SURYA.CO.ID, PASURUAN - Kenaikan harga impor kedelai di beberapa wilayah di Indonesia berimbas pada aktivitas para pembuat tahu dan tempe di Pasuruan.
Sejumlah pembuat tahu dan tempe di Pasuruan mengeluhkan kenaikan harga bahan baku utama pembuatan tahu dan tempe tersebut.
Pembuat tempe di Desa Pacarkeling, Fadilah tidak mengetahui penyebab kenaikan kedelai impor ini.
Dia menyebut kenaikan ini sudah terjadi hampir dua bulan terakhir.
Kenaikan harga kedelai tersebut membuat omzetnya menurun drastis.
"Kami tidak mungkin menaikkan harga jual tempe. Sudah banyak yang menjadi langganan di tempat saya. Kalau harga tempe naik, saya berrisiko kehilangan pelanggan," kata Fadilah kepada SURYA.CO.ID, Minggu (3/1/2021).
Fadilah butuh kedelai mencapai 1 ton per perkan.
Karena kenaikan harga kedelai sangat signifikan, Fadilah hanya membeli setengah ton untuk kebutuhan seminggu.
"Saya harus mensiasatinya. Kalau tidak, saya yang merugi. Saya terpaksa mengurangi produksi agar tetap bisa bertahan di tengah pandemi," jelas dia.
Fadilah mengungkapkan Dulu harga kedelai tidak sampai Rp 8.000/Kg.
Tapi, sekarang harganya sudah Rp 9.050/Kg.
Sementara itu, pembuat tahu, Khoirur Roziki mengaku terpaksa memperkecil ukuran tahu buatannya.
"Daripada menaikkan harga jual, lebih baik saya mengecilkan ukuran tahu. Tapi, tetap proporsional dan layak jual," kata Roziki.