SURYA.co.id - Inilah sosok Muhammad Labib yang berhasil lulus S2 Unesa dengan IPK sempurna yakni 4,00.
Di balik prestasinya yang luar biasa, Labib ternyata punya segudang kesibukan.
Seperti menjadi asisten dosen (Asdos) hingga melatih bulu tangkis.
Dari ribuan wisudawan Universitas Negeri Surabaya (Unesa), hanya ada beberapa lulusan yang bisa mencetak IPK sempurna.
Salah satu wisudawan Unesa yang berhasil meraih IPK 4,00 adalah Muhammad Labib Siena Ar-Rasy.
Wisudawan dari program pascasarjana prodi S2 Pendidikan Olahraga, Fakultas Ilmu Keolahragaan dan Kesehatan (FIKK) itu meraih IPK 4.
Perolehan itu terasa spesial bagi Labib, sebab selain kuliah, dia aktif sebagai pelatih bulu tangkis dan menjadi asisten dosen.
"Kalau sudah ada target ya. Mau tidak mau, saya harus punya manajemen waktu yang baik, disiplin dan konsisten.
Itu kuncinya sehingga kuliah dan karier kepelatihan saya tetap berjalan," kata Muhammad Labin seperti dikutip dari laman Unesa, Senin (25/9/2023).
Labib mengaku begadang merupakan rutinitasnya.
Dengan begitu, dia bisa punya waktu untuk belajar, mendalami riset, mempersiapkan modul latihan serta materi untuk mengajar.
Selama menjadi mahasiswa pascasarjana, rutinitas Labib setiap hari dimulai dari pagi hari mengikuti kuliah, siang ia menjadi pelatih.
Tidak hanya berhenti disitu, pada malam hari dia mengikuti SRCC dan lapangan anti-doping. Apabila ada waktu senggang, dimanfaatkan untuk belajar dan membaca jurnal.
"Kalau bisa dibilang, gak ada istirahat ya, saya betul-betul menikmatinya. Kalau target kita tinggi, usahanya kan harus aple to aple dengan tujuan kita.
Saya percaya itu. Hasil yang bagus tidak lahir dari proses yang biasa-biasa saja," beber putra Jombang, lulusan S1 Pendidikan Keolahragaan Unesa ini.
Labib mengungkapkan motivasinya untuk melanjutkan kuliah S2 datang dari orangtuanya.
Awalnya, usai lulus sarjana, dia berencana istirahat sejenak sambil fokus menjadi pelatih dan mencari beasiswa. Namun, orangtua mendorongnya untuk segera mendaftar.
Dia percaya, di balik restu orangtua ada jalan untuk segala ikhtiar. Labib lulus S-2 tepat dua tahun dengan tesis berjudul "Pengaruh Latihan Tuck Jump dan Double Leg Run dengan Squat Jump dan Double Leg Hop terhadap Kecepatan, Kelincahan dan Power Otot Tungka".
Pasutri Jadi Guru Besar Unesa Bersamaan
Sebelumnya, Pasangan suami istri yang merupakan dosen Universitas Negeri Surabaya (Unesa) dikukuhkan menjadi guru besar secara bersamaan di Gedung Rektorat Unesa, Rabu (27/9/2023).
Pasangan tersebut yaitu Prof Dr Rita Ismawati SPd MKes, Guru Besar dalam Bidang Pengembangan Produk Pangan Fungsional bersama suaminya Prof Dr Drs Muhaji ST MT, Guru Besar dalam Bidang Teknologi Pembakaran dan Bahan Bakar.
Profesor Muhaji sejak kecil dikenal sebagai anak yang cerdas yang selalu meraih predikat juara pertama di setiap jenjang sekolahnya.
Meskipun sempat terhalang melanjutkan studi selama lima setengah tahun ketika lulus dari sekolah dasar.
