SURYA.co.id | GRESIK – Nasib kurang beruntung dialami Abdul Jalil (48), seorang driver ojek online (ojol) di Gresik.
Meski asli warga Gresik, Abdul Jalil luput dari bantuan dampak covid-19 dari pemerintah.
Akibat pendapatannya menurun drastis di masa pandemi ini dia terpaksa tidur di warung kopi untuk mencukupi kebutuhan keluarganya.
Warga Desa Tenggor, Kecamatan Balongpanggang bahkan mengaku untuk biaya sekolah anaknya untuk masuk SMA Rp Rp 1.625 ribu belum ada persiapan.
"Selama Covid-19 pendapatan menurun drastis hanya cukup untuk makan," ungkap Jalil, Minggu (7/4/2020).
Pekerjaan sebagai jasa ojek online ia tekuni sejak 2018, sebab tidak ada pekerjaan lain, sawah pun tidak memiliki.
Menurut Jalil, pendapatannya turun drastis selama pandemi covid-19, sebab masyarakat dianjurkan bekerja di dalam rumah dan berdiam diri di rumah untuk mencegah penyebaran covid-19.
“Akhirnya, selama beberapa bulan ini pendapatan hanya cukup untuk makan sehari. Terkadang untuk beli bensin sudah tidak cukup. Ya pendapatan sekitar Rp 10.000 sampai Rp 15.000 sehari,” kata Jalil, yang mempunyai dua anak.
Bahkan untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari, Jalil terpaksa harus tidur di warung kopi dan baru pulang jika sudah ada kebutuhan untuk keluarga.
Dia mengungkapkan untuk memenuhi biaya sekolah anaknya yang akan masuk SMA Rp 1.625 ribu juga belum ada.
“Terpaksa harus bilang kepada guru untuk mengangsurnya,” imbuhnya.
Jalil mengaku saat pandemi covid-19 ini dirinya tidak dapat bantuan dari program jaring pengaman sosial (JPS) dan program bantuan lainnya.
“Sembako juga tidak dapat dan bantuan uang juga tidak dapat,” pungkasnya.