Surya Militer

Masa Lalu Jenderal Agus Subiyanto Pilu, Ditolak Saat Lamar Security, Kini Jadi Calon Panglima TNI

AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Jenderal Agus Subiyanto. Masa lalunya Pilu, pernah Ditolak Saat Lamar Security.

SURYA.co.id - Jenderal Agus Subiyanto saat ini tengah jadi sorotan karena karier militernya yang sedang bersinar.

Baru beberapa hari dilantik menjadi KSAD menggantikan Jenderal Dudung Abdurachman, karier Jenderal Agus Subiyanto semakin menanjak naik.

Ia menjadi calon Panglima TNI pilihan Presiden Jokowi.

Di balik kariernya yang kini bersinar, Jenderal Agus ternyata memiliki masa lalu yang cukup memilukan.

Melansir dari buku biografi Jenderal Agus Subiyanto bertajuk 'Believe' yang diterbitkan Kompas Penerbit Buku, Ia ternyata pernah mengalami sejumlah kegagalan.

Selepas SMA di Cimindi pada tahun 1986, Agus Subiyanto mengikut tes di Sekolah Calon Bintara Kodam Siliwingi.

Hasilnya dia dinyatakan tidak lulus, tapi direkomendasikan untuk mengikuti Sekolah Calon Perwira tanpa tes.

Baca juga: Jenderal Agus Subiyanto Punya Peluang Paling Besar Jadi Panglima TNI, Ini Analisis Pengamat

Agus sempat memutuskan melamar sebagai satuan pengamanan mal atau security Internusa di Bogor.

"Lamaran saya tak diterima. Beberapa pertokoan lain di Bogor juga menolak," tulis Agus Subiyanto dalam bukunya.

Agus juga melamar dan mengikuti tes hingga tahapan terakhir di lingkungan BUMN, PT PGN (Perusahaan Gas Negara).

Tapi hasilnya, dia juga tak lulus.

Pada 1988 Agus Subiyanto mengikuti tes masuk Akabri dan lolos.

Setelah lulus dari Akabri pada tahun 1991, karier Agus di militer pun dimulai.

Dilansir dari Antara, setelah lulus dari Akmil pada 1991, Agus kemudian masuk kecabangan Infanteri.

Ia memulai kariernya sebagai seorang perwira pertama di lingkungan Korps Baret Merah (Kopassus).

Eks Wakasad tersebut sebelumnya pernah bertugas sebagai Kepala Seksi (Kasi) Operasi Sektor A Grup 3/Pusdikpassus (Pusat Pendidikan Pasukan Khusus).

Selepas itu, ia juga mengemban jabatan sebagai Komandan Batalyon (Danyon) 22/Manggala Yudha Grup 2 Kopassus/Sandi Yudha yang bermarkas di Kartasura, Jawa Tengah.

Selain itu, ia juga pernah menjadi Kepala Penerangan (Kapen) Komando Pasukan Khusus (Kopassus).

Karier militer Agus semakin menanjak saat ia mulai dipercaya untuk mengisi jabatan-jabatan strategis, seperti Komandan Kodim (Dandim) 0735/Surakarta (2009–2011).

Jabatan tersebut diemban Agus di era kepemimpinan Jokowi saat masih menjabat sebagai Wali Kota Surakarta.

Tak berhenti di sana, Agus juga menduduki beberapa jabaran penting lainnya seperti:

  • Wakil Asisten Operasi (Waasops) Kepala Staf Divisi Infanteri 2/Komando Cadangan Strategis TNI AD (Kostrad) pada 2011–2014.
  • Asisten Operasi Kepala Staf Kodam (Kasdam) I/Bukit Barisan (2014–2015).
  • Dosen Madya Sekolah Staf dan Komando TNI AD (Seskoad) pada 2015.
  • Perwira menengah Detasemen Markas Besar TNI AD (2015–2016).
  • Komandan Resimen Induk Kodam (Danrindam) II/Sriwijaya (2016–2017).
  • Perwira tinggi bintang satu saat menjabat Komandan Korem (Danrem) 132/Tadulako (2017–2018).
  • Wakil Komandan Pusat Kesenjataan Infanteri Komando Pembina Doktrin, Pendidikan, dan Latihan TNI AD (Wadanpussenif Kodiklatad) pada 2019–2020.
  • Komandan Resor Militer (Danrem) 061/Surya Kencana pada 2020.

