SURYA.CO.ID, MALANG - Peternak sapi di Kota Malang cukup was-was jelang Idul Adha karena sejumlah warga lebih memilih kambing.
Kurniawan Hutomo (26), seorang peternak di Sanan berpendapat, ada beberapa faktor calon pembeli hewan kurban lebih tertarik membeli kambing daripada sapi.
Di antaranya, dampak pandemi Covid-19 pada 2020 hingga 2021.
Kemudian, wabah Penyakit Mulut dan Kuku (PMK) pada 2022.
"Mungkin pembeli khawatir, juga kambing itu lebih efisien, kalau sapi sekarang penyembelihannya susah, tempatnya juga tidak semua masjid bisa menampung," kata Kurniawan pada Selasa (6/6/2023).
Lebih lanjut, dikatakannya, harga sapi pedaging siap potong yang dijualnya sekitar Rp 28 juta - Rp 33 juta setiap ekor.
Harga tersebut meningkat 40 persen dibandingkan tahun lalu.
Penjualan sapi menjelang Idul Adha 2023 ini dikatakannya mengalami peningkatan dibanding pada 2022 lalu.
Tetapi, peningkatan penjualan belum sepenuhnya normal.
Kurniawan mengatakan, para peternak tidak menggantungkan penjualan sapi saat momen Idul Adha saja.
"Jadi kami tidak bergantung pada momen Idul Adha, tetap mengirim ke pedagang pasar sehingga stoknya tetap stabil," katanya.
Di tempat terpisah, Kepala Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian Kota Malang, Slamet Husnan mengatakan pihaknya telah melatih 50 takmir masjid yang tersebar di Kota Malang untuk pelaksanaan diseminasi pemeriksaan Ante Mortem (sebelum dipotong) dan Post Mortem (sesudah dipotong).
Dipaparkan Slamet, pemeriksaan ante mortem adalah pemeriksaan kesehatan hewan dan unggas potong sebelum disembelih.
Maksud pemeriksaan ante mortem adalah agar ternak yang akan dipotong hanyalah ternak sehat, normal dan memenuhi syarat. Sebaliknya, ternak yang sakit sebaiknya tidak dipotong.
Tujuan pemeriksaan ante-mortem agar daging dan jeroan yang akan dikonsumsi masyarakat adalah daging yang benar-benar sehat dan berkualitas.
Khusus untuk pemotongan ternak sapi dan kambing, domba, selain kondisinya harus sehat dan normal, juga harus memenuhi syarat tertentu.
Dipenuhinya syarat disini dimaksudkan agar ternak sapi yang akan dipotong agar tidak melanggar peraturan yang telah ditentukan oleh pemerintah.
Pemeriksaan ante mortem hewan kurban dapat dilaksanakan di tempat penampungan hewan, maupun tempat tempat pemasaran hewan qurban lainnya
"Sudah kami beri pelatihan kepada 50 orang takmir masjid di lima kecamatan, pada tanggal 31 Mei 2023 di Hotel Montana 2 ada materi dan praktek pemeriksaan," ujarnya.
Dispangtan juga akan melakukan pemeriksaan hewan kurban di tempat-tempat penjualan.
Rencananya, pemeriksaan tersebut akan dilakukan pada 26 hingga 28 Juni 2023.
"Hari H -1 sampai H +3 (Hari Tasrik) pemeriksaan Ante mortem di masjid-masjid, musholla dan tempat penyembelihan lainnya. Petugas pemeriksaan adalah dokter hewan, paramedik veteriner, penyuluh dan pegawai di Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian," ungkapnya.
Sejumlah mahasiswa juga diinformasikan dilibatkan dalam kegiatan itu. Slamet mengatakan, mahasiswa dan dosen dari Fakultas Kedokteran Hewan Universitas Brawijaya sejumlah 200 orang.
BACA BERITA SURYA.CO.ID DI GOOGLE NEWS LAINNYA