SURYA.CO.ID - Terungkap rekam jejak DE, karyawan PT KAI terduga teroris yang ditangkap Densus 88 di rumahnya, di Jalan Raya Bulak Sentul, RT 07 RW 027, Harapan Jaya, Bekasi Utara, pada Senin (14/8/2023) pukul 13.17 WIB.
Teryata, sebelum ditangkap Densus 88 karena diduga sedang menyusun rencana teror, DE pernah berbaiat kepada Islamic State of Iraq and Syria (ISIS).
DE juga ternyata pengikut Mujahidin Indonesia Barat (MIB).
Dari penangkapan dan penggeledahan yang dilakukan Densus 88 di rumahnya, polisi mendapati senjata api berbagai jenis lengkap dengan ratusan amunisi.
Selain itu ditemukan bendera berlambang ISIS dan buku-buku yang terkait ajaran terorisme.
Baca juga: TARGET TEROR Karyawan PT KAI Terduga Teroris: Mako Brimob dan Markas TNI, Sudah Di-profiling
Berikut rekam jejak DE selengkapnya:
1. Pendukung MIB
Juru Bicara Densus 88 AT Polri Kombes Aswin Siregar menjelaskan, DE mulai bergabung ke kelompok teror MIB tahun 2010.
Saat itu MIB dipimpin WM yang sudah ditangkap beberapa waktu lalu. .
“Pertama, dia bergabung dengan MIB di Bandung menjadi jamaah WM yang sudah ditangkap itu," katanya.
Tetapi, tak lama setelah penangkapan WM, kelompok MIB bubar.
2. Berbaiat ke ISIS
Tahun 2014, DE menyatakan baiat tunduk kepada amir ISIS.
Aswin menjelaskan, sejak menjadi pengikut ISIS, DE aktif dalam melakukan propaganda lewat media sosialnya.
Menurut Aswin, sejumlah akun media sosial DE juga ada yang pernah diblokir oleh Facebook dan YouTube.
“(Akunnya diblokir) Karena diduga mempropaganda aksi terorisme. Namun, yang bersangkutan seperti yang lainnya berganti akun lagi. Kemudian, dia mem-posting lagi dan lebih privat belakangan ini,” ujar Aswin.
Aswin mengungkapkan, selama tiga minggu ke belakang, DE semakin terlihat untuk menyebarkan ajakan untuk melakukan aksi terorisme dari media sosialnya.
Menurut Aswin, DE menyebarkan pesan-pesan propaganda dengan menggunakan timer message sehingga ketika pesan dibuka penerima akan langsung hilang dari server atau jaringan.
“Ini sedang kita dalami postingan-postingannya atau private message itu dikirim ke siapa saja,” katanya.
Pelaku DE juga tercatat masuk dalam grup Telegram BEL4J4R PEDUL1 MUH4J1R. Grup khusus ini bertujuan menggalang dana mengatasnamakan APM oleh YUSHA.
Di grup khusus ini, pelaku DE sebagai admin dan pembuat beberapa channel Telegram, yakni Arsip Film Dokumenter dan Breaking News.
Breaking News, ungkap Kombes Aswin, merupakan channel update teror global yang sudah diterjemahkan dalam bahasa Indonesia.
3. Kumpulkan senjata
Selain itu, DE juga melakukan pelatihan serta mulai mengumpulkan peralatan-peralatan untuk melakukan aksi.
Penyidik Densus 88 Antiteror kemudian mendapati beragam senjata api dari pistol hingga laras panjang di rumahnya di Bekasi.
Selain itu, penyidik Densus 88 Antiteror turut menyita boks berisi ratusan amunisi bentuknya peluru tajam dan bendera khas ISIS warna hitam.
Sementara di luar itu ada buku-buku karya Wahabi yang ikut disita. Salah satunya buku pegangan pelaku teror Supri, penjahit di Boyolali, yang belum lama ditangkap.
Buku yang sama juga ditemukan saat penyidik Densus 88 Antiteror menggeledah rumah pelaku DE.
4. Latihan Tembak di Gunung Geulis
Langkah pelaku DE mempersiapkan amaliyah cukup terukur. Dia mempersiapkan diri dengan i'dad atau latihan berupa mengasah kemampuan menembak.
DE mengaku berlatih rutin menembak dua bulan sekali di Gunung Geulis, Kabupaten Bogor, menggunakan pistol Baikal Makarov buatan Rusia dengan peluru 9 milimeter.
