SURYA.co.id - Meski Presiden Jokowi telah resmi memilih Laksaman Yudo Margono sebagai Panglima TNI selanjutnya, ternyata analisis pengamat berkata lain.
Founder Indonesia Strategic and Defence Studies (ISDS) Edna Caroline Pattisina menyebut bahwa KASAD Jenderal Dudung Abdurachman masih berpeluang menjadi Panglima TNI.
Namun tentunya setelah Laksamana Yudo Margono menjabat.
Edna menilai sangat mungkin jika akhirnya terpilih, Yudo Margono tak akan menjadi Panglima TNI sampai masa pensiunnya berlangsung, yakni akhir November 2023.
Ia menyamakannya dengan masa kepemimpinan Gatot Nurmantyo.
“Kaya zaman Pak Gatot, kan beberapa bulan sebelum dia pensiun sudah dicopot,” ujar Edna, Kamis (1/12/2022).
Seperti dilansir dari Kompas.com dalam artikel 'Setelah Yudo Margono, KSAD Dudung dan Pangkostrad Maruli Dinilai Berpotensi Jadi Panglima TNI'.
Menurutnya, sangat mungkin Presiden Joko Widodo (Jokowi) mengganti Yudo Margono seperti ketika mencopot Jenderal (Purn) Gatot Nurmantyo pada 8 Desember 2017.
Padahal, Gatot Nurmantyo baru pensiun pada 13 Maret 2018.
Dalam pandangan Edna, skenario ini membuka peluang Dudung Abdurachman untuk menjadi Panglima TNI.
Sehingga kursi KSAD kosong dan dapat diisi oleh Maruli Simanjuntak.
Kemudian, Maruli berpotensi menjadi Panglima TNI saat Pemilihan Presiden (Pilpres), Februari 2024 berlangsung.
“Dengan demikian yang sekarang jadi Pangkostrad bisa jadi KSAD, dan nanti Februari (2024) dia jadi Panglima TNI,” kata Edna.
Diketahui, Yudo Margono menjadi calon tunggal Panglima TNI untuk menggantikan Jenderal Andika Perkasa yang bakal pensiun 21 Desember 2022.
Hari ini, Jumat (2/12/2022), Yudo Margono akan menjalani uji kelayakan dan kepatutan atau fit and proper test oleh Komisi I DPR.
Ketua Komisi I DPR Meutya Hafid menyampaikan fit and proper test bakal berlangsung sejak pukul 13.30 WIB.
Ekspresi Jenderal Dudung
Sebelumnya, ekspresi KASAD Jenderal Dudung Abdurachman saat ditanya soal Presiden Jokowi memilih Laksamana Yudo Margono jadi calon Panglima TNI, ramai jadi sorotan.
Seperti diketahui, baik Jenderal Dudung maupun Laksamana Yudo sama-sama memenuhi kriteria menjadi Panglima TNI menggantikan Jenderal Andika Perkasa.
Namun, Presiden Jokowi cuma mengajukan satu nama ke DPR yakni Laksamana Yudo Margono.
Saat ditemui seusai acara rapat tahunan Bank Indonesia di Jakarta Convention Center, Rabu (30/11/2022), Yudo hanya tersenyum dan mengacungkan jempol ke arah wartawan yang berebut bertanya kepadanya.
Selain Yudo, terlihat pula KASAD Jenderal Dudung Abdurachman yang hadir di acara tersebut.
Setali tiga uang dengan Yudo, Dudung hanya tersenyum dan mengacungkan jempol saat ditanya mengenai keputusan Presiden Jokowi menunjuk Yudo sebagai calon panglima TNI.
Seperti dilansir dari Kompas.com dalam artikel 'KSAD Dudung dan KSAL Yudo Kompak Acungkan Jempol Saat Ditanya soal Calon Panglima TNI'.
Sementara itu, Jokowi kembali menekankan bahwa keputusannya memilih Yudo sebagai penerus Andika didasari oleh rotasi antarmatra di TNI.
"Yang paling ini (utama) rotasi matra selain yang ada yang lain-lainnya," kata Jokowi.
Jenderal Andika Perkasa Sepakat Yudo Margono Jadi Panglima TNI
Sementara itu, Jenderal Andika Perkasa ternyata menunjukkan sinyal atau pertanda bahwa ia sepakat Laksamana Yudo Margono jadi Panglima TNI selanjutnya.