Cita-cita yang kuat untuk melanjutkan studi, membuatnya bekerja keras bisa sekolah dijenjang SMP, SMA hingga akhirnya bisa menyelesaikan studi Program Studi S1 Pendidikan Teknik Mesin Otomotif di Fakultas Pendidikan Teknologi dan Kejuruan IKIP Surabaya tahun 1991 dan menjadi lulusan tercepat dengan nilai terbaik di tingkat fakultas.
Di sela-sela meniti karier, tahun 1994 Ia bertemu dengan Prof Rita dan melakukan banyak riset bersama istri tercintanya tersebut.
"Kami saling berkolaborasi, istri memikirkan pengembangan produk, saya mikir bikin alatnya. Kami studi S2 bersamaan, S3 duluan istri. Saat ngambil data S3 itu, istri selalu mendampingi saya karena data pembakaran baru bisa saya ambil diatas jam 11 malam,"kenang pria kelahiran Tulungagung, 13 September 1961 ini.
Seusai menuntaskan program doctoral (S3)di jurusan teknik mesin Universitas Brawijaya di tahun 2016, ia dan istri terus melaksanakan kolaborasi dalam bidang penelitian dan pengabdian kepada masyarakat hingga tercipta sejumlah alat.
Mulai dari mesin penghancur udang, mesin pencetak terasi, mesin pemeras kelapa, mesin pencetak alen-alen, mesin pengaduk jeladren jumbrek, mesin pengiris minyak dan masih banyak lainnya.
"Jadi istri yang mengembangkan produk pangan bergizi dan saya merancang alat yang efektif untuk proses pengolahannya,"ujar lulusan ITS Program Studi teknologi energi tahun 2001 ini.
Tak hanya riset, dalam bidang pengabdian pada masyarakat, pada masa pandemi Covid-19 lalu, mereka berhasil membagikan crackes daun kelor untuk para tenaga kesehatan sebagai upaya meningkatkan imun.
Profesor Muhaji memiliki minat penelitian di bidang konversi energi yaitu bahan bakar terbarukan (biodisel dan bioetanol).
Ia banyak meneliti bahan bakar terbarukan (biodiesel untuk campuran bahan bakar motor diesel) dari biji jarak, biji kapuk randu, biji kapas, biji bunga matahari, kelapa sawit, biji jambu mente, minyak jelantah dsb.
Bahan bakar (bioetanol untuk campuran bahan bakar motor bensin) dari bonggol pisang, kulit pisang, ketela pohon, dedek, umbi sente, umbi walur, buah tomat dsb.
Selain itu juga membimbing skripsi mahasiswa teknik mesin dan bidang bahan bakar terbarukan.
Berkat kiprahnya menekuni pada bahan bakar terbarukan sejak tahun 2011-2022, ia dikukuhkan menjadi Guru Besar dalam bidang Teknologi Pembakaran dan Bahan Bakar.
Sementara itu, Prof Rita, dikukuhkan sebagai Guru Besar dalam Bidang Ilmu Pengembangan Produk Pangan Fungsional.
"Suami itu kerja keras, tekun dan tawakal. Ini jadi bekal mewujudkan cita-cita bersama sampai bisa dikukuhkan bersama," ujar wanita kelahiran 11 Juli 1969 ini.
Prof Rita menuntaskan pendidikan tingginya di dua rumpun ilmu berbeda, S1 program studi Pendidikan Tata Boga IKIP Surabaya, S2 Gizi Kesehatan Masyarakat Unair dan S3 ilmu Kedokteran dengan minat Gizi Masyarakat Universitas Airlangga Surabaya dengan mendapat beasiswa.
Dalam perjalanan karirnya, Professor Rita berhasil menggabungkan ilmu boga dan ilmu gizi untuk mengembangkan pangan lokal menjadi produk fungsional, utamanya daun kelor menjadi berbagai produk seperti yoghurt, crackers/biskuit, kembang goyang dan lain-lain.
Ia juga mendapatkan beasiswa 'Sandwich-like' di University of Queensland saat menempuh S3, juga mendapat kesempatan mengikuti short term training on lesson study (STOLS) di Jepang.
>>>Ikuti Berita Lainnya di News Google SURYA.co.id