Berita Surabaya

Sopir Mikrolet Surabaya Langsung 'Curhat' Begini saat Tahu Penumpangnya Ternyata Menhub Budi Karya

Editor: irwan sy
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Suasana di dalam mikrolet saat Menhub Budi Karya mengobrol bersama sopir mikrolet Surabaya M Yusuf

Laporan Wartawan TribunJatim.com, Luhur Pambudi

SURYA.co.id | SURABAYA - Menteri Perhubungan RI, Budi Karya Sumadi, penasaran dengan kondisi transportasi konvensional di Surabaya.

Sebelum menghadiri acara sosialisasi Safety Driving yang dihelat di Terminal Purabaya, Senin (4/2/2019), Budi menyempatkan diri naik mikrolet dari Jalan A Yani untuk menuju lokasi acara di Terminal Purabaya.

Pukul 13.15 WIB, di sisi Timur bahu Jalan Frontage A Yani atau tepat di depan JX Internasional, Budi Karya Sumadi berdiri tegak menghadap utara sembari menebar pandangan sepanjang jalan.

Tampak dari kejauhan, sebuah mikrolet didominasi warna kuning bernopol W 7053 UW mendekat dengan laju kecepatan yang makin melambat.

Mengetahui mikrolet itu semakin mendekat ke arahnya, tak disangka Budi langsung melambaikan tangannya untuk memberi tanda, bahwa dirinya akan menumpang.

2 Pelajar SMA Berhubungan Intim di Tempat Terbuka Tersebar di WhatsApp (WA), Pemeran Terlacak

Syarat Prabowo Menangi Pilpres 2019 Menurut Pakar Feng Shui: Prabowo Juga Punya Hoki

Pencuri Emas di Mojokerto Terekam CCTV, Identitas Pelaku Diketahui Berkat Toko Terapkan Sistem ini

VIDEO & FOTO-FOTO Seksi Della Perez, Adik Jupe Terseret Prostitusi Online, Link Video Lagu Viral

VIRAL HP (Ponsel) Meledak dan Robek Wajah Pegawai Pemprov Riau, Ini Kronologi dan Videonya

Mikrolet itu akhirnya berhenti, tanpa banyak cakap layaknya penumpang mikrolet pada umumnya, Budi Karya Sumadi spontan naik begitu saja di kursi depan sebelah sopir yang bernama M Yusuf.

Awalnya, M Yusuf tak tahu tentang sosok si penumpang baru yang duduk di sampingnya itu.

Yusuf mengira pria berkaca mata yang mengenakan setelan kemeja putih lengan panjang dan mengenakan topi hitam itu adalah penumpang biasa yang hendak diantarkan ke suatu tempat.

Namun setelah seorang Staff Kementrian RI yang turut naik mikrolet dan duduk di bangku penumpang tepat di belakangnya berbisik, bahwa pria itu adalah Menteri Perhubungan RI, sontak sikap tubuh M Yusuf langsung berubah menjadi lebih tegap saat mengendarai mikroletnya.

"Ya kaget saya kan sedang membawa penumpang dari Wonokromo kok ada menteri," katanya pada TribunJatim.com (grup surya.co.id).

Saat duduk di bangku penumpang bersebelahan langsung dengan M Yusuf, Budi Karya Sumadi tanpa rasa sungkan melontarkan berbagai macam pertanyaan pada M Yusuf.

Mulai dari kondisi angkutan yang dikemudikan M Yusuf, jumlah setoran tiap harinya, kendala dan kesulitan saat mencari penumpang.

Bahkan Budi Karya Sumadi tak segan bertanya perihal kehidupan pribadi M Yusuf layaknya seorang sahabat yang bercakap-cakap tentang apa saja tanpa sekat.

Obrolan demi obrolan diantara keduanya mengalir begitu seru.

Menteri Perhubungan, Budi Karya Sumadi berbincang dengan penumpang bus jurusan Malang saat melakukan sidak kesiapan angkutan lebaran di Terminal Purabaya, Bungurasih, Sidoarjo, Sabtu (9/6). (surya/ahmad zaimul haq)

TribunJatim.com bersama beberapa penumpang yang lebih dulu naik ke mikrolet hanya bisa berdiam diri memperhatikan dua orang yang duduk di bangku mobil paling depan bercakap-cakap dan bercanda dengan asyiknya.

Meskipun M Yusuf harus tetap fokus mengatur kemudinya, ia tak keberatan menjawab satu persatu pertanyaan serius yang terselip di antara lelucon yang sesekali dilontarkan Budi Karya Sumadi.

Beberapa kali dalam obrolannya dengan Menteri Perhubungan RI itu, M Yusuf mengaku memberanikan diri untuk sedikit menyampaikan keluh kesah yang dialaminya sekaligus teman-temannya sesama pengemudi.

"Tadi saya minta subsidi sparepart, oli, bahan bakar, kalau bisa mikrolet dijadikan angkut penumpang anak sekolah khusus," lanjut M Yusuf.

Ngobrol selama perjalanan menuju Terminal Purabaya menumpang mikrolet yang dikemudikan M Yusuf, diakui Budi, semakin membuatnya paham kondisi saat ini mode transportasi konvensional.

Transportasi konvensional beberapa waktu belakang, tak dipungkiri Budi Karya Sumadi, tengah menghadapi fase genting.

Lantaran bermunculan inovasi transportasi online.

"Keluhan yang disampaikan dia adalah pendapatan menurun karena persaingan," kata Budi Karya.

Persaingan yang dihadapi oleh pengemudi transportasi konvensional melawan mode transportasi online, menurutnya, masih wajar.

Pasalnya, segala jenis profesi atau pekerjaan yang ada di negara ini ternyata mengalami fase persaingan yang sama.

"Secara makro semua jenis pekerjaan mengalami gejala persaingan," lanjutnya.

Untuk menyiasati permasalahan yang dihadapi oleh para pengemudi transportasi konvensional seperti yang dikeluhkan M Yusuf dan supir angkot yang ada di seluruh pelosok negeri, Budi akan terus mendorong para sopir untuk berani menghadapi dinamika dan tantangan persaingan yang dihadapi oleh pengemudi transportasi konvensional.

Caranya, mengajak para sopir transportasi konvensional menampilkan hal lebih, sebagai daya tawar kepada penumpang, agar mendongkrak pendapatan.

"Caranya ya itu, kami ajak mereka berani hadapi persaingan. Agar senantiasa mengemudi yang aman, kendaraan selalu bersih, pakaian selalu bersih biar sedap dipandang," tandasnya. (*)

Simak video:

Berita Terkini