ini, khutbah mengenai harkat martabat perempuan sangat relevan, bahkan menjadi mainstream arah kebijakan pemerintah dan unsur penting mendidik anak anak, menjadikan bangsa menjadi mulia dan berakhlak, karena Ibu itu madrasatul ula.

Dalam ajaran Islam, posisi perempuan terutama Ibu memegang posisi yang sangat mulia. 

Dalam Islam dan semua agama samawi lainnya, perempuan terutama Ibu dihormati sebagai sosok yang istimewa; memberikan kasih sayang, dukungan, dan pengorbanan demi kebahagiaan keluarga tanpa pamrih dan sepanjang hayatnya.

Dengan memberikan akses yang setara dalam pendidikan, pekerjaan, kesehatan, dan politik, kita sedang membangun fondasi yang kokoh untuk Indonesia yang lebih maju, inklusif, dan berdaya saing global.

Penghormatan kepada perempuan ini merupakan “keharusan asasi” bagi semua ajaran agama dan dianut oleh semua kebudayaan beradab.

Setelah Khutbah Wada’ ini sering diceritakan bahwa Rasulullah SAW  menuju sebuah tempat yang bernama Shakrat. Disana disampaikan ayat Al Qur’an yang baru saja diterima dari Allah Azza wajalla sebagai penutup risalah kenabian.

Dibacakanlah Surat Al Maidah ayat 3 berbunyi “ pada hari ini Aku sempurnakan (kata Allah SWT) Islam sebagai agamamu dan Aku lengkapkan nikmat-Ku dan Aku ridhai bagimu Islam sebagai agamamu”. Itulah penutup khutbah langit beliau.

Semoga kita sekeluarga, sebangsa dan senegara termasuk orang orang yang beriman sampai akhir hayat. Amin ya rabbal alamin

Berita Terkini