SURYA.co.id | SURABAYA - Polisi sedang mendalami dugaan pelecehan seksual yang diterima gadis Gresik selaku korban penculikan dan penyekapan yang dilakukan pria Madura
Usut punya usut, hasil penyidikan Polrestabes Surabaya, pelaku menculik dan menyekap korban karena sakit hati setelah cintanya diputus di tengah jalan.
Dia lalu mengajak dua temannya untuk menculik dan menyekap mantan pacarnya itu di sebuah rumah temannya di Desa Guluk-guluk, Sumenep, Madura, Jawa Timur.
Di saat penyekapan itu, korban ditengarai disetubuhi oleh pelaku bernama Ibrahim (29).
Menurut pengakuan WNP kepada polisi, dia sempat berkali-kali mengalami kekerasan verbal sejak masuk ke dalam mobil hingga sampai di tempat penyekapannya.
"Korban alami kekerasan verbal.
Diancam sejak masuk ke mobil hingga berada dalam penyekapan," kata Kasat Reskrim Polrestabes Surabaya, AKBP Sudamiran, Selasa (11/8/2020).
Meski belum jelas menerima perlakuan kasar atau tidak, kepada polisi WNP mengaku sempat dilecehkan dengan diminta berhubungan badan sebanyak tiga kali.
Namun, untuk kepastiannya, polisi masih mendalami hal tersebut.
"Dugaan ada pelecehan seksual.
Masih kami dalami," tambahnya.
Interogasi korban menyebut, ia dipaksa tiga kali untuk berhubungan seksual dengan ancaman tak akan dipulangkan sebelum menuruti kemauan Ibrahim.
Di dalam kamar, WNP tetap mendapat layanan makan meski dalam pengawasan ketat Ibrahim dan pelaku lainnya.
Sementara itu, Ibrahim mengaku tak sampai hati menyiksa WNP yang begitu dicintainya.
"Saya tidak tega menyakitinya karena masih begitu mencintainya," aku Ibrahim
WNP saat ini tengah jalani pemeriksaan visum untuk membuktikan dugaan tindak pidana lainnya yang dilakukan oleh para pelaku, meskipun secara fisik, polisi menyebut korban dalam keadaan sehat.
Tak terima diputus sepihak
Motif pria bernama Ibrahim (29) warga Guluk-Guluk Sumenep, Madura nekat menculik WNP (23) warga Ngampel, Balongpanggang, Gresik dipicu sakit hati.
Ibrahim tak terima diputuskan tanpa sebab oleh WNP, mantan kekasih yang pernah berhubungan selama lima tahun jelang pertunangan mereka.
Karena itu, Ibrahim kemudian merencanakan penculikan WNP di tempat kerjanya di Graha Family Blok YY Surabaya, Senin (4/8/2020) sore.
Dalam aksinya, Ibrahim tak sendiri. Ia mengajak, Hakim (40), Zainudin (30) warga satu desa Ibrahim dan seorang lainnya yakni MQ alias KUD yang kini masih DPO.
Kepada polisi, Ibrahim mengaku nekat menculik WNP untuk sebuah pengakuan akan rasa cintanya.
Ibrahim yang semula diputus tanpa alasan, tak pernah diberi kesempatan menjelaskan dan mencari jawaban atas keputusan mantan kekasihnya itu.
"Saya masih sangat cinta sama dia. Jadi sudah tidak berpikir lagi bagaimana caranya. Saya minta ketemu dia tidak pernah digubris. Bahkan setelah dia minta putus itu sudah tidak komunikasi lagi," kata Ibrahim.
Lebih lanjut, Ibrahim yang sudah lima tahun menjalin asmara dengan WNP sudah terlanjur yakin akan berujung pada kursi pelaminan.
Ia pun telah mengabarkan ke keluarga, kerabat dan teman - temannya akan segera menikahi gadis pujaan hatinya itu.
"Sudah mau tunangan, tapi ada lockdown ini jadi terpaksa diundur. Pas ditengah jalan itu rencananya dibatalkan sama dia (korban) dan memilih putus tanpa sebab," lanjutnya.
Rasa malu bercampur marah membuat akal sehat Ibrahim hilang.
Saat melakukan aksinya, tiga rekan Ibrahim memiliki peran masing-masing.
Zain, mengemudikan mobil, sementara Hakim berjaga di bangku belakang mobil sambil memegangi korban bersama Ibrahim.
Sementara MQ, bertugas membawa motor korban dari kantornya menuju Sumenep, Madura.
Beruntung, berbekal laporan keluarga korban, polisi segera melacak keberadaan korban dan pelaku.
Korban dapat diselamatkan, dan tiga pelaku juga berhasil diringkus di sebuah rumah di Guluk-Guluk, Sumenep, Madura, Senin (10/8/2020) pagi.
"Saat kami datang ke lokasi, kami berhasil temukan korban disekap di dalam sebuah kamar rumah milik seorang warga. Kaminjuga berhasil menangkapntiga dari empat pelaku terkait penculikan dan penyekapan ini," kata Kasat Reskrim Polrestabes Surabaya, AKBP Sudamiran, Selasa (11/8/2020).