SURYA.co.id | GRESIK - 5 orang dari 7 pendaftar bakal calon bupati dan bakal calon wakil bupati (bacabup-bacawabup) yang lolos verifikasi administrasi bergantian beradu konsep perubahan dalam membangun Gresik.
Selain itu mereka juga memaparkan visi-misi terbuka yang diusung.
Pemaparan visi dan misi secara terbuka tersebut dilaksanakan di kantor DPD Partai NasDem Gresik, Minggu (03/11/2019) kemarin.
Mantan Bupati Bojonegoro sekaligus pengurus DPP Nasdem, Dr Suyoto M Si yang didapuk sebagai panelis didampingi pengurus DPW NasDem Jatim Iwan Zunaih atau Gus Iwan.
“Ada 7 pendaftar yang kita undang memaparkan visi dan misi. Tapi, Ahmad Nurhamim (ketua DPD Golkar Gresik) secara resmi berkirim surat tak bisa hadir karena ada rapat di DPD Golkar Jatim. Sedangkan Pak A Nadir (ketua DPC PPP Gresik), menyatakan siap hadir, tapi tak kunjung hadir. Kita serahkan kebijakan DPP,” ungkap Sekretaris Bappilu DPD Partai Nasdem Gresik, Hasanudin Farid.
Kelima orang yang memaparkan visi misi adalah mantan Ketua DPRD Gresik sekaligus mantan Ketua DPC PKB Gresik, Ir Ahmad Nadlir, Ketua DPC FSPSI Gresik Ali Muklasin, Direktur BUMD Pariwisata Malang Muhammad Nuh, Bendahara DPD Nasdem Gresik Tri Putro Utomo dan pengusaha sarang walet Effendi Noor.
Mereka diberi waktu lima menit untuk memaparkan visi-misi. Setelah itu, panelis melemparkan tiga pertanyaan. Masing-masing bacabup diberi waktu sebanyak 2 menit saja.
Pertanyaan tersebut Di antaranya tentang pengentasan miskin di Kabupaten Gresik, tenaga kerja, kualitas udara.
"Kabupaten Gresik merupakan penopang Ibu Kota Surabaya bersama Sidoarjo dan Mojokerto. Dari daerah itu, angka kemiskinan tertinggi di Kabupaten Gresik. Bagaimana pengentasan secara revolusioner?,” tanya Kang Yoto, sapaan akrab Suyoto.
Sementara Gus Iwan mempertanyakan strategi yang akan dilakukan untuk peningkatan mutu pendidikan di Kabupaten Gresik.
“Isu pendidikan tak berimbang, sudah viral termasuk biaya pendidikan yang mahal. Padahal, ada permasalahan lainnya yakni pendidikan bermutu. Bagaimana stateginya?,” tanya Gus Iwan.
Mereka diminta menjawab secara berebut, dengan waktu yang terbatas.
Nadlir yang langsung menjawab pertanyaan dari panelis tersebut, langsung menyodorkan konsep efesiensi birokrasi sekaligus mengkoneksikan birokrasi hingga di tingkat pemerintahan desa.
Menurutnya, ada missing link antara birokrasi di Pemkab Gresik dengan birokrasi di pemerintahan desa.
“Permasalahan utama ada di desa. Apalagi, ada dana desa (DD) maupun alokasi dana desa (ADD). Ini perlu ada sambungan sehingga pembangunan di desa juga menyambung dengan pemerintah daerah. Ini yang belum terasa,” jawabnya.
Jika birokrasi tersambung, maka angka kemiskinan bisa dikurangi dengan keaktifan pemerintah desa di mana keluarga miskin sebagai keluarga penerima manfaat (KPM) ketika sudah mampu maka secepatnya dicoret datanya.
"Harus tegas, mohon maaf anda sudah mampu dicoret dari KPM PKH," tegas mantan Ketua DPRD Gresik itu.
Sementara itu, Ali Mukhsin memberikan konsep perusahaan wajib mempekerjakan masyarakat sekitar. Selain itu, perusahaan harus ramah lingkungan dengan menyiapkan lahan terbuka hijau di lingkungan perusahaan. Pengalaman tersebut diperoleh ketika study banding ke luar negeri.
“Di Osaka, Jepang meskipun perusahaan sangat banyak, tetapi sangat ramah lingkungan. Banyak sekali pepohonan yang meneduhkan. Makanya, perusahaan di Gresik harus seperti itu,”ujar dia.
Tri Putro Utomo menawarkan gagasan jalan desa (JPD) akan dijadikan jalan kabupaten sehingga Pemkab Gresik bisa intervensi melakukan perbaikan. Selain itu, perusahaan juga diajak untuk membangun bersama.
"Pemkab bisa langsung memperbaiki jalan. Nanti bisa ada jalan tembusan. Ekonomi akan lebih hidup," tegas Tri.
Kemudian, Muhammad Nuh justru mengaku konsentrasi pada kebutuhan air di Gresik. Termasuk memperbaiki baku mutu air PDAM Giri Tirta yang sangat rendah.
Menurutnya, air PDAM Giri Tirta hanya digodok dan dikonsumsi akan membahayakan kesehatan. Karena, belum layak setelah saya uji di laboratorium.
“Air dari PDAM akan saya prioritaskan dengan membangun water treatment,”pungkas pria asli Bawean ini.