SURYA.CO.ID, LAMONGAN - Tim Kesehatan Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan (Disnakeswan) Lamongan yang diterjunkan untuk memeriksa hewan kurban sampai H+1 Idul Adha, tidak menemukan hewan kurban yang terjangkit penyakit
Sebanyak 73 tenaga kesehatan terdiri dari medik veteriner (dokter hewan) sebanyak 33 orang dan 40 Mantri Hewan atau paramedik veteriner, telah melakukan pengecekan pada hewan-hewan kurban. Para tenaga kesehatan itu disebar 54 lapak penjual hewan kurban, 18 oasar hewan dan di 113 kandang peternak.
"Kita juga melibatkan pelajar dan mahasiswa Universitas Brawijaya," kata Sekretaris Disnakeswan Lamongan, drh Rahendra saat dikonfirmasi SURYA, Rabu (28/6/2023).
Dari ratusan tempat yang dikunjungi petugas kesehatan Disnakeswan, tidak ditemukan hewan kurban yang terjangkit penyakit, baik PMK (penyakit mulut dan kuku) maupun LSD (Lumpy Skin Disease). Tidak ada yang kena penyakit alias nihil, tetapi yang bermasalah ada.
Contoh masalah itu adalah beberapa ekor sapi tidak memakai eartag yang digunakan untuk mengidentifikasi ternak domestik dan riwayatnya. "Padahal sapi itu sudah divaksin, tetapi pemiliknya tidak mau memasang eartag. Itu seharusnya dipasang di telinga," kata Rahendra.
Kasus lainnya adalah hewan kurban yang ditawarkan ada yang belum berumur sesuai ketentuan syariat, sapi seharusnya minimal umur 2, 5 tahun, dan kambing 1, 5 tahun.
Temuan lainnya, adanya hewan kurban yang dibeli dari luar Lamongan dan belum divaksin. "Kita eksekusi dan langsung divaksin kemudian dikarantina," tandasnya.
Temuan itu langsung disampaikan kepada peternak, termasuk yang menjual di lapak-lapak untuk dipisahkan dan dianjurkan dijual di luar jadwal Idul Adha. Itu dilakukan agar jangan sampai pembeli kecewa karena tidak memenuhi syariat.
Sampai sejauh ini sudah total 1.836 ekor sapi yang diperiksa di Lamongan, sedangkan populasi kambing lebih banyak lagi. Sampai H + 3 Idul Adha, para petugas akan terus memantau keluar masuk hewan kurban di Lamongan.
Sedangkan mana peternak dan penjual harus mengedepankan kejujuran untuk urusan jual beli ternak, maupun hewan kurban. "Meski Lamongan zero penyakit PMK dan LSD, pengawasan ketat tetap diberlakukan," pungkasnya. *****