"Saat ini saya masih tahap i'dad (latihan, red). Saya melakukan i'dad di Gunung Geulis sebanyak 2 bulan sekali. Saya melakukan i'dad selama 6 jam," ucap pelaku DE.
5. Targetkan Mabes Polri
Dalam konferensi pers, Aswin mengatakan bahwa DE berencana untuk melakukan serang ke Mabes Polri dan Markas TNI.
“Memiliki rencana atau niatan untuk melakukan aksi kembali ke Mako Brimob yang di Kelapa Dua dan Mako Brimob yang di Jawa Barat,” ucap Aswin dalam konferensi pers di Mabes Polri, Jakarta, Selasa (15/8/2023), melansir Kompas.com.
“Juga terhadap beberapa markas tentara (TNI) yang sudah dikenali atau ditandai di-profiling oleh yang bersangkutan,” sambungnya.
Aswin menyebut, DE diduga bekerja seorang diri.
“Ini adalah seseorang yang tidak seutuhnya masuk dalam jaringan penuh, karena sudah bubar. Kemudian, dia bermain sendiri dengan kemampuannya sendiri. Kemudian, mengumpulkan segini banyak bahan-bahan atau alat-alat yang akan digunakan untuk persiapan yang dipicu oleh ideologi radikal tersebut,” kata Aswin.
Meski begitu, Aswin mengatakan, pihaknya akan melakukan penyidikan untuk mendalami keterkaitan DE dengan pihak lainnya.
Termasuk soal keterlibatannya dalam jaringan kelompok teror yang pernah diikuti.
Apalagi, DE kedapatan menyimpan sebanyak 16 senjata api (senpi) di dalam rumahnya.
“Saya kira itu menjadi bahan bagi penyidikan kita. Kita masih mendalami keterkaitan yang bersangkutan sebagaimana biasa dengan kelompok-kelompok teror,” ujar Aswin.
“Ini kita akan runut balik ke belakang, ke masa-masa awal rekrut yang bersangkutan sampai dengan pengembangan dia menjadi seperti ini, akan banyak yang akan kita kembangkan lagi tapi semuanya masih dalam konteks penyidikan,” katanya lagi.
Pengakuan Mertua
Keluarga terduga teroris berinisial DE di Bekasi tahunya puluhan senjata yang berada di dalam rumah untuk jualan online.
Hal ini dikatakan Septa Sefriani (41) tetangga di Perumahan Pesona Anggrek Harapan, RT 07 RW 27, Harapan Jaya, Kecamatan Bekasi Utara, Kota Bekasi.
Septa bersama ibu-ibu tetangga sekitar sudah mendatangi kediaman DE usai Densus 88 melakukan penangkapan dan penggeledahan pada Senin (14/8/2023).
Tujuan tetangga mendatangi rumah DE sekedar memberikan bantuan berupa makanan, mengingat istri DE sedang hamil tua serta terdapat dua anak perempuan yang masih balita.
Saat mendatangi kediaman DE, terdapat istri, dua anak perempuan serta ibu mertua yang masih bertahan tinggal di rumah tersebut.
Septa sempat berbincang dengan keluarga, mereka mengaku sama sekali tidak mengetahui aktivitas DE dalam jaringan teroris.
"Disampaikan sama ibunya tadi ‘kami sih enggak tahu menahu karena memang menantu saya jualan online’, tapi enggak tahu juga jualan apa," kata Septa menceritakan perbincangan dengan keluarga DE.
Saat berbincang dengan keluarga DE, sang istri tidak banyak bicara. Hanya mertuanya saja yang meladeni warga yang masuk ke dalam rumah untuk memberikan bantuan makanan.
Kediaman Terduga teroris DE di Perumahan Pesona Anggrek Harapan Bekasi Utara, Selasa (15/8/2023).
Septa tidak tahu secara pasti, apakah sang istri mengetahui suaminya menyimpan belasan senjata api dan ratusan butir peluru.
Jika dilihat dari jumlahnya, sangat tidak mungkin keluarga serumah tidak mengetahui DE menyimpan senjata api dalam jumlah banyak.
"Otomatis mungkin tahu ya, cuman kan mereka tidak terlibat kali," ujar Septa.
Sebagian artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Berbaiat ke MIB dan ISIS, Karyawan KAI Tersangka Teroris Diduga Lakukan Aksi Sendiri"