SURYA.CO.ID - Ledakan mortir di markas tim penjinak bom Detasemen Gegana Satuan Brimob Polda Jatim tak hanya berimbas pada kondisi bangunan di jalan Jalan Raya Gresik nomor 39 Surabaya.
Ledakan yang terjadi berkali-kali itu juga berimbas kepada warga hingga kantor Kecamatan Krembangan yang berada di dekat markas tersebut.
Ledakan kali pertama terjadi pada Senin (4/3/3034) pagi yang membuat warga sekitar langsung berhampuran ke luar.
Lalu, sekira pukul 13.10 WIB muncul suara ledakan lagi hingga mengagetkan sejumlah warga yang sedang berada di Sentra Wisata Kuliner (SWK) Krembangan.
Sesaat setelah terdengar suara ledakan, tiba-tiba muncul kilatan api dari sisi barat markas Gegana.
Baca juga: Cerita Pegawai Kecamatan Krembangan Mendengar 3 Kali Ledakan di Mako Brimob Surabaya
Pedagang dan pengunjung SWK Krembangan saat itu pun langsung berdiri dari tempat duduknya.
Pantauan di lokasi markas Gegana terdapat tiga pintu masuk. Pagar sebelah paling barat hingga sore tertutup terpal dan terpasang garis police line. Di lokasi itulah diduga muncul suara ledakan.
Dua bangunan itu jika tidak tertutup tertutup terpal sebenarnya cukup terlihat dari jalan raya.
Terutama pada bagian atap. Saat ini, kondisi dua bangunan tersebut kacau, banyak genteng yang runtuh.
Ari Widodo, salah seorang warga setempat menjelaskan, dua bangunan itu adalah mess atau tempat tinggal polisi, dan di belakang terdapat masjid. "Tapi di mess itu ada barang-barang apa kok bisa ada ledakan gak tahu," ungkapnya.
Ari mengaku, saat ledakan pertama sempat mendengar. Ia saat itu baru saja mengantar istrinya menunggu mobil jemputan kerja di pinggir jalan dekat markas Gegana. "Untung pas ada ledakan istri saya sudah dijemput," tandasnya.
Kabid Humas Polda Jatim Kombes Pol Dirmanto memberikan penjelasan, ledakan berasal dari sejumlah mortir yang berhasil ditemukan di tengah permukiman masyarakat, beberapa waktu lalu.
Mortir yang meledak itu diketahui berasal dari sisa zaman perang yang belum sempat dimusnahkan (disposal).
Rencananya, lanjut Dirmanto, mortir tersebut akan dimusnahkan pada pekan-pekan ini.
"Sekarang masih proses olah TKP. Semacam mortir temuan sisa perang yang belum sempat didisposal. Rencananya akan didisposal minggu-minggu ini,
Disinggung mengenai adanya korban akibat ledakan tersebut, Dirmanto menegaskan, pihaknya masih melakukan pengecekan dan olah TKP, dibantu oleh Tim Laboratorium Forensik (Labfor) Polda Jatim.
"Masih olah TKP. Tim Labfor meluncur," katanya.
Termasuk disinggung mengenai pemicu ledakan mortir, dan jumlah mortir yang meledak dalam insiden tersebut.
Dirmanto mengaku, pihaknya masih melakukan olah TKP, dan berjanji akan menyampaikan informasi tambahan dalam waktu dekat.
"Masih olah TKP," pungkasnya.
Kantor Kecamatan Krembangan Rusak
Ledakan di markas Brimob juga mengakibatkan kerusakan di kantor Kecamatan Krembangan yang baru satu tahun direnovasi.
Sebagian besar atap-atap ruangan pada bangunan berlantai dua itu banyak yang runtuh.
Lalu, ada sebagaian tembok yang retak. Ditambah kaca jendela pecah.
Lokasi kantor kecamatan dengan markas Gegana itu hanya berjarak sekitar 100 terpisah Jalan Raya Gresik, Surabaya.
Agus Purwanto, petugas kepala seksi pembangunan Kecamatan Krembangan mengatakan, titik yang rusak di antaranya adalah ruang pembangunan, ruang kesra, ruang rapat A, ruang pemerintahan, gedung di lantai II sisi utara.
Sebagaian besar ruangan itu atapnya jebol. Kaca jendela pada aula pecah. Dinding ruang pelayanan pun retak.
Dikatakan Agus, insiden ada mortir meledak di markas Gegana seingatnya terjadi sekira pukul 11. 00 WIB.
Sebagaian besar pegawai kecamatan saat itu sedang sibuk melayani masyarakat mengurus berkas-berkas administrasi. Lalu dari arah selatan terdengar dua kali suara ledakan.
"Ledakan pertama terlalu keras seperti suara letusan roda truk, kejadian roda meletus kan biasa karena di Jalan Gresik setiap hari dilalui tronton. Namun yang kedua itu yang sangat keras sampai membuat bangunan getar kayak ada gempa," sebutnya.
Agus yang merupakan mantan pegawai pemadam kebakaran instingnya mengatakan suara ledakan tersebut bukan dari roda tronton yang meletus.
