SURYA.CO.ID, MALANG - Presiden Klub Arema FC, Gilang Widya Pramana meradang. Pasalnya ia dinilai netizen tak serius berperan dalam usut tuntas tragedi Kanjuruhan yang digaungkan suporter.
Hal ini menyusul pernyataan Arema FC terkait transformasi dan perbaikan sepak bola Indonesia.
Padahal, Persebaya dan Persis Solo telah mendesak PSSI untuk menggelar Kongres Luar Biasa (KLB) dengan mengirim surat ke PSSI dan PT LIB.
Menanggapi tanggapan netizen, Gilang akhirnya curhat.
Ia mengatakan, beragam usaha sudah ia lakukan untuk membantu para korban, termasuk soal usut tuntas kasus ini.
"Dalam hidup selalu ada masa-masa senang dan ada juga masa-masa kelam. Berduka dan meratapi kesedihan, itu seharusnya. Apalagi kalau menyangkut orang-orang yang kita cintai. Sejak hari pertama sampai hari ini, saya dalam kapasitas pribadi berusaha membantu sekuat tenaga, pikiran dan dana untuk para korban tragedi Kanjuruan dan keluarganya. Semua saya lakukan karena keprihatinan luar biasa melihat banyaknya korban yang tidak seharusnya terjadi," kata Gilang, Selasa (25/10/2022).
Tak jarang netizen menilai Gilang tetap bepergian keluar negeri pasca tragedi Kanjuruhan yang menewaskan 135 suporter.
Padahal, menurut Gilang, ia keluar negeri untuk bekerja dan dari hasil bisnisnya itu untuk menyokong keberlangsungan 'hidup' Arema FC.
"Beberapa orang menganggap saya tidak peduli dengan tragedi Kanjuruan, menuduh saya tidak berduka hanya karena saya masih melakukan bisnis dan pekerjaan saya. Perlu dipahami, bahwa menjadi Presiden Arema FC merupakan pilihan pribadi. Saya adalah Aremania dan sepak bola adalah passion saya. Tetapi saya juga memiliki bisnis-bisnis yang harus terus saya kelola. Dari bisnis itulah saya bisa mendukung Arema FC, meningkatkan fasilitas dan kesejahteraan pemain. Perlu dipahami tidak ada keuntungan finansial dari Arema yang saya nikmati," lanjutnya.
Lebih lanjut pria yang dikenal sebagai Crazy Rich Malang itu menuturkan, ia tak tinggal diam dan menunggu kelanjutan semua pihak dalam mengusut kasus yang terjadi usai pertandingan Derbi Jatim, Arema FC kalah 2-3 melawan Persebaya Surabaya itu.
"Ada juga yang menuntut saya untuk mengusut tuntas apa yang terjadi. Pernyataan saya sudah tegas, saya mendukung segala upaya untuk mengusut tuntas tragedi Kanjuruan. Sudah ada TGIPF, sudah ada proses hukum yang sedang berjalan. Saya juga ingin tragedi ini menjadi terang benderang sehingga bisa menjadi pembelajaran bagi dunia persepakbolaan. Saya juga mendukung penuh semua proses transformasi dan perbaikan sepak bola nasional agar ke depan sepak bola Indonesia menjadi lebih baik," terangnya.
"Tragedi Kanjuruhan adalah lembaran kelam bagi Arema FC dan Aremania. Kita semua berduka, saya berduka. Mari kita jadikan pelajaran agar tidak ada lagi nyawa yang hilang karena sepak bola," tutupnya.