Setelah itu, karier militer Agus terus melesat dan menjadi Komandan Pasukan Pengamanan Presiden (Danpaspampres) pada 2020–2021.

Dengan begitu, ia secara otomatis mendapatkan kenaikan pangkat (naik satu tingkat) menjadi seorang mayor jenderal.

Agus pun menjadi salah seorang perwira TNI yang berada di lingkaran dekat Jokowi sejak dia masih menjadi Wali Kota Surakarta sampai akhirnya Presiden RI.

Dia kemudian lanjut mengemban tugas sebagai Panglima Daerah Militer (Pangdam) III/Siliwangi (2021–2022), dan kemudian menjadi Wakil Kepala Staf TNI AD mendampingi Jenderal Dudung pada 2022–25 Oktober 2023.

Dan akhirnya dilantik menjadi KSAD pada Rabu (25/10/2023).

Dicalonkan Jadi Panglima TNI

Ketua DPR RI Puan Maharani mengaku, pihaknya sudah menerima surat presiden (surpres) soal pergantian Panglima TNI.

Ia mengatakan, Presiden Joko Widodo mengusulkan KSAD Jenderal Agus Subiyanto.

“Nama calon pengganti dari Panglima TNI Laksamana Yudo Margono, nama yang diusulkan oleh Presiden adalah Jenderal TNI Agus Subiyanto yang saat ini menjabat sebagai KSAD,” ujar Puan di Gedung DPR RI, Senayan, Jakarta.

Selanjutnya, DPR bakal melanjutkan surpres tersebut sesuai dengan mekanisme yang berlaku.

Puan menuturkan, pergantian panglima diperlukan karena Yudo Margono bakal memasuki masa pensiun.

“Yang sesuai dengan aturannya yaitu pada tanggal 26 November, sesuai dengan hari kelahiran beliau,” ucapnya.

“Karenanya, memang sesuai dengan Undang-Undang TNI, Presiden harus mengusulkan calon pengganti Panglima TNI kepada DPR,” imbuh dia.

Presiden Joko Widodo menjelaskan alasan dirinya memilih nama Kepala Staf Angkatan Darat (KSAD) Jenderal Agus Subiyanto sebagai calon Panglima Tentara Nasional Indonesia (TNI).

Menurut dia, Agus memenuhi semua kriteria yang diperlukan sebagai panglima meski baru saja dilantik sebagai KSAD pada akhir Oktober lalu.

"Sudah kami sampaikan kurang lebih minggu yang lalu. Ya, pertama kan beliau juga (sebelumnya) Wakil KSAD, kemudian menjadi KSAD," ujar Jokowi saat memberikan keterangan pers di Ibu Kota Nusantara (IKN), Kalimantan Timur pada Rabu (1/11/2023) sebagaimana dilansir dari keterangan resmi.

"Jadi kalau melihat jam terbangnya di teritorial, kemudian di adminstratif, akademis semuanya memenuhi (kriteria) semuanya," lanjutnya.

Presiden kemudian ditanya soal siapakah kandidat pengganti Agus sebagai KSAD.

Menurutnya, dirinya akan menunggu persetujuan di DPR terlebih dulu.

"Ya belum. Satu-satu. Ini kan memperoleh persetujuan dari DPR terlebih dulu. Baru setelah ada persetujuan, baru kita berpikir KSAD yang baru," tambahnya.

>>>Ikuti Berita Lainnya di News Google SURYA.co.id 

Berita Terkini