Kerajinan Cor Kuningan Jombang Tembus Eropa-Amerika dan Tak Pernah Sepi sejak 1980

AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

KERAJINAN KUNINGAN - Para pekerja sedang menjalankan aktivitas pembuatan kerajinan cor kuningan milik Istono di Dusun Senen Selatan, Desa Mojotisrono, Kecamatan Mojoagung, Kabupaten Jombang, Sabtu (19/4/2025).

SURYA.co.id | JOMBANG - Produksi kerajinan cor Kuningan di Dusun Senen Selatan, Desa Mojotisrono, Kecamatan Mojoagung, Kabupaten Jombang masih eksis dan terus mengirim karyanya ke luar negeri.

Istono (64), pemilik usaha kerajinan cor kuningan UD Ganesa menjelaskan, jika usaha ini merupakan warisan turun temurun dari keluarga. Sudah ada sejak 1980, kerajinan cor Kuningan ini tetap eksis berdiri dan terus memproduksi karya yang tak pernah sepi peminat.

"Ini usaha turun temurun dari keluarga, saya melanjutkan apa yang sudah dibangun oleh keluarga saya terdahulu," ucap Istono, Sabtu (19/4/2025).

Istono melanjutkan, dalam proses pembuatan kerajinan ini ia tidak sendiri. Melainkan di produksi secara massal dalam sekali produksi. Proses pembuatan kerajinan cor Kuningan ini baru bisa diproduksi jika ada konsumen yang memesan.

Dalam sehari, usaha milik Istono bisa memproduksi 150-200 biji kerajinan mulai dari ukuran kecil hinggabesar. Paling banyak dipesan adalah kerajinan cor bentuk arca dan binatang.

"Paling laris itu bentuk arca sama binatang. Dua jenis itu paling banyak yang pesan. Kalau jenis yang bisa dipesan sangat banyak ada ratusan, tapi biasanya pelanggan pasti sudah mengerti apa yang msh dipesan," aku Istono.

Tak main-main, kerajinan cor Kuningan miliknya ini bahkan mengirimkan pesanan sampai ke mancanegara, mulai dari benua Eropa, Asia hingga Amerika. Pihaknya juga rutin memasarkan ke luar negeri setiap 6 bulan dan konsisten dilakukan tergantung pemesanan. Harga yang dijual ke luar negeri pun jauh lebih tinggi 3 kali lipat dari harga biasa.

Harga kerajinan cor Kuningan miliknya ini pun beragam, mulai dari ukuran kecil dengan harga murah yakni Rp 30-50 ribu. Ada pula harga yang menyesuaikan dengan ukuran kerajinan yang dipesan.

Karena kerap mengirim hasil kerajinan ke luar negeri, Istono menanggapi perihal dampak pelemahan rupiah ke usahanya.
Ia menuturkan malah merasa senang, karena ada dampak positif ke usaha yang ia jalankan.

"Jika penilaian mata uang rupiah menurutnya, justru malah saya yang senang karena ini nilai penjualannya di bawah standar sana. Jadi mungkin akan lebih banyak yang laku," ungkapnya.

Ia mencontohkan seperti terjadinya krisis moneter tahun 90-an, dimana produksi kerajinan cor Kuningannya naik daun dan meningkat drastis.

Nilai tukar mata uang rupiah terhadap dolar juga disebut Istono memberikan dampak positif ke industri kerajinan cor Kuningan yang ia jalankan, karena bahan yang ia gunakan tidak dibeli impor.

"Untuk bahan produksi yang kami gunakan itu kami beli dari pengepul rosokan di sekitar Mojoagung. Kami juga mengambil di luar Jombang seperti di Malang, Surabaya, Sidoarjo dan sekitarnya," pungkasnya. (anggit pujie widodo)

 

Berita Terkini