Ia dari lantai II kemudian keluar dari gedung sambil teriak-teriak agar semua orang mengevakuasi diri dari lokasi tersebut.
Setelah itu, ia lari ke arah jalan melihat asap putih muncul dari pintu markas yang paling barat.
"Lihat asap putih saya mundur melarang orang-orang mendekat, karena asap putih biasanya identik mizue bahan yang mudah meledak dari bahan kimia. Dan setahu saya kalau asap putih itu api sudah sangat panas," ucapnya.
Orang-orang pun dikumpulkan di lapangan kantor kecamatan. Sejumlah ibu-ibu pedagang di Sentra Wisata Kuliner (SWK) Krembangan pun berhamburan keluar. Menurutnya ada ibu-ibu berlari ketakutan ke arah kecamatan sambil menangis.
"Kondisinya saat itu sangat panik sekali.
Khotimah, salah seorang pedagang kuliner SWK Krembangan menceritakan dampak ledakan mortir membuat barang-barang dagangannya dari etalase berjatuhan ke lantai.
Lampu di atas lapaknya pun pecah. Ia pun mengaku saat itu sangat ketakutan lalu berlari menuju Kantor Kecamatan Krembangan.
"Jalan kemudian ditutup sama polisi, lalu ada informasi kalau mortir yang tersimpan di markas Gegana meledak," tandasnya.
Kondisi Terkini Korban Ledakan
Ledakan mortir ini juga mengakibatkan sejumlah orang terluka.
Korban terluka hingga kini masih dirawat di RS Bhayangkara Surabaya.
Korban sempat dibawa menggunakan ambulance Polres Pelabuhan Tanjung Perak dan tiba di Intalasi Gawat Darurat (IGD).
Meski demikian, belum terdapat informasi pasti jumlah korban dari kejadian tersebut.
Dalam pantauan, hingga saat ini terlihat beberapa anggota kepolisian berada di depan IGD.
Informasi menyebutkan, sesaat setelah sampai di IGD korban diangkut menggunakan tempat tidur dorong rumah sakit untuk mendapatkan penanganan medis dari tim dokter.
Kapolda Jatim Irjen Pol Imam Sugianto memastikan tidak ada korban jiwa dalam insiden ledakan tersebut.
"Bahwa hari ini tanggal 4 maret, pukul 10.19 WIB, di Detasemen Gegana Satbrimob Polda Jatim terjadi ledakan," ujarnya pada awak media di Banyuwangi, Senin (4/3/2024) siang.
Mantan Kapolres Gresik itu menjelaskan, ledakan yang terjadi sekitar pukul 10.19 WIB itu, mengakibatkan sebuah ruang kantor, dan sebuah mobil operasional Satbrimob rusak.
"Alhamdulillah, sementara tidak ada korban jiwa. Kerugian materiil, kantor sama 1 mobil yang berisi perlengkapan untuk meledakan jibom," katanya.
Mengenai sumber ledakan, Iman mengungkapkan, ledakan tersebut berasal dari sisa bahan peledak mortir yang disimpan dalam gudang di area markas tersebut.
Ledakan tersebut berasal dari sisa mortir yang dievakuasi dari permukiman warga beberapa waktu lalu.
Rencananya, lanjut Imam, mortir tersebut akan dilakukan pemusnahan (disposal) pada waktu dekat atau beberapa pekan nanti.
"Diduga Ledakan ini berasal dari sisa sisa temuan bahan peledak yang akan dimusnahkan akan disposal," jelasnya.
Imam mengakui, bahwa Tim Jihandak Gegana Satbrimob Polda Jatim belum memiliki gudang yang sesuai untuk melakukan penyimpanan sementara terhadap temuan mortir, sebelum dilakukan pemusnahan.
"Jadi kebetulan di Jibom Gegana Polda Jatim ini kita belum memiliki gudang yang standar. Jadi sisa bahan peledak itu disimpan di sebelah Kantor Detasemen Gegana. Tadi pagi meledak," terangnya.
Hingga kini, Imam menegaskan, pihaknya sedang mengerahkan sejumlah unit jajaran Polda Jatim untuk menyelidiki ledakan tersebut.
Seperti Tim Labfor Polda Jatim, Tim Gegana Satbrimob Polda Jatim, dan Anggota Satreskrim Polres Pelabuhan Tanjung Perak Surabaya.
"Saat ini tim sedang bekerja dari Labfor. Kemudian didampingi Gegana sendiri, sedang olah TKP. Termasuk dibackup oleb Reskrim Polres Pelabuhan Tanjung Perak," katanya.
"Mudah mudahan nanti setelah kita mendapatkan hasil lengkap. Kita akan informasikan kepada rekan-rekan," jelasnya.
Disinggung beredarnya kabar satu orang anggota kepolisian tewas akibat ledakan tersebut. Imam memastikan, kabar tersebut tidak benar.
"Sementara tidak ada. Ini murni kecelakaan, ledakan, yang tidak diduga dari sisa-sisa bahan peledak. Kategori low explosive," pungkasnya.