SURYA.co.id | SURABAYA - Selain pohon markisa, warga RT 8 RW 9 Kembang Kuning I Kelurahan Darmo Surabaya membudidayakan ikan lele.
Ukurannya pun terbilang besar, panjangnya bisa mencapai 30 cm. Setiap hari, lele-lele tersebut diberi pakan tiga kali sehari.
"Lele ini termasuk aquaponik. Kami mulai membudidayakannya sejak 2019. Lele ini kami besarkan sendiri, anakannya dibeli dari daerah Gunung Sari," ungkap Wiji Sulistiono, Ketua RW 9 Kelurahan Darmo, Rabu (5/2/2020).
Awalnya, ia melanjutkan, warga membudidayakan ikan mujaer. Hanya saya, pembesarannya dirasa terlalu lama. Oleh karena itu, warga beralih ke ikan lele.
"Kalau lele ini setidaknya butuh waktu satu bulan sampai besar. Warga boleh ambil kalau misalnya ingin masak," Wiji mengungkapkan.
Untuk merawatnya, ia tidak menemukan kesulitan yang berarti. Yang penting, sirkulasi air harus terjaga.
"Kalau sirkulasinya buruk, airnya gampang bau. Untuk makannya cukup tiga kali sehari. Merawatnya sama sekali tidak susah. Tidak perlu keahlian khusus," ungkap Wiji.
Ke depan, ia menuturkan, ingin mengembangkan budidaya tersebut. Wiji mengaku yang menjadi kendala sampai saat ini yakni belum ada tempat strategis untuk pembibitan.
"Rencana memang saya bikinkan kolam yang besar untuk tempat lelenya supaya enak. Kalau dihitung setidaknya sekarang sudah ada sekitar 50 lele," paparnya.
Anita Rahmalinda, Ketua RT 8 RW 9 Kembang Kuning I Surabaya menyampaikan, warga senang dengan budidaya ikan lele tersebut.
"Kalau kerja bakti, misalnya, bisa langsung panen ikannya. Kalau ada acara kumpul-kumpul, ikannya langsung diambil terus dimasak," katanya.
Sebelumnya, ia melanjutkan, warga juga beberapa kali berinovasi membuat produk olahan lele. Mulai dari nugget, pentol, sampai kerupuk rambak.
"Beberapa kali kami mencoba mengolah untuk menemukan produk yang pas. Saya berharap ke depannya budidaya ini bisa dikembangkan lebih baik lagi," pungkasnya.