SURYA.CO.ID, TULUNGAGUNG - Dengan hati-hati, Dinda Arum Fatimah Zatul Husada (22) meletakkan pernak-pernik di dalam sebuah pigura tiga dimensi.
Setiap bagian ditata dengan sangat teliti, sesuai dengan desain artistik yang sudah dibuatnya.
Mahasiswi semester akhir STKIP PGRI Tulungagung ini adalah pembuat sketch popup frame 3D.
Ketrampilan ide dan daya kreasinya menjadikan foto-foto yang biasa menjadi lebih hidup dan artistik di dalam pigura yang digarapnya.
Meski masih skala rumahan, Dinda telah melayani pesanan dari berbagai wilayah di Indonesia.
Yang paling jauh dari Papua, sementara yang banyak dari Jawa Barat dan Jakarta.
“Lokal Tulungagung juga ada. Tapi yang banyak memang dari luar kota,” ujar Dinda, saat ditemui di rumahnya, di Desa Serut, Kecamatan Boyolangu.
Gadis cantik kelahiran 19 Agustus ini berkisah, usaha ini dibuat tanpa sengaja.
Awalnya Dinda punya hobi membuat foto polaroid.
Pada semester dua, dia diminta temannya mengaplikasikan hasil fotonya ke dalam pigura tiga dimensi.
“Iseng-iseng saya unggah di Instagram. Ternyata banyak yang suka,” kenang Dinda.
Kini Dinda menerima pesanan lewat akun Instagram miliknya, giften.id.
Mahasiswi Pendidikan Teknik Informasi ini biasanya menerima order setiap hari Sabtu.
Dalam satu minggu ia bisa mendapatkan 15-20 pesanan.
“Kalau ramai bisa sampai 35 per minggu. Jadi semua pesanan dikumpulkan pada hari Sabtu, tapi sebelumnya sudah saling komunikasi,” tuturnya.
Mekanisme pemesanan, biasanya calon konsumen mengirimkan foto yang ingin dipakai lewat email atau Whatsapp.
Dinda kemudian minta tolong temannya untuk mengolah foto itu menjadi efek polaroid.
Foto kemudian diaplikasikan ke dalam desain, dan dikirim balik ke pemesan.
Jika sudah disepakati, kemudian dilakukan pelunasan dan Dinda mulai mengerjakan pesanan.
Biasa pelunasan termasuk ongkos kirim (ongkor) untuk mengirimkan produk yang sudah jadi ke pemesan.
Dulung dari tiga bersaudara ini sering dibantu dua adiknya dalam proses pengerjaan.
“Kalau sudah fix order, saya total semuanya dan bayar di muka buar tidak merugikan,” ucap Dinda.
Pop up sketch karya Dinda banyak diminati untuk aneka kenang-kenangan.
Ada yang memesan untuk ulang tahun, cindera mata ke atasan, annyversary, ada pula sekedar untuk hiasan dinding.
Dengan usahanya ini, Dinda bisa menghasilkan Rp 2.000.000 hingga Rp 3.000.000 per bulan.
Sebagai mahasiswi, Dinda sudah bisa hidup mandiri dengan penghasilannya ini.
Termasuk memenuhi semua kebutuhan kuliahnya sendiri.
Satu-satunya kendala baginya adalah kesulitan mendapatkan pigura 3 dimensi.
“Dulu saya harus beli di Malang. Sekarang di Tulungagung sudah ada, tapi desainnya lebih sulit dikerjakan dan harganya juga lebih mahal,” terang Dinda.
Harga yang dipatok dari yang paling sederhana, Rp 30.000 hingga Rp 190.000.
Harga tergantung dari desain serta jumlah wajah yang dijadikan sketsa.
Untuk foto satu wajah dikenakan Rp 140.000, jika dua wajah menjadi Rp 190.000.
Saat mulai terjadi pandemi virus corona, Dinda sempat mengira usahanya akan ikut terdampak.
Namun ternyata pesanan dan para konsumen tetap lancar, tidak terpengaruh sama sekali.
Berkat ketekunannya, banyak dari pemesan yang akhirnya menjadi langganan tetap.
“Pelanggan ini yang rutin order sampai sekarang (di saat pandemi). Alhamdulillah, tidak terpengeruh pandemi sama sekali,” pungkas Dinda.