Laka Mobil Rombongan Umroh

Tabiat Aqib Jemaah Umroh yang Tewas Kecelakaan di Gresik Bersama 6 Keluarga, Pekerja Keras Mau Nikah

Penulis: Muhammad Nurkholis
Editor: Musahadah
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

SHALAT JENAZAH - Ratusan orang mengikuti shalat jenazah sebelum pemakaman Muhammad Aqib dan 6 keluarganya yang kecelakaan di Gresik saat mengantar umroh pada Kamis (10/4/2025). Terungkap tabiat Aqib.

SURYA.CO.ID I GRESIK - Terungkap tabiat Muhammad Aqib (27), korban tewas dalam kecelakaan rombongan umroh VS bus Rajawali Indah di Jalan Raya Duduksampeya, Gresik pada Kamis (10/4/2025). 

Muhammad Aqib adalah jemaah umroh dari Desa Tuwiri Wetan, Kecamatan Merakurak, Kabupaten Tuban yang tengah berangkat menuju ke Bandara Juanda Surabaya. 

Namun, saat melintas di Jalan Raya Duduk Sampeyan, mobil Isuzu Panther nopol DK 1157 FCL yang ditumpanginya tabrakan dengan bus Rajawali Indah. 

Muhammad Aqib tewas bersama 6 penumpang lainnya, yang semuanya adalah keluarga. 

Korban Besar (66) adalah ayah Aqib. 

Baca juga: Sosok Aqib Korban Kecelakaan Rombongan Umroh Vs Bus di Gresik: Diumrohkan Bos, Tewas Bareng Keluarga

Lalu Wiwik Sunarti (43) dan Akhmad Basuki (49) adalah kakak dan iparnya. 

Hafiz Ganda Wiharaja (17) dan Muhammad Al Fatih (3) adalah anak Wiwik Sunarti dan Akhmad Basuki atau keponakan Aqib. 

Dan Lislikah (54) adalah bibi (budhe) dari Aqib dan Wiwik. Ia merupakan adik dari almarhumah Siti Umihanik, istri Besar.

Bagaimana tabiat Aqib selama ini? 

Nur Khozin (56) tetangga korban, mengungkap dalam Aqib dikenal oleh sebagai pribadi yang baik.

"Walaupun ia jarang di rumah karena bekerja di Bali," katanya. 

Sementara menurut Kepala Desa Tuwiri Wetan, Wiji Santoso, mengungkap jika Aqib adalah sosok pekerja keras. 

Keberangkatan Aqib ke tanah suci, karena ia mendapatkan bonus dari bosnya.

“Aqib ini mendapatkan bonus dari bosnya. Selama ini ia bekerja di Bali,” katanya. 

Sementara itu Tasya, kekasih Aqib mengungkap sosok korban yang perhatian. 

Tasya yang sehari-hari bekerja di Surabaya menyebut pertemuan terakhir dengan  korban pada Sabtu (5/4/2025). 

Tasya mengatakan, Aqib sempat menitip pesan sebelum berangkat umrah.

"Terasa jauh tapi dekat sama semoga hidup yang lama," begitu pesan Aqib yang ditirukan Tasya saat ditemui di kamar jenazah RSUD Ibnu Sina Kabupaten Gresik pada Kamis (10/4/2025). 

Tasya mengaku Komunikasi terakhir dengan Aqib pada Kamis pagi.

"Bilang, aku sudah berangkat," kata Tasya menirukan ucapan almarhum Muhammad Aqib.

Komunikasi terakhir itu, menjadi ucapan terakhir Aqib kepadanya.

Hubungan yang sudah terjalin selama satu tahun lamanya, dipisahkan oleh maut.

Pukul 06.00 Wib, handphone Aqib menghubungi Tasya. Sempat tak diangkat. Hingga akhirnya Tasya telepon kembali, namun juga tak diangkat.

"Saya sudah feeling, saya telepon terus tidak diangkat, akhirnya ada yang mengangkat dan baru tahu kecelakaan," katanya.

Usai mendengar kabar calon suaminya kecelakaan, Tasya berangkat berboncengan dengan temannya mengendarai sepeda motor Honda Vario warna hitam.

Dia tiba di jalan raya Duduksampeyan, melihat kendaraan yang terlibat kecelakaan sudah dievakuasi.

Hanya serpihan kaca yang berserakan di pinggir jalan. Bekas tabrakan keras, mobil Panther dengan bus Rajawali Indah.

Tasya mengaku rencananya akan menggelar lamaran dengan Aqib setelah sang kekasih menjalankan ibadah umroh. 

Bahkan rencana pernikahannya sudah direncanakan digelar tahun 2026 mendatang. 

Tasyakuran Sebelum Kejadian

KECELAKAAN MAUT - Foto Kolase. Barang korban kecelakaan maut mobil Panther vs bus Rajawali Indah diamankan Polres Gresik, Kamis (10/4/2025). Laka maut rombongan pengantar umroh ini menewaskan tujuh orang penumpang mobil. (Tangkap Layar Video)

Sebelum berangkat, keluarga Aqib menggelar tasyakuran umroh pada Rabu (9/4/2025) malam. 

Kemudian, pada Kamis (10/4/2025) pagi usai Sholat Subuh, satu keluarga ini berangkat ke Surabaya untuk mengantarkan Aqib.

“Tadi habis subuh berangkatnya,” bebernya.

