SURYA.CO.ID - Bisa kuliah di Universitas Indonesia (UI) dan mendapatkan beasiswa, tak membuat Wenni Silitonga malu menjalani pekerjaan sebagai tukang parkir.
Wenni hanya berpikir, bagaimana membantu orang tuanya mencari nafkah.
Mahasiswi semester 6 Program Studi Geofisika angkatan 2022 ini merupakan anak pasangan Elisa Agustina (45) dan Saut Silitonga (60), yang sehari-hari juga menjadi tukang parkir.
Orang tua Wenni sudah 20 tahun bekerja sebagai tukang parkir di Jalan Letjen S. Parman, Tebingtinggi.
Gadis 22 tahun ini menceritakan, ia menjadi tukang parkir ketika libur kuliah dan sedang berada di kampung halaman di Tebingtinggi, Sumatera Utara (Sumut).
Alasannya, karena ia tak ingin hanya berdiam diri di rumah.
"Tidak ada rasa malu sebenarnya untuk membantu kedua orang tua," ujar Wenni Silitonga, dikutip dari tayangan iNews.
Ia memilih menjadi tukang parkir di depan sebuah ruko.
Mengenakan rompi oranye khas tukang parkir dan topi, Wenni rela bertarung dengan terik matahari dan polusi.
Ketika tidak ada pengendara yang keluar dan masuk, Wenni sibuk merapikan kendaraan pengunjung yang terpakir.
Baca juga: Kisah Aiptu Sunardi Rela Beri Makan Kucing Jalanan Pakai Uang Pribadi, Habis Rp 1,5 Juta per Bulan
Ia juga menutupi jok-jok motor dengan kardus agar terlindung dari sinar matahari dan rintik hujan.
Semua itu dilakukan dengan ikhlas demi meringankan sekaligus membanggakan orang tuanya.
Menurutnya, meski kuliah dengan beasiswa, namun belum dirasa cukup.
Ia juga ingin membekali penghasilannya untuk orang tuanya.
Sementara Elisa Agustina merasa bangga dengan anaknya.
Elisa menceritakan, awalnya pesimis anak-anaknya bisa menempuh pendidikan tinggi.
Rasa pesimis itu pun hilang setelah Elisa berhasil tembus seleksi UI.
Begitu pula dengan adik Elisa, yang saat ini kuliah Kedokteran Universitas Atmajaya.
Keberhasilan kedua anaknya itu perlahan membawa harapan bagi Elisa Agustina.
Kini Elisa optimis dan berharap agar kelak anaknya tak bernasib serupa dengannya.
“Kami berharap anak kami tak sama nasibnya dengan orangtuanya, kalian harus juara di sekolah, dapat prestasi di mana-mana supaya gampang masuk ke perguruan tinggi negeri, dapat beasiswa”
“Karena dengan kemampuan keuangan kami, kami tidak ada uang untuk menguliahkan anak.”
“Saya berharap supaya anak saya bisa dapat beasiswa, ternyata Tuhan mengabulkan permintaan saya."
"Dia memajukan anak saya, bangga lah saya,” papar Elisa.
===
Kami mengajak Anda untuk bergabung dalam Whatsapp Channel Harian Surya. Melalui Channel Whatsapp ini, Harian Surya akan mengirimkan rekomendasi bacaan menarik Surabaya, Sidoarjo, Gresik, Persebaya dari seluruh daerah di Jawa Timur.
Klik di sini untuk untuk bergabung