Berita Tulungagung

Permintaan Trombosit di PMI Tulungagung Meningkat, Diperkirakan Karena Ledakan Kasus DBD

AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Pertemuan antara pimpinan PKB dan Partai Demokrat Banyuwangi.

SURYA.CO.ID, TULUNGAGUNG - Permintaan trombosit ke Palang Merah Indonesia (PMI) Tulungagung meningkat selama periode Januari-Maret 2024.

Peningkatan ini diperkirakan karena kenaikan angka kasus Demam Berdarah Dengue (DBD) yang terjadi di Tulungagung dan sekitarnya.

Menurut Kepala Unit Donor Darah (UDD) PMI Tulungagung, dr Rukmi, permintaan trombosit juga datang dari Trenggalek, Kediri dan Blitar.

"Biasanya di daerah asalnya kosong, sehingga minta ke kita. Yang seperti itu sudah biasa," ujar dr Rukmi.

Dalam situasi normal, permintaan trombosit sekitar 200 kantong per bulan.

Selain untuk DBD, permintaan trombosit biasa untuk pasien kanker maupun penyakit dalam.

Baca juga: Serangan Demam Berdarah di Tulungagung, 50 Persen Pasien RSUD Campurdarat Adalah Kasus DBD

Data di UDD PMI Tulungagung, permintaan trombosit pada Januari 2024 sebanyak 257 kantong.

Lalu Februari sebanyak 317 kantong, Maret melonjak hingga 429 kantong dan April hingga tanggal 18 sebanyak 221 kantong.

"Lonjakannya cukup besar. Tapi stok aman, semua terlayani," sambung dr Rukmi.

Jumlah pendonor darah rutin di PMI Tulungagung setiap bulan rata-rata 1.900 orang.

Namun sebelum puasa PMI Tulungagung menggenjot stok hingga 1.400 untuk setiap golongan darah.

Darah segar dari pendonor ini bisa bertahan selama 35 hari di lemari penyimpanan.

Langkah ini untuk mengantisipasi bulan Ramadan, karena biasanya terjadi penurunan pendonor.

"Selama puasa kemarin kami fokus melayani yang datang ke UDD, tidak banyak keliling. Kecuali ada permintaan, misalnya dai gereja," jelas dr Rukmi.

Trombosit hanya bisa bertahan selama 5 hari sebelum kadaluarsa.

Halaman
12

Berita Terkini