Salah satu keluarga korban, Sujono mengaku tak mendapatkan firasat apapun sebelum kejadian pilu ini terjadi.

Bahkan keyika Besar mengantarkan nasi berkat ke rumahnya, dia juga tidak punya firasat apapun. 

“Tidak ada firasat apapun,” ujarnya.

Dari kejadian ini Sujono hanya bisa berdoa agar 7 orang keluarganya diberikan tempat terbaik disisi Tuhan, ia juga merasakan kesedihan yang mendalam atas kejadian ini.

“Semoga Khusnul khotimah diampuni dosanya,” pungkasnya.

Diketahui mobil Panther tersebut memuat 7 penumpang, termasuk pengemudinya. Sementara bus terdapat sekitar 15 penumpang.

Seluruh penumpang mobil dinyatakan meninggal dunia. Rencana pergi ke tanah suci berakhir duka.

Salah satu saksi mata Tiyaya menceritakan betapa ngerinya kecelakaan maut tersebut. Mobil Panther DK 1157 FCL oleng menghantam bus Rajawali Indah S-7707-UA yang dikendarai Suwarno, asal Tuban.

Bus berangkat dari arah berlawanan. Ada tujuh orang di dalam mobil, diantaranya, anak kecil. Kecelakaan maut membuat mobil ringsek bagian depan.

"Semuanya meninggal di dalam mobil itu tadi, tumpuk jadi satu, sudah dibawa ke kamar jenazah RSUD Ibnu Sina Gresik," ujarnya.

Kanit Gakkum Satlantas Polres Gresik Ipda Andri Aswoko saat ditemui di lokasi kejadian mengungkapkan, kronologi ngerinya kecelakaan maut tersebut. Semuanya bermula dari ban mobil yang selip.

"Kronologi kejadian bermula saat mobil Panther DK-1157-FCL yang memuat rombongan umrah dari Tuban melaju dari arah barat menuju timur (Lamongan ke Gresik) kemudian ban sebelah kiri selip," ujarnya.

Mobil Panther dikemudikan Akhmad Basuki, 49 tahun, asal Desa Tuwiri Wetan, Kecamatan Merakurak, Tuban tersebut dalam perjalanan ke Surabaya mengantarkan salah satu penumpangnya untuk berangkat menjalankan ibadah umrah.

Mengejar keberangkatan pesawat ke tanah suci. Nahas, setibanya di Jalan Raya Duduksampeyan, kejadian tak terduga merenggutnya nyawa rombongan yang berisi tujuh orang tersebut.

"Saat di TKP Jalan Raya Duduksampeyan, pengemudi mobil Panther hendak mendahului truk dari sisi kiri. Hingga ban mobil sebelah kiri keluar ke bahu jalan," tambah Aswoko.

Nahas, saat hendak naik lagi ke badan jalan ban mobil tersebut selip. Mobil berwarna biru tua itu akhirnya oleng kekanan hingga melewati markah jalan.

"Saat bersamaan dari arah berlawanan (timur ke barat) melaju bus dengan nomor polisi S-7704-UA yang dikemudikan Suwarno, 46 tahun, asal Tuban. Sehingga terjadi kecelakaan," tandasnya.

Akibat benturan keras yang terjadi, mobil Panther dan bus sama-sama mengalami ringsek parah. Tujuh penumpang mobil meninggal dunia, sementara sopir dan kenek bus mengalami patah tulang.

"Empat orang meninggal dunia di TKP, tiga korban sempat kritis dinyatakan meninggal dunia juga. Jadi seluruh penumpang mobil Panther sebanyak tujuh orang meninggal dunia, kami temukan passport," ungkapnya. 

Salah satu saksi mata Tiyaya menambahkan, mobil oleng menghantam bus dari arah berlawanan. Ada tujuh orang di dalam mobil, diantaranya, anak kecil.

Sementara informasi lain menyebut, korban anak kecil berusia sekira 3 dan 5 tahun. 

"Semuanya meninggal di dalam mobil itu tadi, tumpuk jadi satu, sudah dibawa ke kamar jenazah RSUD Ibnu Sina Gresik," tambahnya.

Dari temuan di lokasi terungkap ada koper dan vis umroh ditemukan di dalam mobil. 

Berikut ini daftar korban meninggal dunia penumpang mobil Panther :

1. Muhammad Aqib, 27 tahun, Desa Tuwiri Wetan, Kecamatan Merakurak, Tuban. (Yang berangkat umrah)

2. Besar, 65 tahun, Desa Tuwiri Wetan, Kecamatan Merakurak, Tuban

3. Lislikah, 53 tahun, Desa Tuwiri Wetan, Kecamatan Merakurak, Tuban

4. Wiwik Sunarti, 43 tahun, Desa Tuwiri Wetan, Kecamatan Merakurak, Tuban

5. Akhmad Basuki, 49 tahun, Desa Tuwiri Wetan, Kecamatan Merakurak, Tuban (pengemudi)

6. M. Al Fatih, 3 tahun, Desa Tuwiri Wetan, Kecamatan Merakurak, Tuban

7. Hafiz Gandawiharja, 17 tahun, Desa Tuwiri Wetan, Kecamatan Merakurak, Tuban

Daftar Korban Luka :

1. Khoirul Anam, 22 tahun, asal Bojonegoro, kenek bus

2. Suwarno, 46 tahun, asal Tuban, sopir bus (patah tulang). (willy abraham)

 

 

Berita Terkini