Hal ini berdasarkan analisis Co-Founder Indonesia Strategic and Defence Studies (ISDS) Edna Caroline Pattisina.
Menurut Edna, sinyal tersebut yakni kedekatan Jenderal Andika Perkasa dan Laksamana Yudo Margono yang kerap ditunjukkan ke publik selama ini.
Kedekatan itu sedikit banyak membuat Presiden Jokowi memilih Yudo sebagai calon Panglima TNI.
Apalagi, hubungan Kepala Staf Angkatan Darat (KSAD) Dudung Abdurachman dengan Andika dikabarkan sempat renggang.
“Yang menarik memang hubungan Pak Yudo dan Pak Andika relatif lebih baik kayaknya dari pada Pak Andika dan Pak Dudung,” ujar Edna dalam program Gaspol! di YouTube Kompas.com, Selasa (29/11/2022).
Seperti dilansir dari Kompas.com dalam artikel 'KSAL Yudo Margono Disebut Kantongi Restu Andika Perkasa untuk Maju Jadi Calon Panglima TNI'.
Menurut Edna, Yudo kerap muncul di muka publik karena sering menemani Andika dalam berbagai kesempatan.
“Kayak di Garuda Shield yang eksis Angkatan Laut, yang muncul Pak Yudo,” katanya.
Ia menduga hubungan baik itu membuat Andika merekomendasikan pada Jokowi siapa figur yang layak menggantikannya.
“Jadi make sense saja Pak Jokowi pasti tanya ke Pak Andika kan, menurut Panglima TNI siapa nih (yang menggantikannya),” sebut dia.
Sebelumnya, Presiden Joko Widodo (Jokowi) telah resmi memilih KASAL Laksamana Yudo Margono sebagai calon tunggal Panglima TNI.
Hal ini terungkap setelah Surat Presiden (Surpres) yang dikirimkan Presiden Jokowi ke DPR RI dibacakan oleh Puan Maharani hari ini, Senin (28/11/2022).
Dengan demikian, Laksamana Yudo Margono bakal menjalani uji kelayakan sebelum akhirnya diputuskan menggantikan jabatan Jenderal Andika Perkasa.
Alasan Jokowi Pilih Yudo
Hal ini sesuai Surat Presiden (Surpres) yang dikirimkan Joko Widodo (Jokowi) ke DPR RI, Senin (28/11/2022).
"Nama yang diusulkan oleh Presiden untuk menggantikan Panglima TNI Jenderal Andika Perkasa SE.MA.Msc adalah Laksamana TNI Yudo Margono SE.MM, Kepala Staf Angkatan Laut atau KSAL yang menjabat saat ini," ungkap Ketua DPR RI, Puan Maharani, di Gedung DPR RI, Senayan, Jakarta, Senin (28/11/2022).
Terkait pemilihan Yudo Margono sebagai calon Panglima TNI, Menteri Sekretariat Negara (Mensesneg), Pratikno, membeberkan alasannya.
Menurut Pratikno, alasan Jokowi menunjuk Yudo Margono jadi calon Panglima TNI agar terjadi rotasi matra.
“Ya bisa jadi salah satu pertimbangannya. Saya kira itu salah satu pertimbangannya,” ungkap Pratikno ditemui di Gedung DPR RI, Senayan, Jakarta, Senin.
Seperti dilansir dari Tribunnews.com dalam artikel 'Alasan Jokowi Tunjuk KSAL Yudo Margono Jadi Calon Panglima TNI, Rotasi Matra Jadi Pertimbangan'.
Kendati demikian, Pratikno menilai sosok Yudo Margono sudah memenuhi kriteria sebagai calon Panglima TNI.
Satu diantaranya merujuk Undang-undang (UU) Nomor 34 Tahun 2004 tentan TNI.
Dalam UU tersebut, syarat menjadi Panglima TNI adalah sedang menduduki atau pernah menjabat sebagai kepala staf angkatan.
“Kalau semua (kriteria) kan sudah memenuhi syarat semuanya,” ujar Pratikno.
“Dalam hal ini Pak Presiden memilih calon dari KSAL. Itu saja,” tuturnya.
Dengan dipilihnya Yudo Margono sebagai calon Panglima TNI, ini berarti ia akan segera menjalani uji kepatutan dan kelayakan (fit and proper test) dengan Komisi I DPR RI.
>>>Ikuti Berita Lainnya di News Google SURYA.co.id