Ada 70 Kasus Selama 2024, Pemkab Kediri Ajak Semua Pihak Cegah Kekerasan Pada Perempuan dan Anak

Penulis: Isya Anshori
Editor: Deddy Humana
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Ilustrasi kekerasan anak dan perempuan

SURYA.CO.ID, KEDIRI - Pemkab Kediri terus berupaya memperkuat upaya pencegahan kekerasan terhadap perempuan dan anak. Hal ini dilakukan menyusul tingginya angka kekerasan yang terjadi sepanjang tahun 2024.

Berdasarkan data dari Dinas Pengendalian Penduduk Keluarga Berencana Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (DP2KBP3A) Kabupaten Kediri, tercatat ada 70 kasus kekerasan yang terjadi pada 2024 lalu.

Dari jumlah tersebut, 52 kasus di antaranya menimpa anak-anak, sementara 18 sisanya melibatkan  perempuan dewasa. 

Angka ini dinilai mengkhawatirkan dan menjadi perhatian serius Pemkab Kediri dalam membangun lingkungan yang aman dan ramah bagi kelompok rentan, khususnya perempuan dan anak.

Kepala DP2KBP3A Kabupaten Kediri, Dr dr Nurwulan Andadari menyebutkan bahwa mayoritas kasus kekerasan yang terjadi merupakan kekerasan seksual. 

Nurwulan menjelaskan pemicu utama kekerasan terhadap anak dan perempuan adalah persoalan ekonomi serta paparan konten pornografi yang mudah diakses melalui perangkat gadget.

"Karena itu, sejauh ini kami terus berupaya menekan angka kekerasan ini melalui pemantauan, pendataan, dan pengawasan kasus-kasus serupa yang sering terjadi di Kabupaten Kediri. Kami juga mengedukasi masyarakat agar setiap kasus dapat diselesaikan dengan bijak," kata Nurwulan, Jumat (18/4/2025).

Dalam upaya menekan angka kekerasan tersebut, DP2KBP3A terus melakukan pemantauan, pendataan, dan penanganan terhadap kasus-kasus kekerasan yang dilaporkan. Edukasi kepada masyarakat juga menjadi langkah strategis utama yang dilakukan dinas terkait.

"Kami aktif melakukan edukasi dan sosialisasi, terutama di tingkat desa melalui kerja sama dengan pemerintah desa dan Tim Penggerak PKK. Termasuk juga PIK-R atau Pusat Informasi dan Konseling Remaja," imbuhnya. 

Selain itu, pendekatan yang dilakukan adalah membentuk forum-forum anak dan perempuan di tingkat kecamatan dan desa. Forum ini berperan sebagai wadah edukasi serta deteksi dini terhadap potensi kekerasan yang terjadi di lingkungan masing-masing.

Nurwulan juga menekankan pentingnya keterlibatan semua pihak, mulai dari orangtua, guru, tokoh masyarakat, hingga lembaga keagamaan, untuk bersinergi dalam menciptakan lingkungan yang aman bagi anak-anak dan perempuan. 

Menurutnya, pendekatan holistik dan berbasis komunitas sangat penting untuk menurunkan angka kekerasan secara signifikan.

Dengan meningkatnya upaya edukasi, pengawasan, dan koordinasi lintas sektor, Pemkab Kediri berharap trend kekerasan terhadap perempuan dan anak dapat ditekan secara signifikan di tahun-tahun mendatang.

"Harapannya, masyarakat lebih sadar dan tanggap terhadap tanda-tanda kekerasan, serta tahu ke mana harus melapor," tambah Nurwulan. *****

Berita Terkini